Senin, 05 Maret 2012

dr. Widyorini Lestari H, SpOG

dr. Widyorini Lestari
Di mata Widyorini kecil, dokter adalah profesi yang mulia karena tugasnya menolong dan berbuat baik terhadap masyarakat. Pengenalannya pada profesi ini sangat baik, karena ayahnya seorang dokter. Itu yang mendorongnya masuk Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang. Dan sekarang ini, nama lengkapnya adalah dr. Widyorini Lestari H, SpOG., (36 tahun).
’Kedokterannya’ terlihat saat menjawab pertanyaan peserta (penderita kanker) pada seminar untuk awam bertema “Kanker Ovarium: Pencegahan & Pengobatan”, 8 Desember 2009 di RS. Kanker Dharmais, Jakarta. Sampai  acara usai, ia tak segan-segan menjawab pertanyaan dari peserta seminar yang ingin tahu lebih lanjut tentang  penyakit tersebut.
“Banyak kepuasan dan kesenangan yang didapat dokter, ketika menolong seseorang. Seperti saat seseorang datang dalam keadaan sakit. Kita berikan solusi, terapi, kontrol dan pada akhirnya pasien bisa memperoleh kesembuhan. Itulah kepuasan dan kesenangan yang saya rasakan,” ujarnya.
Membaca dan renang adalah hobinya di kala senggang. “Saya gemar membaca novel, khususnya cerita tentang kriminal dan thriller. Novelis favorit saya  Agatha Christy dan Sidney Sheldon,” ujar istri  Dudy Arman Hanafy yang juga dokter.
Kenapa tertarik novel kriminal dan thriller? “Saya suka pada karakter-karakter dalam cerita tersebut, terutama tokoh detektifnya. Untuk menemukan pembunuh dalam suatu kasus, si detektif harus membaca profil karakter tokoh-tokoh lain. Barulah ia bisa menemukan siapa pembunuhnya. Membaca profil karakter seseorang inilah yang membuat saya tertarik. Ini sama seperti dokter ketika menghadapi suatu penyakit,” katanya serius.  
Sebagai dokter, ia menekankan pentingnya kesehatan dalam keluarga, kepada kedua anaknya - Kirana Dewi (6 tahun) dan Kayana Damita (2 tahun). ”Menjaga kebersihan adalah pola yang selalu saya berikan kepada mereka, sama halnya saat menerapkan kebersihan kepada pasien. Kalau umurnya sudah cukup nanti, saya akan berikan skrining tes kesehatan, salah satunya  pap smear.
Apa harapan di tahun 2010? ”Saya ingin beribadah dengan cara menolong orang lain dan tidak berhenti menambah ilmu, agar saya bisa lebih sukses,” kata kelahiran Pontianak, Kalimantan Barat, 23 Februari 1973 ini.