Senin, 05 Maret 2012

dr. Adityawati Ganggaiswari, M.Biomed

Keinginannya begitu menggebu untuk masuk menjadi psikolog. Ternyata, dia gagal masuk fakultas psikologi. Ia akhirnya masuk Fakultas Kedokteran YARSI, Jakarta. Kini, ibu dua anak ini (Michael Sean Fathony, 18 tahun, dan  Arique Helmi Basili, 9 tahun),.menikmati kesehariannya sebagai dokter. Bagi dr. Adityawati Ganggaiswari, M.Biomed, Kepala Bagian Obat Sitostatik Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Pusat ini,  “Komunikasi adalah modal dasar yang tidak boleh ditawar-tawar, untuk mempererat hubungan antara pasien, dokter dan tenaga kesehatan lain.”
Eratnya hubungan dengan pasien, sudah terjadi saat menjabat Kepala Puskesmas di Mauk, Tangerang, yang ketika itu masih sangat terpencil dan jauh dari jangkauan petugas kesehatan. Ia terharu melihat keadaan lingkungan setempat. Banyak anak yang menderita batu kandung kemih,. karena air tanahnya tidak bersih.
Bila ada ibu hamil yang partus lama, biasanya dirujuk ke RS di kabupaten yang jaraknya cukup jauh dan kondisi jalannya sangat buruk. Sering terjadi, baru separuh jalan mobil ambulance terpaksa kembali lagi ke Puskesmas. Itu karena pasien sudah mau melahirkan. “Melewati jalanan yang jelek memberi rangsangan, sehingga pasien ingin segera melahirkan. Jadi, tidak usah jauh-jauh ke kabupaten,” ujarnya tertawa.
Bagi dokter kelahiran Plaju ini, saat weekend sebisa mungkin dia tidak melakukan kegiatan yang ada kaitan dengan profesi atau pekerjaan. Sebagai ibu rumah tangga, Dia  lebih mengutamakan urusan keluarga. Seperti, mengambil rapor anak dan bertemu guru di sekolah.
Dia juga selalu meminta pendapat suami (John TC Parengkuan), bila ada ide atau hal-hal tertentu yang akan dikerjakan. Ibu dan ayahanda tercinta juga dilibatkan. “Orangtua selalu mendorong apa yang putra putrinya inginkan, terutama dalam hal menuntut ilmu. Menurut beliau berdua, tidak ada batasan usia untuk menuntut ilmu,” katanya.
Penggemar rujak cingur dan empek-empek ini berharap, ia bisa mengamalkan semua ilmunya sebaik mungkin bagi pasien. “Ilmu tidak hanya kita dapatkan dari institusi pendidikan. Kita bisa belajar banyak hal dari siapa saja,” katanya.