Selasa, 08 Mei 2012

Leptospirosis

Leptospirosis adalah penyakit akibat bakteri yang menyerang manusia dan hewan. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri genus Leptospira. Pada manusia, penyakit ini dapat menyebabkan berbagai macam gejala, beberapa diantaranya mirip dengan gejala penyakit lain, sehingga rawan keliru. Beberapa orang yang terinfeksi, mungkin tidak menunjukkan gejala sama sekali. Tanpa pengobatan, Leptospirosis dapat mengarah ke kerusakan ginjal, meningitis (peradangan pada membran di sekitar otak dan saraf tulang belakang), gagal hati, kesulitan bernapas, atau bahkan kematian.

Bagaimana seseorang dapat menderita Leptospirosis?

INFEKSI- Bakteri penyebab leptospirosis menyebar melalui urin hewan yang terinfeksi, yang mana bisa masuk ke air atau tanah, dan bertahan hidup disana untuk beberapa minggu atau bulan. Beberapa jenis hewan liar maupun peliharaan yang membawa bakteri tersebut:

  • Hewan ternak
  • Babi
  • Kuda
  • Anjing
  • Hewan pengerat
  • Hewan liar
Ketika hewan-hewan tersebut terinfeksi, mereka mungkin tidak memunculkan gejala penyakit.

Hewan yang terinfeksi akan terus mensekresikan bakteri ke lingkungan di sekitarnya secara terus menerus dalam beberapa bulan, bahkan tahun.

Manusia dapat terinfeksi melalui:
  • terjadi kontak dengan urin hewan yang terinfeksi (atau cairan tubuh lain, kecuali air liur)
  • terjadi kontak dengan air, tanah, atau makanan yang terkontaminasi dengan urin hewan yang terinfeksi
Bakteri tersebut dapat masuk ke tubuh melalui kulit atau membran mukosa (mata, hidung, atau mulut). Khususnya apabila kulit terbuka/rusak akibat luka atau goresan. Meminum air yang terkontaminasi juga dapat menyebabkan infeksi. Wabah penyakit leptospirosis biasanya disebabkan oleh paparan air yang terkontaminasi, seperti banjir. Penularan dari manusia ke manusia jarang terjadi.


Apa saja tanda dan gejala-gejalanya?

Pada manusia, leptospirosis dapat memunculkan berbagai macam gejala, diantaranya:

headache
jaundice
bintil-bintil merah



  • Demam tinggi
  • Sakit kepala
  • Panas dingin
  • Nyeri otot
  • Muntah
  • Jaundis (kulit dan mata menguning)
  • Mata memerah
  • Nyeri perut
  • Diare
  • Bintil-bintil merah pada kulit
Banyak dari gejala penyakit ini rawan salah deteksi ke penyakit lain. Selain itu, beberapa orang yang terinfeksi mungkin tidak memunculkan gejala sama sekali.

Jangka waktu antara terkena sumber penyakit dan mulai sakit adalah 2 hari hingga 4 minggu. Sakit biasanya datang tiba-tiba dengan demam dan gejala-gejala lain. Leptospirosis mengalami 2 fase:
  • Setelah fase pertama (dengan demam, panas dingin, sakit kepala, nyeri otot, muntah, atau diare), pasien akan sembuh untuk sementara waktu, tetapi akan menjadi sakit lagi.
  • Jika fase kedua terjadi, ini lebih parah; pasien akan mengalami gagal ginjal atau gagal hati atau meningitis. Fase ini jug disebut dengan Weil's disease.
Penyakit ini berlangsung dari beberapa hari hingga 3 minggu atau lebih. Tanpa pengobatan, pemulihan mungkin berlangsung beberapa bulan.

Pengobatan

Leptospirosis diobati dengan antibiotik, seperti doxycycline atau penicillin. Yang harus diberikan pada awal perjalanan penyakit ini.

Antibiotik intravena mungkin diperlukan untuk orang dengan gejala lebih parah. Orang dengan gejala-gejala leptospirosis harus segera menghubungi penyedia layanan kesehatan.

Siapa saja yang berisiko?

Leptospirosis terjadi di seluruh dunia, tetappi paling sering terjadi di daerah beriklim sedang atau tropis. Ini adalah risiko perkerjaan bagi orang yang bekerja di luar rumah atau bekerja dengan binatang, seperti:
  • Petani
  • Pekerja tambang
  • Pekerja selokan
  • pekerja rumah jagal
  • dokter hewan dan pengasuh hewan
  • nelayan
  • petani susu
  • personel militer
Penyakit ini juga berkaitan dengan berenang, mengarungi, kayak, dan rafting di danau atau sungai yang tercemar. Dengan demikian, ini juga merupakan risiko pagi para peserta kemah atau orang yang melakukan rekreasi outdoor. Risiko akan semakin besar jika aktivitas dilakukan di daerah beriklim sedang atau tropis.

Di samping itu, kasus Leptospirosis pada anak-anak di perkotaan mulai meningkat.

Pencegahan

Risiko mendapat Leptospirosis dapat dikurangi dengan efektif dengan cara tidak berenang atau berendam di air yang mungkin terkontaminasi dengan urin hewan, atau menghindari kontak dengan hewan yang berpotensi terinfeksi

Pakaian pelindung atau sepatu harus dipakai oleh mereka yang terkena air atau tanah karena aktivitas pekerjaan atau rekreasi.

Semoga bermanfaat, salam Hoki !
sumber: Centers for Disease Control and Prevention