Selasa, 06 Maret 2012

dr. Inge Permadi MS, SpGK

“Tampil cantik adalah keharusan. Selain untuk modal mencari uang, pasien akan lebih percaya karena semua hal harus diawali dari diri kita sendiri,” ujar dr. Inge Permadi MS, SpGK di sela seminar tentang obesitas di Hotel Borobudur, Jakarta. Dilihat sepintas, tidak ada yang mengira bahwa wanita ini telah berumur setengah abad (50 tahun). Tubuhnya mungil, kulitnya terlihat segar dan kencang, jauh lebih muda dari usianya.
“Kuncinya, selalu menjaga kesehatan dan mengonsumsi makanan sehat,” katanya. Tak perlu susah-susah dalam menjaga kecantikan. Yang penting, “Lakukan 2 J, yaitu : Jumlah dan Jenis makanan yang kita konsumsi.” Jumlah makanan yang dikonsumsi tidak boleh berlebihan, perhatikan juga jenis makanan yang dikonsumsi. “Contohnya goreng-gorengan, saya selalu berusaha dan sangat berhati-hati mengonsumsi, dengan selalu menghitung kalorinya. Bukan berati saya tidak makan gorengan, saya tetap mengonsumsi sedikit-sedikit,” ia tertawa.
Olahraga merupakan bagian kehidupan yang tidak pernah ditinggalkan. Dosen S1 dan S2 di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini selalu aktif berolah raga. Setiap hari, ia bangun jam 04.00 dan langsung menuju treadmill. Di sini, selama satu jam ia membakar lemak tubuh. Ketika harus mengajar pada jam 07.00 pagi, ia bangun lebih awal untuk ber-treadmill ria. “Jangan lupa hidupkan AC, karena dalam ruangan yang dingin lemak tubuh lebih mudah dibakar.”
Sebagai seorang spesialis gizi klinik, ia merasa prihatin melihat orang-orang di luar sana yang melakukan diet tidak sehat. Menurutnya, dalam melakukan diet, siapa pun harus memperhatikan program pelangsingan yang tepat. Seperti, bagaimana konsumsi makanan yang sehat dan aktivitas fisik yang sehat, yang merupakan kunci sukses dalam diet.
Obat-obatan dapat diberikan, jika diet dan aktivitas fisik tidak mungkin  dilakukan sebagai terapi pelangsingan oleh pasien. “Di sisi lain, dokter harus memperhatikan dan mengerti betul, bagaimana manajemen pemberian obat untuk penderita obesitas dengan dosis yang tepat, dan tetap menjaga perkembangan pasien,” ujar wanita yang sedang konsentrasi menyelesaikan program S3 ini.