Sabtu, 19 Mei 2012

Pengobatan Epilepsi

Pengobatan epilepsi harus dijalankan dengan penuh kesabaran dan ketekunan, karena memang prosesnya yang tidak berjalan dalam kurun waktu yang singkat. Penyakit Epilepsi adalah merupakan sebuah sindrom kumpulan gejala yang ditandai oleh kejang yang terjadi secara berulang-ulang. Diagnosa ditegakkan bila seseorang mengalami paling tidak dua kali kejang tanpa penyebab.(Jastremski, 1988) Demikian pengertian epilepsi secara medis dalam postingan sebelumnya.

Karena dalam postingan tersebut banyak ditanyakan bagaimana dengan pengobatan epilepsi dan juga pencegahan epilepsi maka kali ini Blog Keperawatan akan mencoba sharing kembali mengenai bagaimana tips cara mencegah kambuhnya penyakit epilepsi ini bisa dilakukan.

Sebelum kita menginjak kepada pengobatan perawatan epilepsi ini maka kita akan sedikit mengenal akan pemeriksaan diagnostik yang akan membantu dalam menegakkan diagnosa penyakit epilepsi ini.

Jenis pemeriksaan epilepsi secara medis dengan menggunakan peralatan medis yang canggih dan modern tersebut diantaranya yaitu :
  1. EEG (electroencephalogram). Pemeriksaan EEG ini adalah sebuah pemeriksaan gelombang otak untuk meneliti ketidaknormalan gelombang. Pemeriksaan ini tidak dianjurkan untuk dilakukan pada kejang demam yang baru terjadi sekali tanpa adanya defisit (kelainan) neurologis. Tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa EEG yang dilakukan saat kejang demam atau segera setelahnya atau sebulan setelahnya dapat memprediksi akan timbulnya kejang tanpa demam di masa yang akan datang. Walaupun dapat diperoleh gambaran gelombang yang abnormal setelah kejang demam, gambaran tersebut tidak bersifat prediktif terhadap risiko berulangnya kejang demam atau risiko epilepsi.
  2. Neuroimaging. Yang termasuk dalam pemeriksaan neuroimaging antara lain adalah CT-scan dan MRI kepala. Pemeriksaan ini tidak dianjurkan pada kejang demam yang baru terjadi untuk pertama kalinya.
  3. Magnetik resonance imaging (MRI)
  4. CT Scan. CT Scan ini untuk mendeteksi lesi pada otak, fokal abnormal, serebrovaskuler abnormal, gangguan degeneratif serebral.
  5. Pemeriksaan laboratorium. Yang diperiksa dalam pemeriksaan laboratorium ini adalah pemeriksaan darah rutin, kadar elektrolit, kalsium, fosfor, magnesium, atau gula darah tidak rutin dilakukan pada kejang demam pertama. Pemeriksaan laboratorium harus ditujukan untuk mencari sumber demam, bukan sekedar sebagai pemeriksaan rutin
  6. Pemeriksaan kimia darah : hipoglikemia, meningkatnya BUN, kadar alkohol darah.
Selanjutnya melangkah ke point utamanya yaitu mengenai pengobatan penyakit epilepsi adalah salah satu jenis pengobatan yang memerlukan jangka waktu yang lama. Pasien akan diberikan obat antikonvulsan untuk mengatasi kejang sesuai dengan jenis serangan. Penggunaan obat dalam waktu yang lama biasanya akan menyebabkan masalah dalam kepatuhan minum obat (compliance) serta beberapa efek samping yang mungkin timbul seperti pertumbuhan gusi, mengantuk, hiperaktif, sakit kepala. Penyembuhan akan terjadi pada 30-40% anak dengan epilepsi.

Pengobatan Perawatan Epilepsi

Lama pengobatan tergantung jenis epilepsi dan etiologinya. Pada serangan ringan selama 2-3 tahun sudah cukup, sedang yang berat pengobatan bisa lebih dari 5 tahun. Penghentian pengobatan selalu harus dilakukan secara bertahap. Tindakan pembedahan sering dipertimbangkan bila pengobatan tidak memberikan efek sama sekali.

Penanganan anak kejang epilepsi akan berpengaruh terhadap kecerdasannya. Jika terlambat mengatasi kejang pada anak karena penyakit ini, ada kemungkinan timbulnya penyakit epilepsi, atau bahkan keterbelakangan mental di kemudian hari. Kondisi yang menyedihkan ini bisa berlangsung seumur hidupnya.

Setelah tadi sedikit menyinggung mengenai masalah pengobatan epilepsi, mohon maaf obatnya tidak disebutkan karena hal tersebut mutlak bagiannya tim medis. Maka selanjutnya adalah menginjak kepada hal pencegahan epilepsi ini.

Mencegah timbulnya epilepsi ini merupakan sebuah upaya sosial luas yang menggabungkan tindakan luas harus ditingkatkan untuk pencegahan epilepsi. Resiko epilepsi muncul pada bayi dari ibu yang menggunakan obat antikonvulsi yang digunakan sepanjang kehamilan. Cedera kepala merupakan salah satu penyebab utama yang dapat dicegah. Melalui program yang memberi keamanan yang tinggi dan tindakan pencegahan yang aman, yaitu tidak hanya dapat hidup aman, tetapi juga mengembangkan pencegahan epilepsi akibat cedera kepala.

Ibu-ibu yang mempunyai resiko tinggi (tenaga kerja, wanita dengan latar belakang sukar melahirkan, pengguna obat-obatan, diabetes, atau hipertensi) harus di identifikasi dan dipantau ketat selama hamil karena lesi pada otak atau cedera akhirnya menyebabkan kejang yang sering terjadi pada janin selama kehamilan dan persalinan.

Program skrining untuk mengidentifikasi anak gangguan kejang pada usia dini, dan program pencegahan kejang dilakukan dengan penggunaan obat-obat anti konvulsan secara bijaksana dan memodifikasi gaya hidup merupakan bagian dari rencana pencegahan ini.

Ada beberapa hal yang tidak boleh kita lakukan pada waktu terjadinya serangan kejang epilepsi ini. Hal yang tak boleh dilakukan selama anak / seseorang yang mendapat serangan :
  • Meletakkan benda di mulutnya. Jika anak mungkin menggigit lidahnya selama serangan mendadak, menyisipkan benda di mulutnya kemungkinan tak banyak membantu. Anda malah mungkin tergigit, atau parahnya, tangan Anda malah mematahkan gigi si anak.
  • Mencoba membaringkan anak. Orang, bahkan anak-anak, secara ajaib memiliki kekuatan otot yang luar biasa selama mendapat serangan mendadak. Mencoba membaringkan si anak ke lantai bukan hal mudah dan tidak baik juga.