Jumat, 02 Maret 2012

Prof. dr. Menaldi Rasmin, SpP (K) FCCP

Memilih kado ulang tahun bagi seseorang yang disayangi, susah susah gampang. Menyesuaikan dengan hobi atau kebutuhan si penerima, terkadang perlu dilakukan. Prof. dr. Menaldi Rasmin, Sp.P (K), FCCP, punya kiat khusus. “Setiap ada teman, keluarga atau kita sendiri yang ulang tahun, sebaiknya berikan kado istimewa untuk paru-paru kita. Buat foto rontgen keadaan paru kita,” paparnya usai pengukuhan sebagai Guru Besar Tetap Bidang Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi di FKUI, 23 Februari 2008.
            Kesehatan paru sangat penting untuk dijaga. Menurut Dekan FKUI ini, menjaga kesehatan paru merupakan langkah awal untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang. Dengan mengetahui keadaan paru, minimal setahun sekali, dapat menghindari terjadinya berbagai penyakit paru yang ada. “Dengan selembar foto rontgen, kita berinvestasi besar terhadap kesehatan kita dikemudian hari,” ungkapnya sambil tersenyum.
            Menjaga kesehatan paru, tidak akan berhasil tanpa didukung kebersihan udara. Kualitas udara yang buruk, merupakan salah satu faktor utama pencetus timbulnya berbagai macam penyakit paru. “Makanan-makanan yang tidak sehat, dapat kita hindari dengan berpuasa dan lain-lain. Tapi, untuk urusan bernafas, kita tidak mungkin berpuasa, walau udara di sekitar kita sangat buruk,” paparnya.
            Sebab itulah, suami dr. Sri Linuwih S.W, Sp.KK (K) ini begitu khawatir dengan menurunnya kualitas kebersihan udara di kota-kota besar saat ini. Dengan menjaga udara tetap bersih, selain dapat mencegah terjadinya berbagai penyakit paru, juga berdampak positif pada produktivitas seseorang. “Kalau kualitas udara bisa dijaga, mungkin kita bisa memotong lebih 70% hal-hal yang seharusnya tidak perlu terjadi seperti asma, bronchitis dan pneumonia,” ujarprofesor yang murah senyum ini.
            Udara bersih adalah tanggung jawab semua pihak, baik masyarakat, pelaku industri serta pemerintah. Namun, banyak yang kurang memerhatikan betapa pentingnya udara bersih. “Di beberapa lokasi di Jakarta, dipasang alat pengukur kadar kualitas udara secara realtime oleh pemerintah.Namun, terpulang pada masyarakat, apakah akan menjaga udara bersih dengan, misalnya, tidak merokok atau justru menambah tingkat polusi yang ada,” katanya.