Minggu, 20 Mei 2012

Askep Angina Pektoris

Askep Angina Pektoris. Setelah kemarin kita membahas mengenai angina pektoris yang dilihat dari segi medis dan tinjauan keilmuan, maka kembali kepada fokus Blog Keperawatan ini yaitu share mengenai asuhan keperawatan dan khususnya mengenai askep angina pektoris dan semoga pula makalah askep angina pektoris ini dapat memberikan manfaat.

Langsung saja sahabat menuju ke asuhan keperawatan angina pektoris ini, karena tinjauan medisnya tentang angina pektoris ini telah dibahas pada postingan sebelumnya ini.
Pengkajian yang dilakukan pada pasien dengan askep angina pektoris dimulai dari :
1. Aktifitas / Istirahat.
Gejala yang dikaji : Kelelahan, kelemahan, pola hidup monoton, nyeri dada bila bekerja, terbangun karena merasakan nyeri dada.
Tanda Yang didapatkan : Dispnoe saat bekerja.
2. Sirkulasi.
Gejala yang dikaji : Riwayat penyakit hipertensi, riwayat penyakit jantung, obesitas.
Tanda yang didapatkan : Tekanan darah normal, bisa meningkat atau menurun, disritmia, takikardia. Pada bunyi jantung didapatkan normal : S4 lambat atau murmur sistolik transien lambat (disfungsi otot papilaris) mungkin ada saat nyeri. Kulit / membran mukosa lembab, dingin, pucat karena adanya vasokonstriksi.
3. Makanan atau cairan.
Gejala yang dikaji : Mual, muntah, nyeri ulu hati / epigastrium saat makan, diet tinggi kolesterol / lemak, garam, kafein, minuman beralkohol.
Tanda yang didapatkan : Distensi pada gaster.
4. Integritas Ego.
Gejala yang dikaji : Stressor pada kerja, keluarga, lain-lain.
Tanda yang didapatkan : Mudah marah, cemas.
5. Ketidaknyamanan / Nyeri.
Gejala yang dikaji dalam nyeri ini diantaranya yaitu :
  • Nyeri dada substernal, anterior yang menyebar ke rahang, leher, bahu, dan ekstremitas atas (lebih pada kiri daripada kanan).
  • Kualitas nyeri : Ringan sampai sedang, tekanan berat, tertekan, terjepit, terbakar.
  • Durasi : Biasanya kurang dari 15 menit, kadang-kadang lebih dari 30 menit (rata-rata 3 menit).
  • Faktor pencetus : Nyeri dada sehubungan dengan kerja fisik atau emosi besar, seperti marah atau hasrat seksual, olahraga pada suhu ekstem, atau mungkin tidak dapat diperkirakan dan atau terjadi saat istirahat.
  • Faktor penghilang : Nyeri dada mungkin responsif terhadap mekanisme penghilang tertentu (contoh : dengan istirahat, obat anti angina).
  • Nyeri dada baru atau terus menerus yang telah berubah frekuensi, durasinya, karakter atau dapat diperkirakan (contoh, tidak stabil, bervariasi).
Tanda yang didapatkan : Wajah berkerut, meletakkan pergelangan tangan pada midsternum, memijit tangan kiri,tegangan otot, gelisah, respon otomatis , contoh : timbul takhikardi, perubahan tekanan darah.

Selanjutnya kita menginjak kepada diagnosa keperawatan pada pasien dengan askep angina pektoris ini.Berikut beberapa diagnosa keperawatan yang timbul dan bisa ditegakkan pada askep angina pektoris ini diantaranya yaitu :
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard.
Intervensi Keperawatan :
  • Kaji gambaran dan faktor-faktor yang memperburuk nyeri.
  • Observasi tanda-tanda vital tiap 5 menit pada setiap serangan angina pektoris.
  • Ciptakan lingkungan yang tenang, batasi pengunjung bila perlu.
  • Letakkan klien pada bedrest total selama episode angina (24-30 jam pertama) dengan posisi semi fowler.
  • Berikan makanan lembut dan biarkan klien istirahat 1 jam setelah makan.
  • Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi.
  • Kolaborasi medis dalam hal pemberian obat.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan curah jantung.
Intervensi Keperawatan :
  • Pertahankan tirah baring pada posisi yang nyaman.
  • Berikan periode istirahat yang adekuat, bantu dalam pemenuhan aktifitas perawatan diri sesuai dengan indikasi.
  • Catat warna kulit dan kualittas nadi.
  • Tingkatkan aktifitas klien secara teratur.
  • Pantau EKG dengan sering dan rekam EKG bila ada keluhan angina pektoris.
3. Ansietas berhubungan dengan rasa takut akan ancaman kematian yang tiba-tiba.
Intervensi Keperawatan :
  • Jelaskan semua prosedur tindakan.
  • Tingkatkan ekspresi perasaan dan takut.
  • Dorong keluarga dan teman untuk menganggap klien seperti sebelumnya.
  • Beritahu klien program medis yang telah dibuat untuk menurunkan / membatasi serangan akan datang dan meningkatkan stabilitas jantung.
  • Kolaborasi.
4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kodisi, kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.
Intervensi Keperawatan :
  • Tekankan perlunya mencegah serangan angina.
  • Dorong untuk menghindari faktor/situasi yang sebagai pencetus episode angina.
  • Kaji pentingnya kontrol berat badan, menghentikan kebiasaan merokok, perubahan diet dan olah raga.
  • Tunjukkan/ dorong klien untuk memantau nadi sendiri selama aktifitas, hindari tegangan.
  • Diskusikan langkah yang diambil bila terjadi serangan angina.
  • Dorong klien untuk mengikuti program yang telah ditentukan.
Demikian tadi sahabat mengenai askep angina pektoris dan semoga bisa memberikan manfaat.