Jumat, 02 Maret 2012

dr. Hasto Wardoyo SpOG (K)

Banyak rumah sakit dengan teknologi dan peralatan canggih, tetapi pasiennya sedikit. Sebaliknya, ada rumah sakit yang biasa-biasa saja tetapi pasiennya banyak sekali. Apa rahasianya? “Pelayanan medis merupakan hal yang penting. Kita harus bisa merasakan apa yang pasien derita, sebagai diagnosa awal dari terapi. Peralatan super canggih, mahal dan sumber daya manusia yang handal, ‘hanya’ faktor kelanjutannya, “ ujar dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K).
Baginya, ruangan VIP di rumah sakit tidak selalu menjadi alternatif terbaik. Pada kondisi tertentu, misalnya one day care surgery, pasien tidak perlu  mengeluarkan banyak uang hanya untuk mendapatkan fasilitas kamar ber-AC, lemari es, TV dan fasilitas lain. Kelahiran Kulonprogo, Yogyakarta, 30 Juli 1964, dan ayah 3 anak ini punya obsesi untuk bisa memberi pelayaanan maksimal tanpa biaya yang mahal. Ia telah menerapkannya di  rumah sakit pemerintah tempatnya bertugas, dan di RSIA Sadewa yang ia dirikan. .
Ia dan isterinya,  dr. Dwikisworo Setyowireni, SpA berpendapat bahwa pelayanan medis yang baik yang sangat dibutuhkan, tidak harus diukur dengan nilai rupiah yang harus dikeluarkan pasien. Semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang pergi berobat ke luar negeri, jelas merupakan pertanda adanya krisis kepercayaan terhadap pelayanan kesehatan di negeri ini..
Meski punya seabrek kegiatan - dosen FK UGM, Ketua PERMI Yogyakarta, Sekretaris HIGERI, Sekretaris POGI Yogyakarta, Direktur Utama RSIA Sadewa dll – ia berusaha untuk tetap bisa menjalani olahraga kegemarannya, yaitu badminton dan jogging  Ia juga bertekad untuk terus memajukan bidang obstetri dan ginekologi di Indonesia. Untuk itu, secara berkala ia mengadakan dialog interaktif melalui radio dan TV di Kota Gudeg, Yogyakarta, di mana ia dan keluarganya bermukim.