Kamis, 27 April 2006

Setiap tumor (benjolan abnormal) harus di operasi. Operasi dilakukan dengan mengangkat seluruh tumor atau sebagian tumor untuk kemudian diperiksa ke lab patologi anatomi untuk mengetahui jelas jenis tumor yang ada. Apakah jinak atau ganas.
Jika setelah operasi hasilnya jinak, terapi selesai. Jika hasilnya ganas, tergantung stadiumnya. Pengobatan dapat operabel atau non operabel. Non operabel dilakukan dengan pemberian obat sitostatika, radioterapi.
Jadi semua tumor, tindakannya adalah operasi untuk menentukan jenis tumor.
Ada cuplikan email (pasti ada gunanya buat dibaca-baca).
From: Eddie yonk To: lakshminawasasi@centrin.net.id
Sent: Wednesday, April 26, 2006 9:52 AM
Subject: tanya tentang benjolan di paha kanan
Salam, Saya lagi browsing internet utk mencari informasi tentang benjolan, kebetulan masuk ke blognya dokter, tapi karena harus daftar blog dulu, jadi agak susah, makanya saya ke email Anda saja ya :) ( semoga masih aktif emailnya )
Gini loh, di paha kanan saya ( 10 cm-an dari kelamin ) ada sebuah benjolan, dulu sih kecil tapi belakangan kok makin besar, sudah sekitar 8 tahunan, saya biarin aza, karena tidak begitu mengganggu kesehatan saya, kecuali belakangan ini kalo pagi hari sering sakit perut. Umur saya 32 tahun , laki-laki dan suka fitnes 3 kali seminggu, tidak berat dalam takaran sedang sajaaktivitas fisiknya.
Yang ingin saya tanyakan :
01. Apakah benjolan di paha kanan saya yg sebesar telur puyuh itu hernia ato tumor ?
lakshmi : Jawaban yang tepat setelah saya lihat sendiri Pak Eddie benjolannya, lokasi tepatnya dimana .
Jika dulunya benjolan bisa keluar masuk (kalau berdiri benjolan keluar, waktu berbaring benjolan menghilang/masuk)
bisa jadi itu adalah hernia.
Tapi jika dari dulunya ga pernah keluar masuk, benjolan tersebut adalah tumor.
Setiap tumor dimanapun, harus di operasi (eksisi/insisi biopsi) untuk menentukan jenis tumor itu sendiri.
Penanganan selanjutnya tergantung dari jenis tumor yang ditemukan
02. kalo operasi , berapa biayanya ?
lakshmi : Kalau soal biaya, lebih baik Pak Eddie tanya ke RS yang bersangkutan. Biasanya beda-beda antara RS swasta dan pemerintah.
03. Yang dioperasi itu di paha ato di perut sih dokter ?
lakshmi : Selintas melihat ceritanya Pak Eddie, besar kemungkinan operasinya hanya di paha tidak sampai ke perut
04. Operasinya butuh berapa lama ? Bahaya kayak ya ?Takut terjadi komplikasi setelah operasi.
lakshmi : kalau memang benar tumor yang harus di eksisi/insisi biopsi atau benjolan
itu hernia operasi tidak sampai 1 jam.
Setiap operasi apapun selalu mempunyai komplikasi ... dokter akan menjelaskan komplikasi sebelum menjalankan operasi.
Jika benjolan tersebut memang sudah indikasi untuk operasi, justru sangat berbahaya jika tidak dilakukan operasi.

Thanks.
RgdsEddiePontianak

Jumat, 14 April 2006

SEPUTAR CERITA TENTANG PAYUDARA


Beberapa kelainan pada payudara yang WAJIB diperiksakan lebih lanjut ke Dokter
1. Benjolan pada payudara
Berupa benjolan nodul, asimetris atau simetris, abses /peradangan yang dengan antibiotik tidak menyembuh serta benjolan berupa kista
2. Nyeri pada Payudara
3. Keluarnya cairan tidak normal / abnormal pada puting payudara
4. Retraksi atau distorsi puting (puting masuk kedalam), eksim pada puting.
5. Perubahan warna dan kontur kulit payudara
ABSES / NANAH PADA PAYUDARA
Merupakan komplikasi akibat peradangan payudara / mastitis yang sering timbul pada minggu ke dua post partum (setelah melahirkan), karena adanya pembengkakan payudara akibat tidak menyusui dan lecet pada puting susu.

