Senin, 05 Maret 2012

dr. Nalini, SpKJ (K)

Segudang hobi dimiliki dr. Nalini, Sp.KJ (K) dari Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa RSU Dr. Soetomo / FK. Unair, Surabaya. Ia hoby menulis, membaca buku, sastra, musik, menyanyi dan berwisata boga mencicipi makanan tradisional Indonesia. Saat traveling, ia gemar menikmati gemericik air mengalir di sungai kecil yang bening. Atau, menikmati gerimis turun rintik-rintik lewat jendela rumah, dan masih banyak lagi.
Ketertarikannya pada alam sekitar, tak heran bila di masa kecil dia pernah bercita-cita menjadi penyair. Hoby jalan-jalan, membuatnya ketika di SMA ingin menjadi diplomat. Belakangan, dia memutuskan untuk menjadi dokter, karena tertarik menjadi seorang psikiater.
Saat menjadi mahasiswa kedokteran, ia tidak pernah mengalami kesulitan yang berarti. ”Saya orang yang tahan menjalani proses. Saya juga tidak mau terseret terlalu kuat dalam memandang penderitaan atau kegembiraan. Jalani saja, pasti suatu saat akan sampai kalau memang Tuhan berkehendak,” ujarnya.
Menurut ibu dua anak (Damba Bestari, Daya Banyu Bening) ini, yang terpenting dalam keluaga adalah komunikasi. Sedikitnya waktu yang dimiliki untuk keluarga, memaksanya untuk meningkatkan kualitas hubungan. Saat berkumpul bersama keluarga, ”Saya biasa bercanda atau nonton TV bersama anak dan suami.”
Saat co-ass di rumah sakit, memberikan kesan mendalam baginya. ”Oh begini ya jadi dokter. Rasanya, bangga banget,” ujarnya. Baginya, dokter harus punya jiwa yang sabar, bisa berkomunikasi dengan pasien, berempati dan punya dedikasi. Ketika pasien datang, ia biasa mengajak ngobrol dan mendengarkan keluhan mereka. Setelah itu, baru pasien diberi pemahaman sehingga menjadi lebih tenang dan merasa lebih aman.
Ke depan, katanya, para dokter harus kembali ke ”khitah”.Yakni: punya  dedikasi tinggi, altruistik dan punya integritas. Istri dr. Agung Hadyono, Sp.OG ini punya motto ”Menjadi diri sendiri dengan berbagai kekurangan dan kelebihan.”
”Menjadi dokter jangan pernah bertujuan untuk menjadi kaya, tapi lebih ke nilai kemanusiaan. Kode etik dan sumpah dokter harus selalu kita ingat,” ujar dokter yang pernah menjadi juara lomba menulis dan tarik suara di SMA ini.