Sabtu, 24 Maret 2012

dr. Arry Rodjani, SpU

dr. Arry Rodjani
Dokter yang satu ini pernah dikencingi, saat melakukan pemeriksan pasien dengan stress incontinence. “Saya menganggap hal itu sebagai risiko pekerjaan,” ujar dr. Arry Rodjani, SpU dari Departemen Urologi FKUI/RSCM, Jakarta. Ketertarikanya pada bidang urologi, membutuhkan proses yang panjang. Saat awal belajar urologi, ia tidak tertarik sama sekali. Lama-kelamaan, perasaannya itu berubah menjadi kecintaan yang kuat.

Ayah tiga anak ini juga mendalami bidang urologi anak dan rekontruksi. Saat memutuskan untuk mendalami studi di bidang urologi anak, ia tidak pernah berpikir bagaimana nanti ke depannya. “Semua sudah ada yang mengatur, kita tinggal menjalani. Yang penting tekun, itu kunci saya untuk maju,” katanya. Nyatanya, ia kemudian berkesempatan melakukan transplantasi ginjal, bidang yang relative baru di dunia kesehatan Indonesia. “Meski, sebelumnya, bidang saya adalah bedah umum,” ujarnya. Dengan ilmu yang ditekuninya, ia bersyukur karena dapat membantu banyak pasien.

Menurutnya, semua pekerjaan adalah mulia selagi yang dilakukan bisa memberi manfaat bagi masyarakat atau orang banyak. Kelahiran Jakarta 31 Mei 1960 ini kini mulai mengurangi hobinya bermain badminton. “Saya pernah jadi juara tingkat RT lho, dan saya tetap semangat kalau ada event lagi,” ia tertawa. Sekarang ia memilih olahraga jogging. Renang sesekali, saat ada waktu luang atau saat menginap di hotel di luar kota.

Makanan kesukaan? ”Soto betawi atau soto kambing,” katanya. Namun karena faktor U, ia harus menghindari. Jika suatu saat merasa kangen, diam-diam ia mengonsumsi juga meski sedikit..“Waktu masih muda dulu, setiap ingin makan enak, kendalanya saya tidak punya uang. Sekarang punya uang buat makan enak, sudah tidak boleh. Nasib, ha ha ha." (ant)