Pada lokasi payudara yang terkena akan tampak membengkak, kemerahan, nyeri dan teraba masa yang fluktuatif / ‘empuk’
Kadang-kadang keluar cairan nanah melalui puting susu.
Bakteri terbanyak penyebab nanah pada payudara adalah stafilokokus aureus dan spesies streptokokus.

Terapi : Evakuasi abses dengan cara dilakukan operasi (insisi abses) dalam anestesi umum.
Setelah diinsisi, diberikan drain untuk mengalirkan sisa abses yang ‘mungkin’ masih tertinggal dalam payudara.
Abses / nanah kemudian diperiksa untuk kultur resistensi dan pemeriksaan PA.
Jika abses diperkirakan masih banyak tertinggal dalam payudara, selain dipasang drain juga dilakukan bebat payudara dengan elastic bandage.
Setelah 24 jam tindakan, pasien kontrol kembali untuk mengganti kassa.
Pasien diberikan obat antibiotika dan obat penghilang rasa sakit.

TUMOR PAYUDARA
adalah benjolan abnormal yang terdapat pada payudara. Tumor terbagi atas tumor jinak dan tumor ganas. Tumor ganas payudara disebut sebagai kanker payudara

Untuk mendeteksi DINI adanya kanker payudara maka :
Teratur melakukan SADARI (perikSA payudaRA sendiRI) setiap bulan sekali.
Dilakukan beberapa hari setelah menstruasi selesai. Disaat payudara tidak dalam keadaan membengkak dan tegang seperti pada waktu mens.
Jangan panik jika menemukan benjolan pada payudara. Segera periksa lebih lanjut ke dokter.
Delapan dari 10 kasus benjolan pada tumor adalah tumor jinak.
Usia lebih dari 40 tahun ditambah dengan secara teratur melakukan mamografi

Tehnik SADARI
Langkah PERTAMA
Berdiri didepan cermin, dada dibusungkan dan tangan diletakkan di pinggang.
Perhatikan UKURAN, BENTUK dan WARNA payudara, serta puting.
Wajib memeriksakan ke dokter, jika ada kulit payudara pada satu tempat ‘masuk’ kedalam, berkerut, kemerahan , terdapat luka yang sulit menyembuh atau membengkak. Puting susu retraksi/masuk kedalam atau letak abnormal.

Langkah KEDUA
Kemudian angkat tangan, perhatikan payudara seperti pada langkah pertama diatas.
Kemudian tekan / pencet puting susu. Jika ada cairan abnormal yang keluar, maka segeralah periksakan diri ke dokter.


Langkah KETIGA

Berbaring dengan tangan (pada sisi yang sama dengan payudara yang akan diperiksa) , diletakkan dibawah kepala. Tangan kiri dipakai untuk memeriksa payudara kanan begitu sebaliknya.
Raba seluruh payudara (seperti pada gambar) mulai dari atas kebawah, sisi kiri ke sisi dalam, dari lekukan ketiak sampai kearah payudara. Bisa juga mulai dari puting, dengan arah melingkar terus sampai ke sisi luar lingkaran payudara.
Pastikan seluruh payudara terdeteksi, raba dengan kekuatan yang ringan, halus tapi mencapai seluruh kedalaman payudara (bisa merasakan tulang iga dibelakang payudara)

Langkah KEEMPAT

Langkah terakhir, lakukan dengan berdiri atau duduk. Lakukan perabaan seperti pada langkah ke tiga.
Beberapa wanita sering melakukan pada waktu mandi, karena lebih mudah melakukan perabaan payudara dalam keadaan kulit payudara basah.
Secara berkala memeriksakan diri ke dokter, terutama jika mempunyai FAKTOR RESIKO terkena kanker payudara.

FAKTOR RESIKO KANKER PAYUDARA, hubungannya dengan

1. Usia Penderita ( lebih dari 30 tahun )
2. Usia melahirkan anak pertama
3. Tidak / belum menikah
4. Tidak memiliki anak
5. Riwayat menyusui
6. Riwayat menstruasi (mencakup usia menstruasi pertama kali, keteraturan siklus menstruasi, dan menopause usia berapa)
7. Riwayat pemakaian obat hormonal
8. Riwayat keluarga sehubungan dengan kanker payudara atau kanker lain
9. Riwayat pernah operasi tumor payudara atau tumor kandungan
10. Riwayat pernah mendapat pengobatan radiasi di dinding dada

Pemeriksaan Histopatologik atau PATOLOGI ANATOMI (PA)
Adalah pemeriksaan gold standard untuk menentukan jenis tumor payudara. Setiap tumor pada payudara harus di ambil / BIOPSI dengan jalan operasi, kemudian diperiksakan ke bagian PA.

