Kamis, 31 Mei 2012

Askep Infark Miokard Akut

Askep Infark Miokard Akut. Infark miokard adalah nekrosis miokard akibat aliran darah ke otot jantung terganggu. Biasanya didasari oleh adanya aterosklerosis pembuluh darah koroner. Nekrosis miokard akut hampir selalu terjadi akibat penyumbatan total arteri koronaria oleh trombus yang terbentuk pada plaqus aterosklerosis yang tidak stabil. Itu adalah pengertian Infark Miokard Akut menurut Soeparman, (1996:1098). Merupakan pengertian infark miokard bila ditinjau dari segi tinjauan medis. Seperti biasa kita akan sedikit berbagi mengenai askep infark miokard akut yang tentunya ditinjau dari segi keperawatan. Dan semoga askep infark miokard akut (AMI) ini dapat memberikan manfaat.

Sepert biasa dalam hal melakukan asuhan keperawatan yang pertama kali dilakukan oleh seorang perawat adalah melakukan pengkajian. Demikian pula bila kita melakukan pengkajian askep infark miokard akut (AMI) ini.

askep infark miokard akut, Blog Keperawatan

Pengkajian pada askep infark miokard akut akan segera kita mulai.
Pada tahap pengkajian ini tetapkan penatalaksanaan dasar untuk mendapatkan informasi tentang status terakhir pasien sehingga semua penyimpangan yang terjadi dapat segera diketahui.
1. Riwayat atau adanya faktor-faktor resiko.
Faktor resiko yang kita kaji adalah diantaranya :
  1. Penyakit pembuluh darah arteri.
  2. Serangan jantung sebelumnya.
  3. Riwayat keluarga atas penyakit jantung / serangan jantung positif.
  4. Kolesterol serum tinggi (diatas 200 mg/L).
  5. Perokok
  6. Diet tinggi garam dan tinggi lemak.
  7. Kegemukan.( BB idealTB –100 ± 10 % )
2. Pemeriksaan fisik berdasarkan pengkajian kardiovaskuler maka kita dapat menunjukan bahwa nyeri dada berkurang dengan istirahat atau pemberian nitrat (temuan yang paling penting) dan hal tersebut seringkali juga disertai dengan tanda dan gejala :
  1. Perasaan ancaman pingsan dan atau kematian
  2. Diaforesis.
  3. Mual dan muntah kadang-kadang.
  4. Dispneu.
  5. Sindrom syok dalam berbagai tingkatan (pucat, dingin, kulit lembab atau basah, turunnya tekanan darah, denyut nadi yang cepat, berkurangnya nadi perifer dan bunyi jantung).
  6. Demam (dalam 24 – 48 jam ).
3. Kaji nyeri dada sehubungan dengan :
  • Faktor perangsang.
  • Kualitas. Berdentum-dentum, tertikam, rasa menyesakkan nafas atau seperti tertindih barang berat.
  • Lokasi. Retrosternal dan prekordial kiri, radiasi menurun ke lengan kiri bawah dan pipi, dagu, gigi, daerah epigastrik dan punggung.
  • Beratnya.
4. Pemeriksaan Diagnostik / Pemeriksaan Penunjang.
  1. EKG, menyatakan perpindahan segmen ST, gelombang Q, dan perubahan gelombang T.
  2. Berdasarkan hasil sinar X dada terdapat pembesaran jantung dan kongestif paru.
  3. Test tambahan termasuk pemeriksaan elektrolit serum, lipid serum, urinalisis, analisa gas darah (AGD).
  4. Enzim jantung (Gawlinski, 1989)
  • Kreatinin kinase (CK) – isoenzim MB mulai naik dalam 6 jam, memuncak dalam 18 – 24 jam dan kembali normal antara 3 – 4 hari, tanpa terjadinya neurosis baru. Enzim CK – MB ssering dijadikan sebagai indikator Infark Miokard.
  • Laktat dehidrogenase (LDH) mulai meningkat dalam 6 – 12 jam, memuncak dalam 3 – 4 hari dan normal 6 –12 hari.
  • Aspartat aminotransferase serum (AST) mulai meningkat dalam 8 – 12 jam dan bertambah pekat dalam 1 – 2 hari. Enzim ini muncul dengan kerusakan yang hebat dari otot tubuh.
Melangkah pada tahap selanjutnya yaitu diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan askep infark miokard akut menurut Doenges et all (2000:86) adalah :

