Senin, 05 Maret 2012

Dr. Andreas Prasadja, RPSGT

“Andreas, kamu tertarik belajar soal tidur?” Pertanyaan itu dilontarkan owner Rumah Sakit Mitra Kemayoran, Jakarta. Yang ditawari langsung mengiyakan. Kini, Dr. Andreas Prasadja, RPSGT., (34 tahun) menjadi “dokter ahli tidur”.pertama di Indonesia yang diakui secara internasional.
Pada tahun 2004, dengan rasa ketertarikan yang kuat, kelahiran Jakarta 15 Agustus 1975 ini berangkat ke Singapura untuk mengikuti simposium mengenai tidur selama 3 hari. “Di sana, mata saya terbuka. Ternyata, kesehatan tidur itu sangat penting. Gangguan tidur juga amat sangat berbahaya. Celakanya, masyarakat Indonesia belum menyadari hal itu,” ujarnya.
Rasa ingin tahunya mengenai tidur terus berlanjut. Kembali ke Indonesia, dr. Andreas minta diberangkatkan kembali untuk memperdalam ilmu tidur di tempat lain. Pada 2005, akhirnya ia dikirim ke Sleep Medicine and Technology di Sydney University, Australia, untuk mendalami pengetahuan tentang seluk beluk tidur.
“Dengan ilmu yang saya dapatkan, laboratorium tidur di tempat kerja saya sudah berkembang menjadi Sleep Clinic. Dulu, pasien yang datang ke klinik selalu bilang ‘dok, saya ngantukan nih” atau “dok, saya ngorok’. Kini, pasien yang datang berkata ‘dok, sepertinya saya terkena sleep apnea’. Ini membahagiakan, karena edukasi mulai berjalan dan pasien mulai aware,” ujar suami psikolog P. Kristandi Madona ini.
Sebagai dokter, ia menerapkan polahidup sehat pada dirinya, melalui hobi bersepeda tiap pagi dan sore hari. “Berangkat dan pulang kerja yang jartaklnya 5 Km, saya naik sepeda. Ha ha ha,” ujari ayah Khiara Monica (4 tahun).
Alasan lain menggunakan transportasi sepeda adalah, ia bisa menjalankan hobi yang satunya lagi yaitu merasakan jajanan enak. Seperti, ketupat sayur, bubur ayam, nasi tim dan siomay. Menurutnya, menggunakan tranportasi mobil sangat merepotkan, ketika mau berhenti dan memarkir klendaraan. Kalau sepeda, mudah diparkir.
            Apa prinsip hidup yang selalu dipegang? “Berbuat baik dan siap menolong orang. Itu yang selalu saya pegang dalam menghadapi pasien,” ujarnya.