Setelah melakukan operasi / eksisi-insisi biopsy Tumor Payudara
1.Elastic Bandage dipakai sampai 24 jam setelah operasi, bisa dibuka atas rekomendasi dari dokter yang mengoperasi.
2.Obat-obatan oral/yang diminum harus dihabiskan dan luka di rawat terbuka
3.Hasil lembaran PA (pemeriksaan jaringan tumor) HARUS DISIMPAN, jangan sampai hilang (kalau perlu di foto kopi), untuk arsip. Sangat berguna untuk tindakan pengobatan selanjutnya.

Jika hasilnya TUMOR JINAK maka :
Setiap bulan sekali melakukan SADARI
Setiap enam bulan sekali kontrol kembali pada dokter yang melakukan operasi

Jika hasilnya TUMOR GANAS maka :
Ikuti petunjuk dokter, tindakan terapi selanjutnya yang sesuai dengan stadium tumor yang bersangkutan.
Apakah harus di operasi (mastektomi simple atau mastektomo radikal) dan kemudian dilanjutkan dengan pengobatan sitostatika dan radiasi ATAU tanpa dioperasi tapi dengan pengobatan hormonal dan sitostatika (mengingat stadium kanker yang sudah berat).

Ada yang ingin berbagi soal Tumor Payudara ?

Perlukah Suplementasi AA/DHA dalam Susu Formula? (Iklan Produk Kesehatan yang Menyesatkan part 2)



Mohon maaf kalau tulisan ini jadinya seperti artikel semi ilmiah. Hanya berusaha menyumbangkan sedikit informasi yang saya punya sebelum meninggalkan Jakarta menuju lokasi tanpa koneksi internet sama sekali (listrik dan telepon saja belum tahu ada/tidaknya).

Maraknya iklan susu formula di mana-mana: TV, majalah, koran mendorongku menelusuri lebih lanjut, perlukah suplementasi AA/DHA dalam susu formula. Tujuan tulisan ini adalah menekankan tidak ada yang mampu menggantikan ASI dalam enam bulan pertama kehidupan bayi.

Susu formula dibuat dengan berusaha meniru semirip mungkin kandungan yang ada dalam ASI, untuk memenuhi segala kebutuhan nutrisi bayi: karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Sebagian besar formula ini diambil dari susu sapi, yang dinilai kandungannya hampir menyerupai air susu manusia, dan mampu memenuhi kebutuhan gizi bayi. Sebagian kecil adalah susu kedelai.

Ada satu kandungan dalam ASI yang tidak terdapat dalam susu formula kebanyakan, yaitu AA/DHA. Berbagai penelitian menunjukkan bayi yang mendapatkan ASI sampai usia satu tahun memiliki perkembangan otak lebih baik dibandingkan bayi yang tidak mendapatkan ASI. Kandungan yang menentukan ini adalah asam arakidonat (arachidonic acid/AA) dan asam dokosaheksaenoat (docosahexaenoic acid/DHA), suatu asam lemak tak jenuh ganda rantai panjang (long chain polyunsaturated fatty acids/PUFA), yang merupakan batu bata utama pembangun jaringan saraf di retina (saraf mata) dan otak. Mengetahui hal ini, para peneliti biokimia berlomba-lomba memasukkan AA dan DHA dalam kandungan susu formula, dan melihat dampaknya apakah menyerupai keuntungan bayi yang mendapatkan ASI.

Sebuah tulisan dalam jurnal Nutrition Noteworthy tahun 2002 yang berjudul: “Finding the Magic Formula: Should Polyunsaturated Fatty Acids be Used to Supplement Infant Formula” yang ditulis Mailan Cao menjelaskan tiga hal utama yang menjadi indikator utama outcome (keluaran) suplementasi AA/DHA ini, mengingat tidak semua hal yang terbukti di laboratorium (in vitro) atau hewan percobaan, lantas sama efeknya ketika diterapkan pada manusia.

