Rabu, 16 Mei 2012

Penatalaksanaan Diabetes Mellitus pada Anak

Penatalaksanaan mencakup komponen utama yaitu insulin, rencana makan dan nutrisi, olah raga, dan pemantauan. Tujuan keseluruhan dalam penatalaksanaan jangka panjang DMDI anak adalah menghindari dekompensasi metabolik yang parah (KAD, hipoglikemi berat), memelihara perasaan sejahtera klinis dan psikososial, memelihara pertumbuhan dan perkembangan normal, memperkecil gejala yang berkaitan dengan hipoglikemia atau hiperglikemi, mencegah penyulit diabetes dan menormalkan glukosa darah.

InsulinSebagian besar anak yang menderita diabetes mellitus mengidap diabetes mellitus dependen insulin dan memerlukan penggantian insulin sebagai bagian dari regimen terapetik. Regimen-regimen terapi insulin terangkum dalam tabel 

Regimen Terapi Insulin
Suntikan harian tunggal insulin kerja sedang (NPH atau lente)
Suntikan satu atau dua kali sehari campuran insulin kerja singkat dan sedang dengan dosis tetap, insulin “split mixed
Regimen konvensional yang diintensifkan, mencakup regimen insulin “split mixed” selain sebagian atau semua dari yang berikut:
Penyesuaian dosis yang sering dilakukan berdasarkan kadar glukosa darah
Suplemen harian sebagai antisipasi terhadap perubahan gaya hidup
Penambahan insulin kerja sedang menjelang tidur untuk mencegah hiperglikemi pagi hari
Pemakaian insulin kerja lama (ultralente) untuk menstabilkan glikemia malam hari
Terapi insulin intensif dengan suntikan harian multiple atau infuse insulin subkutan yang continue

Suntikan harian tunggal insulin kerja sedang jarang berhasil memperbaiki keadaan klinis dan menghilangkan gejala pada anak dan remaja yang menderita DMDI. Pemakaian regimen insulin dosis tetap split mixed sering menyebabkan pasien terbebas dari gejala, tumbuh dan berkembang secara normal, tetapi jarang menyebabkan normalnya kadar glukosa darah atau sekedar mendekati normal yang sebenarnya diperlukan untuk mencegah timbul atau berkembangnya penyulit diabetes. Walaupun banyak yang memilih untuk memulai terapi insulin dalam bentuk insulin kerja singkat (regular) dosis multiple untuk menentukan kebutuhan insulin harian sebelum berubah ke regimen dua sampai tiga kali suntikan perhari, tidak terlihat adanya keuntungan dari pendekatan ini dan mulai pemberian regimen tipe split mixed dengan dosis awal 0,6-0,75 unit/kg/hari. Untuk anak pra pubertas kebutuhan insulin eksogen menjadi 0,6-0,9 unit/kg/hari. Pada masa pubertas meningkat mencapai 1,0 sampai 1,5 unit/kg/hari. Setelah masa pubertas akan menurun dibawah 0,1 unit/kg/hari.


 Farmakokinetik Insulin
Type of insulin
Onset of action
Main effect
Ends
Short acting
   Regular
   Humalog or
   Novolog
Intermediate
   NPH

½ h
10-15 min


2-4 h

2-4 h
30-80 min


6-8 h

6-9 h
4 h


12-15 h
Long acting
   Lantus

1-2 h

2-23 h

24-26 h
Premixed
   NPH/Reguler
NPH/75/25b

½ h
¼ h

Variable
1-8 h

12-18 h
12-15 h

b.    Penatalaksanaan gizi dan perencanaan makan
Tujuan utama penatalaksanaan gizi pada DMDI adalah memberikan nutrisi yang memadai untuk tumbuh kembang dan menyediakan konsistensi komposisi dan distribusi nutrien sehingga dapat dihitung dosis insulin yang diperlukan untuk menghasilkan konsentrasi gula darah sebelum makan yang stabil.

Pendekatan penatalaksanaan gizi pada DMDI menggunakan diet bebas dengan berpantang makanan manis, diet pertukaran, sistem angka, penghitungan karbohidrat dan glukosa total yang tersedia (TAG).

Asupan kalori harian total harus disesuaikan per orang. Digunakan titik awal 1000 kkal plus 100 kkal per tahun usia setiap hari. Komposisi gizi keseluruhan pada rencana makanan seyogyanya terdiri dari 45-60% karbohidrat, 15-20% protein dan 25-35% lemak. Karbohidrat yang digunakan sebaiknya karbohidrat kompleks dan bukan gula sederhana, asupan lemak sebaiknya mengikuti petunjuk untuk membatasi kolesterol (<300 mg/hari) dan lemak jenuh. Nutrisi paling baik apabila didistribusikan dalam tiga kali makan dan dua atau tiga kali makanan selingan. Makanan selingan sebelum tidur dianggap sebagai bagian yang penting diperlukan untuk mencegah terjadinya hipoglikemi malam hari. Dianjurkan berupa protein karena memberikan perlindungan tambahan terhadap hipoglikemi malam hari dengan menghasilkan sumber karbohidrat eksogen yang bertahan lama dan dengan merangsang peningkatan ringan kadar glukagon dalam darah.

c.    Olah raga
Pada pasien DMDI olah raga meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan kebutuhan insulin. Otot yang berolahraga menghilangkan glukosa dari sirkulasi sehingga meningkatkan kadar glukosa darah setelah makan berkurang. Olahraga meningkatkan penyerapan insulin dari jaringan subkutis, terutama setelah insulin disuntikan ke bagian atas atau di dekat otot yang berolahraga. Hal ini bermanfaat untuk mempercepat penyerapan insulin sehingga waktu puncak kerja insulin memendek dan peningkatan glukosa setelah makan menjadi sedikit. Perlu diwaspadai terjadinya hipoglikemia setelah oleh raga. Olah raga sebaiknya ditunda pada pasien yang memiliki kadar glukosa darah lebih dari 300-350 mg/dL. Disarankan olahraga berupa aerobik sedikitnya 30 menit dalam sehari.1,8

d.    Pemantauan
Pemantauan cermat merupakan hal penting pada pengendalian DMDI. Pemantauan sendiri kadar glukosa darah setiap hari lazimnya empat kali sehari yaitu sebelum sarapan, sebelum makan siang, sebelum makan malam dan menjelang tidur. Yang menjadi kendala adalah mahalnya strip reagen glukosa yang cukup mahal meskipun alat ukurnya murah menjadi faktor penghambat perawatan yang optimal.

Cara informatif untuk memantau pengendalian jangka panjang hiperglikemia pada diabetes adalah menggunakan uji hemoglobin terglikosilasi. Hemoglobin yang terglikosilasi mencerminkan molekul hemoglobin yang diikat secara kovalen oleh glukosa di gugus aminonya. Teknik yang paling sering digunakan untuk menentukan hemoglobin terglikosilasi adalah dengan mengukur kadar hemoglobin A1 (HbA1) atau hemoglobin A1c (HbA1c).