Senin, 05 Maret 2012

Dr. Unggul Budihusodo, SpPD, KGEH

Dr. Unggul Budihusodo
“Hepatitis C Kronik (HCK) merupakan inflamasi hati kronik, yang disebabkan virus hepatitis C (HCV). Penularan bisa melalui darah dan cairan tubuh yang telah terinfeksi, seperti dari transfusi darah, seks, tato, tindik dan suntikan,” ujar Dr. Unggul Budihusodo, SpPD, KGEH. (62 tahun), dosen FKUI yang juga Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI).

Optimalisasi terapi HCK penting dilakukan. Ada 2 tujuan terapi HCK yaitu primer dan sekunder. Tujuan primer adalah penyembuhan seperti melenyapkan virus, menghentikan perkembangan penyakit dan menghilangkan gejala. Tujuan sekunder untuk mencegah dan menunda efek seperti fibrosis, sirosis, gagal hati dan kanker hati.

“Yang utama untuk menghindari HCK adalah kebersihan. Indonesia merupakan negara yang berpotensi tinggi berbagai penyakit menular,seperti tipes dan diare,” terang kelahiran Malang, 26 Maret 1947. Cuci tangan, walau tampak sepele, berarti besar bagi kesehatan. Saat ini, Departemen Kesehatan telah mencanangkan gerakan mencuci tangan pada masyarakat. Dokter, sesudah memeriksa pasien, semestinya juga mencuci tangan agar tidak terjadi penularan penyakit dari pasien satu ke pasien lain.
Meningkatkan kesadaran pada masyarakat tentang penyakit menular, seperti HCK,  penting dilakukan. Tak lain agar masyarakat terdorong untuk memeriksakan diri secara dini dan mandiri, sehingga pencegahan dan pengobatan dapat tercapai. “Semua orang pasti tahu peribahasa ’Kebersihan adalah sebagian dari iman’, Tapi banyak yang lupa dan tidak menjalankannya,” ucap dokter yang hobi menyanyi keroncong ini.

Meski sibuk, ayah 3 anak ini (Ratih Budihapsari , Pria Raditya T dan Aria Rahardian) menyatakan bahwa keluarga adalah prioritas utama. “Sudah menjadi konsekuensi, dokter tidak punya cukup waktu bagi keluarga, karena sering jam 22.00 baru sampai di rumah. Hari libur adalah hari untuk keluarga,” ujarnya.