  1. Suplementasi AA/DHA dan kadarnya dalam asam lemak plasma (darah)

Setelah dibuktikan aman untuk dikonsumsi tubuh manusia, peneliti ingin membutikan apakah suplementasi AA/DHA dapat diserap tubuh sama halnya kandungan dalam ASI, melihat bukti kadar AA/DHA dalam tubuh bayi yang mendapatkan susu formula tanpa suplementasi AA/DHA lebih rendah dibandingkan dengan yang mendapatkan ASI.

Ternyata terbukti, suplementasi AA/DHA meningkatkan kadarnya dalam plasma darah, membran sel darah merah (eritrosit), dan jaringan korteks otak, dalam jumlah menyerupai yang mendapatkan ASI. ARTINYA: suplementasi AA/DHA mampu diserap tubuh dengan baik. NAMUN ini sama sekali tidak menunjukkan dampaknya dalam perkembangan saraf otak dan ketajaman penglihatan.

  1. Suplementasi AA/DHA dan Pengaruhnya dalam (Fungsi) Ketajaman Penglihatan

Sebuah penelitian ‘meta-analisis’ menunjukkan adanya peningkatan fungsi penglihatan pada bayi yang mendapatkan susu formula dengan suplementasi AA/DHA dibandingkan yang mendapatkan susu formula biasa, dengan melihat indikator perilaku dan elektrofisiologi mata pada bayi berumur 2 dan 4 bulan. Beberapa penelitian terdahulu tidak menunjukkan adanya perbedaan.

  1. Suplementasi AA/DHA dan Perkembangan Kecerdasan/Perilaku

Inilah KUNCI dari impian semua peneliti mengenai suplementasi AA/DHA: mampukah menyamai dampaknya dalam meningkatkan kecerdasan bayi, layaknya bayi yang mendapatkan ASI? Ternyata dari berbagai penelitian: belum terbukti. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupannya, dan diteruskan sampai usia 1 tahun, memiliki kecerdasan lebih daripada yang mendapatkan susu formula dengan AA/DHA sekalipun.

Beberapa kendala juga menghadang model penelitian ini. Antara lain jenis uji yang digunakan untuk mengukur tingkat kecerdasan adalah: Bayley Mental Development Index (MDI) dan the Psychomotor Developmental Index (PDI). Berbagai penelitian menunjukkan hasil berbeda-beda, ada yang menggambarkan hasil signifikan pemberian suplementasi AA/DHA, dan sebagian lain tidak ada bedanya. Belum lagi pengaruh sosioekonomi responden yang mempengaruhi uji statistik. Kadar AA, DHA, dan asam lemak lain semacam ALA dan LA juga bervariasi antar penelitian. Sampai perbedaan genetik dan lingkungan di berbagai belahan dunia tempat penelitian dilakukan (Amerika Utara, Australia, dan Eropa). Juga terkadang jumlah sampel terlalu sedikit, umur bayi yang terlalu dini untuk dilakukan pengujian, dan jangka waktu penelitian yang seharusnya cukup panjang, sehingga dapat dilihat dampaknya hingga usia remaja dan dewasa.

Pada akhirnya penelitian mengenai dampak suplementasi AA/DHA masih terus dikembangkan, dan belum berakhir.

Bagaimana dengan pemasarannya di negara kita? Berbagai iklan dan informasi yang tidak jarang datang dari dokter spesialis anak sendiri seolah-olah mengklaim perannya signifikan dalam meningkatkan kecerdasan bayi.

Di AS, Food and Drug Administration (FDA) atau serupa Badan POM-nya Indonesia, memberikan ijin kepada dua perusahaan: Abbott Laboratories dan Mead Johnson Nutritionals untuk mengedarkan susu formula dengan suplementasi AA/DHA kepada khalayak sejak awal 2002. Harganya 15-20% persen lebih mahal dibandingkan dengan susu formula tanpa suplementasi, dan ini pun memberikan keuntungan kepada dua perusahaan tersebut untuk membiayai penelitian mengenai AA/DHA.

American Council on Science and Health memiliki pandangan ”the current data has not consistently shown that supplementation of formulas with DHA and AA has a lasting beneficial effect on infant development” juga hal lain seperti keamanan menambahkan asam lemak dalam susu formula belum teruji.