1. Nyeri (akut) berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri koroner.
Tujuan Yang Diharapkan : Tidak ada keluhan nyeri dada atau nyeri dapat terkontrol.
Kriteria Hasil :
  1. Menyatakan nyeri dada hilang atau terkontrol.
  2. Menggunakan penggunaan tehnik relaksasi.
  3. Menunjukkan menurunnya tegangan, rileks dan mudah bergerak.
Intervensi Keperawatan :
  • Pantau dan catat karakteristik nyeri, catat laporan verbal dan non verbal, respon hemodinamik.
  • Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri, lokasi, intensitas (0-10), lamanya, kualitas dan penyebaran.
  • Berikan lingkungan yang tenang dan theraupetik, aktivitas perlahan dan tindakan yang nyaman.
  • Bantu dalam melakukan tehnik relaksasi, misalnya nafas dalam.
  • Periksa tanda-tanda vital.
  • Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
  • Berikan obat dengan kolaborasi medis sesuai dengan indikasi, contoh analgetik.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplay oksigen miokard dan kebutuhan, adanya iskemia / nekrosis jaringan miokard.
Tujuan Yang Diharapkan : Meningkatkan tingkat aktivitas untuk perawatan diri.
Kriteria Hasil :
  1. Mendemonstrasikan peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur dengan tekanan darah dalam batas normal.
  2. Kulit hangat, merah muda dan kering
Intervensi Keperawatan :
  • Catat frekuensi jantung, irama dan perubahan tekanan darah sebelum, selamat, sesudah aktivitas sesuai indikasi
  • Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas pada dasar nyeri.
  • Anjurkan pasien menghindari peningkatan tekanan abdomen, contoh mengejar saat defekasi.
  • Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas, contoh bangun dari kursi bila tidak nyeri, ambulasi dan istirahat selama 1 jam setelah makan.
  • Kaji ulang tanda gejala yang menunjukkan tidak toleransi terhadap aktivitas.
3. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi, irama dan konduksi elektrikal, penurunan preload atau peningkatan tahanan vasukeler sistemik, otot infark.
Tujuan Yang Diharapkan : kecepatan atau irama jantung mampu mempertahankan curah jantung adekuat
Kiteria Hasil :
  1. Mempertahankan stabilitas hemodinamik, contoh tekanan darah dan curah jantung.
  2. Melaporkan penurunan episode dispnea.
  3. Mendemonstrasikan peningkatan toleransi.
Intervensi Keperawatan :
  • Auskultasi tekanan darah dan evaluasi kualitas dan kesamaan nadi sesuai indikasi.
  • Pantau adanya murmur atau gesekan dan auskultasi bunyi nafas.
  • Pantau frekuensi jantung dan irama, catat adanya disritmia.
  • Catat respon terhadap aktivitas dan peningkatan istirahat dengan cepat.
  • Berikan makanan kecil, mudah dikunyah, batasi asupan kafein; contoh : kopi, coklat.
  • Pantau data laboratorium, contoh enzim jantung, GDA dan elektrolit.
4. Resiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran darah sekunder akibat vasokontriksi, pembentukan tromboembali.
Tujuan Yang Diharapkan : Perfusi jaringan perifer tetap adekuat.
Kriteria Hasil :
  1. Mendemonstrasikan perfusi adekuat secara individual, contoh kulit hangat dan kering.
  2. Nadi perifer kuat, tanda vital dalam batas normal.
  3. Tidak ada edema, bebas nyeri atau ketidaknyamanan.
Intervensi Keperawatan :
  • Lihat pucat, sianosis, kulit dingin atau lembab, catat kekuatan nadi perifer.
  • Dorong latihan kaki aktif atau pasif.
  • Pantau pernafasan, catat kerja pernafasan.
  • Pantau pemasukan dan perubahan haluaran urine.
  • Pantau dan laboratorium, contoh : GDA, BUN, kreatinin, elektrolit.
5. Resiko tinggi terhadap kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan perfusi organ (ginjal), peningkatan natrium atau retensi air, peningkatan tekanan hidrostatik atau penurunan protein plasma.
Tujuan Yang Diharapkan : Mempertahankan keseimbangan cairan dan biokimia.
Kritera Hasil :
  1. Mempertahankan keseimbangan cairan dengan tekanan darah dalam batas normal.
  2. Tidak ada distensi vena perifer dan edema dependen, paru bersih.
  3. Berat badan stabil.
Intervensi Keperawatan :
  • Auskultasi bunyi nafas untuk adanya krakels.
  • Ukur masukan atau haluaran, catat penurunan pengeluaran, hitung keseimbangan cairan.
  • Timbang berat badan tiap hari.
  • Berikan diet natrium rendah.
  • Kolaborasi medis dengan pemberian obat diuretik, contoh furosemid (lasix).
6. Ansietas berhubungan dengan perubahan kesehatan, ancaman kehilangan atau kematian.
Tujuan Yang Diharapkan : Ansietas berkurang atau teratasi.
Kriteria Hasil :
  1. Mengenal perasaannya, mengidentifikasi penyebab dan faktor yang mempengaruhi.
  2. Menyatakan penurunan ansietas.
  3. Mendemonstrasikan pemecahan masalah positif.
Intervensi Keperawatan :
  • Dorong mengekspresikan dan jangan menolak perasaan marah, kehilangan dan takut.
  • Orientasikan pasien atau orang terdekat terhadap prosedur rutin dan aktivitas yang diharapkan. Tingkatkan partisipasi pasien bila mungkin.
  • Dorong pasien atau orang terdekat untuk mengkomunikasikan dengan seseorang berbagai pertanyaan dan masalah.
  • Berikan periode istirahat, lingkungan tenang.
  • Jawab semua pertanyaan secara nyata, berikan informasi konsisten.
  • Dorong kemandirian, perawatan sendiri dan pembuatan keputusan dalam rencana pengobatan.
  • Dorong keputusan tentang harapan setelah pulang.
  • Berikan anti cemas sesuai indikasi.
Demikian tadi sahabat mengenai askep infark miokard akut dan semoga bisa berguna serta juga dapat untuk memberikan manfaat.