Pada akhirnya keputusan berpulang pada tangan si konsumen. Apakah akan memberikan susu formula dengan suplementasi AA/DHA atau tidak. Yang penting adalah memberikan ASI Eksklusif selagi mampu. Sejak masa kehamilan, persiapkan diri sebaik mungkin dengan pengetahuan menyusui bayi secara optimal. Menjelang persalinan, jika Anda berencana melahirkan di Rumah Bersalin atau Rumah Sakit, bukan di rumah, mintalah kamar rawat gabung. Anda bisa bersama bayi Anda sejak lahir hingga saatnya pulang, tanpa dipisahkan sedikit pun dari sisi sang ibu. Satu hal yang sangat sulit dilakukan di kota besar seperti Jakarta. Begitu bayi lahir, segera dekatkan ke payudara ibu, untuk early latch-on—menyusui dini—dengan teknik yang telah Anda ketahui baik. Sehingga dipastikan kemampuan Ibu untuk menyusui bayinya penuh sangat baik. Maka tidak ada alasan lagi: “ASI saya tidak keluar”, dan harus memberikan susu formula pada bayi.

Dukungan dari keluarga juga sangat penting. Tidak sedikit alasan ibu memberikan susu formula pada bayinya yang mendapatkan ASI dengan baik adalah: khawatir ASI tidak cukup. Pembahasan ASI sangat panjang, tidak dalam bahasan ini.

Kecerdasan bayi tidak hanya monopoli ASI dengan AA/DHA-nya saja. Tapi juga stimulasi eksternal, dari lingkungan, melalui rangsangan yang diberikan Papa-Mamanya, dengan percakapan verbal, pengenalan media visual, dan perhatian penuh orangtua terhadap perkembangan kecerdasan anak. Apalah artinya anak dengan asupan AA/DHA baik, tapi tidak pernah dirangsang kemampuan verbal dan visual oleh orangtuanya. Bisa jadi akan lebih buruk dibandingkan dengan anak yang tidak pernah mendapatkan ASI atau susu formula, tetapi ibunya mampu memberikan perhatian penuh terhadap stimulasi kecerdasan buah hatinya.

cisauk, 7 hari menjelang hari-H

Ratna Sari dan Arifianto: Sebuah Undangan Pernikahan


Penyatuan dua hamba Allah dalam bahtera pernikahan

drg. Ratna Sari (Ratna)

putri kedua Kel. Kolonel Cpl (Purn) H. Didi Sadikin, SIP

dr. Arifianto (Apin)

putra pertama Kel. Ir. H. Riyanto Marosin

Akad nikah

Jum'at, 21 April 2006 pukul 8.00 WIB

Masjid Agung At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII)

Resepsi pernikahan

Jum'at, 21 April 2006 pukul 19.00 - 21.00 WIB

Gedung Pewayangan Kautaman, Taman Mini Indonesia Indah (TMII)

Mohon Doa Keberkahannya, agar dimudahkan dan dilancarkan hingga hari-H nanti, dan sesudahnya. Aamiin.

Terima kasih

Silakan melihat peta lokasi dan mengisi buku tamu di http://ratna-apin.uni.cc dan melihat yang lainnya di Multiply

Kamis, 13 April 2006

PARONYCHIA
Sering disebut juga cantengan ...
Ada cuplikan obrolan email soal cantengan ....

From: Alida Susanti To: Lakshmi Nawasasi
Sent: Tuesday, April 11, 2006 11:24 AM
Subject: dear dokter bedah, plz advicenya...thnx

(dok, koq blognya ga bisa post comment ya? jd japri aja ya dok)
bgini...pas lg cuti lahiran, saking sibuknya ga perhatiin nih ama jempol kaki hehehe kata org2 sih cantengan...slama ini ga pernah dok cantengan...biasanya kuku rajin saya potong,mungkin terakhir kali potong kuku jempolnya ga teratur ya jdnya ada kuku yg ga rata di potong trus pas numbuh makin lama makin keluar jalurnya alias nusuk ke daging, akhirnya jd bengkak dan bernanah.kesenggol dikit aaw sakiit bgt...saya termasuk org yg paling ga bisa nahan sakit yg 'hebat'...takut/ngeri deh.apalagi pas lahiran di induksi ga mules2 pas tambah dosis jd mules ruaaarrr biasa...ga nahan deh tersiksanya...trauma bgt dok,waduh jd ngelantur.gini,balik lg ke cerita saya ttg 'cantengan'...deket rmh saya ada dokter umum, krn ga bs ninggalin rmh lama2 jd akhirnya ke dokter di komplek aja...blio biasa nangani mshl sunat2an jg...pdhl tempat prakteknya biasa aja loh dok dan krg nyaman...koq bisa ya dok bedah-membedah dgn ruangan praktek yg tdk pas lah utk membedah anak di sunat.naah...akhirnya pas konsultasi,jempol saya hrs di bedah sedikit lah dikeluarin kuku yg keluar jalur dan udah nancep ke dagingnya.kunjungan ke 2 barulah saya bersedia utk di korek2 hehehee...bius sedikit katanya...trus tanpa assisten loh hebat ya dok...dikeluarin deh tuh kuku yg nyempil dan udah menusuk daging yg paling ujung itu loh,sambil berdarah2,emang sih rada meragukan ke-steril-an ruangan prakteknya wlpn msh layak....tp utk membedah? koq gmn gitu...maksudnya peralatan sterilnya itu looh...yaah saya ga ada pilihan lg en bingung hrs ke dokter mana.trus...dibungkus deh jempol kaki saya, kata blio 'dijamin deh ga bakalan cantengan lagi..'woooww makasih ya dok...pulangnya dpt resep AB dan bbrapa obat penghilang rasa sakit.naah,bbrapa bln kemudian...koq jempol saya cantengan lagi ya (tp saya ga menyalahkan dokternya looh)...memang saya aja yg motong kukunya ga rapi jd tuh kuku numbuh keluar lg dr jalurnya ato saya tll rajin memotong kuku ampe ujung2nya yg nyempil itu looh...sampe skr sih hanya saya tetesin dgn ASI memang takjub saya,cantengan ttp msh ada tp mengurangi rasa sakit dan mengurangi bengkaknya, jd tdk separah waktu pertama kali,pdhl klo disenggol sakit jg...tiap hr saya tetesin ASI jd minimal saya msh bisa beraktifitas tp tdk bs memakai sepatu yg ada 'hak'nya,klopun pake ga lama2...yg mau saya tanyakan :

1.jika saya nanti ke dokter lagi trus dibedah kcl,apakah saya hrs mengkonsumsi AB?
lakshmi : saya menjawab sesuai pengalaman di lapangan aja ya :) Untuk kasus ini (paronychia = cantengan) biasanya saya berikan AB yang topikal / salep di lukanya. AB minum ... bisa dikasih bisa tidak tergantung cantengannya. Kalo cantengannya banyak nanahnya atau cantengannya dengan disertai ada granuloma yang dieksisi ... harus saya kasih AB.
Amoksisilin aja cukup (BUSUI atau BUMIL kan ga papa minum amoksisilin)
2. klo stlh bedah kcl itu, wajarlah klo memang di resepkan AB tp koq kunjungan kontrol ke 2 di resepkan lagi,apa perlu diminum dok?
lakshmi : Bedah kecil cantengan maksudnya ?
Ya itu tadi tergantung cantengannya ... kalo nanahnya buanyaaak ya perlu AB minum. Tapi kalo ga ada nanahnya tanpa AB minum, cuma dikasih AB salep aja ...
3.sejauh mana ya pengaruhnya meminum AB sampe 2minggu,jika saya masih menyusui?
lakshmi : Ada AB tertentu yang memang di rekomendasikan untuk diminum oleh bumil dan busui (jika memang diperlukan). Untuk operasi kecil, saya jarang memberikan AB (apalagi sampai 2 minggu) kecuali kalau lukanya kotor.
4.tiap periksa ke blio sll disuntik pantat saya, klo ditanya menurut blio 'ga apa2 koq'...soale galakan blio dok.kira2 suntik apa ya dok? perngaruh ke ASI saya ga dok?
lakshmi : Coba ditanyakan obat suntiknya obat apa ? mungkin cuma vitamin aja ? pake di skin test segala ga ?
5. kira2 saya hrs ke dokter apa ya ,krn cantengan saya timbul lagi,kpn sembuhnya ya dok klo cantengan mll?ada solusi ga dok?
lakshmi : Kalau cantengan timbul lagi yaa harus ke dokter bedah lagi di operasi lagi ...
Kalau kambuhan begitu pasti ada granuloma atau kulit samping kuku yang meninggi ... jadi seharusnya waktu di operasi kemarin, bagian kulit yang meninggi itu harus sekalian di reparasi / di plasty sehingga ga terjadi kekambuhan lagi.

Ada lagi produk dari gehwohl (biasanya dijual di apotik century), katanya ada cairan untuk melunakkan kuku sehingga ga akan terjadi cantengan lagi ... tapi untuk produk ini saya belum yakin apakah betul atau ga ... tapi iklannya sih bilangnya begitu .. :)
Mungkin bisa dicoba Mbak Alida, kalau berhasil melunakkan kuku sehingga ga menjadi cantengan lagi, boleh deh diinformasikan ke saya biar untuk referensi pasien yang lain :).

Ada yang ingin berbagi soal "cantengan" ??

Minggu, 02 April 2006

Iklan Produk Kesehatan yang Menyesatkan (1)

Aduuhh... maafkan daku yang sering sekali menggunakan kata "membodohi", "menyesatkan", etc. dalam judul berkenaan dengan medicine-related-topics. Habisnya sukar mencari pilihan kata lain. Seorang teman sejawat sampai memberi masukan bahwa orang yang "memvonis" orang lain "bodoh", maka dia sendiri "bodoh". Well, motivasi lain adalah supaya eye-catching saja. Jujur! Hehehe

Pernah seorang pasien datang kepadaku dan menyatakan bahwa ia sudah sangat mengurangi konsumsi gulanya. Apa pasalnya? Ia khawatir akan mengalami hal serupa iklan sebuah pemanis buatan bebas gula (maaf, sengaja tidak menyebutkan merek dan menulis link website-nya) yang marak mengisi jeda acara televisi akhir-akhir ini: kehilangan penglihatan alias kebutaan, sampai kehilangan nyawa orang yang kita cintai, gara-gara mengkonsumsi gula!

Oh my God! Sedemikian hebatkah efek iklan tersebut, sampai orang yang menyaksikannya pun ketakutan dalam mengkonsumsi gula?!

Inilah yang membuatku cukup kesal. Karena informasi yang disampaikan si pembuat iklan itu tidak utuh. Atau memang sengaja dibuat tidak utuh?

Iklan tersebut ditujukan khususnya bagi penderita Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis saja. Bukan untuk semua orang sehat yang boleh saja mengkonsumsi gula sesukanya. Perlu Anda ketahui, orang yang mengalami DM perlu mendapat pembatasan gula, dalam hal ini sukrosa, yang dapat meningkatkan kadar gula darah. Diabetes mellitus adalah penyakit rusaknya sel-sel beta pankreas yang menghasilkan insulin, berakibat pada kadar gula darah tubuh tidak terkontrol. Secara umum, kerusakan sel pankreas ini dibagi dua: (1) bawaan sejak lahir atau DM tipe 1, sehingga kadar insulin tubuh senantiasa di bawah nilai normal, maka si penderita membutuhkan suntikan insulin seumur hidup; (2) diperoleh saat dewasa atau DM tipe 2, akibat kerusakan "relatif" sel beta pankreas pada orang dengan faktor risiko.
Insulin berfungsi mengatur kadar gula darah. Jumlahnya yang kurang menyebabkan kadar gula darah melambung tinggi. Yang dikhawatirkan dari DM adalah komplikasinya di seluruh bagian tubuh, mulai dari mata (kerusakan retina, kebutaan), jantung (aterosklerosis, penyempitan pembuluh darah jantung), ginjal (gagal ginjal kronik sehingga harus ditransplantasi), saraf (neuropati, kesemutan, nyeri hebat, rasa baal), infeksi (luka sukar sembuh, sampai jaringan mati yang harus diamputasi), dan masih banyak lagi.

Maka untuk mencegah komplikasi yang ditimbulkan dari DM, seorang penderita harus mampu menjaga kadar gula darahnya dalam ambang normal, dengan cara minum obat atau mendapatkan suntikan insulin, menjaga pola makan sesuai diet yang dianjurkan ahli gizi, dan aktivitas seimbang, termasuk olahraga yang sangat penting, serta gaya hidup sehat lainnya.

Naahh... bagaimana dengan orang yang tidak menderita DM, atau tidak mempunyai faktor risiko DM: bolehkah mengkonsumsi gula sebebasnya? Apakah konsumsi gula berlebih berisiko menimbulkan penyakit DM? Apakah orang tanpa faktor risiko harus mengganti gulanya dengan pemanis rendah kalori atau bebas gula (sukrosa), seperti saran iklan tersebut?

Tentu saja tidak! Konsumsi gula berlebih pada orang tanpa faktor risiko tidak berisiko menimbulkan DM di kemudian hari. Pola makan tinggi gula disebutkan dalam situs produsen pengiklan ini sebagai salah satu faktor risiko DM. Padahal sepanjang pengatahuan yang kudapatkan sejak di bangku kuliah, sampai memeriksa ulang informasi terbaru di internet: konsumsi gula bukanlah faktor risiko DM!

Menurut Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus tipe 2 di Indonesia tahun 2002 yang dikeluarkan Perhimpunan Endrokinologi Indonesia (PERKENI), disebutkan faktor risiko DM adalah:
1. Usia > 45 tahun
2. Berat badan lebih: > 110 % BB idaman, atau IMT > 23 kg/m2
3. Hipertensi (>= 140/90 mmHg)
4. Riwayat DM pada garis keturunan
5. Riwayat abortus/keguguran berulang, melahirkan bayi cacat, atau BB lahir bayi > 4000 gram
6. Kolesterol HDL <= 35 mg/dl dan/atau trigliserida >= 250 mg/dl


Anda tidak mempunyai faktor risiko ini? Tidak perlu mengganti gula Anda!

Gula atau glukosa adalah salah satu zat esensial dalam kehidupan manusia. Wikipedia menjelaskan bahwa glukosa adalah salah satu karbohidrat terpenting yang menjadi sumber energi dan metabolisme sel. Pastinya di masa sekolah dulu, ketika upacara bendera pagi hari, pernah terasakan oleh Anda tiba-tiba berkeringat dingin dan kepala sangat pusing saat berdiri, dikarenakan lupa sarapan. Anda pun menuju ruang UKS, dan mendapatkan segelas teh manis. Apa rasanya? Luar biasa, semua rasa tidak nyaman itu lenyap dalam sekejap. Semua akibat gula yang dikandung dalam teh manis itu. Juga jika Anda tidak sempat makan cukup sebelum beraktivitas, konsumsi makanan atau minuman yang manis membuat cadangan energi tubuh cukup untuk membakar kalori seharian.

Inilah fungsi gula bagi kehidupan manusia: sebagai sumber energi. Otak yang kekurangan glukosa dalam beberapa jam akan mengalami kerusakan.

Beralih pada bagaimana cara pengiklanan di televisi: menurutku produsen pengiklan ini telah melanggar Kode Etik Periklanan Televisi (sayangnya belum menemukan referensinya di internet), dan Undang-undang Perlindungan Konsumen bab 4 pasal 17 ayat 1c:
Pelaku usaha periklanan dilarang memproduksi iklan yang: memuat informasi yang keliru, salah, atau tidak tepat mengenai barang dan/atau jasa. Bagaimana menurut Anda?

Kini, untuk apa harus takut mengkonsumsi gula biasa? Tidak perlu mengganti gula Anda, bukan? Anda tidak akan kehilangan penglihatan Anda saat bercengkerama dengan pasangan, dan Ibu Anda masih dapat meniup lilin ulang tahunnya setahun mendatang.

Masih ada beberapa topik bertajuk "Iklan Produk Kesehatan yang Menyesatkan" (makanya saya tulis "bagian" 1), yang saya rencanakan untuk membahasnya, seperti:
- iklan susu tinggi kalsium bagi manula yang mengalami osteoporosis (padahal kadar estrogen yang seharusnya memetabolisme kalsium sudah jauh berkurang secara alamiah seiring usia)
- iklan susu formula bagi bayi di bawah 6 bulan yang seharusnya masih mendapatkan ASI eksklusif, telah melanggar Kode Etik Internasional Pemasaran Pengganti ASI
- iklan susu formula kaya tambahan yang diklaim mampi meningkatkan kecerdasan yang mahal harganya, dan menimbulkan efek samping sukar buang air besar
- masih ada ide lagi?

* gambar diambil hanya untuk sekedar ilustrasi, dari sini