Selasa, 25 Oktober 2011

Seminar Kegawatdaruratan Medis 16 Oktober 2011

TBM Janar Dūta
“Peoples Life Depends On What We Do”


Salah satu kegiatan yang baru ini diadakan oleh Tim Bantuan Medis Janar Dūta (TBM JD) adalah Seminar Kegawatdaruratan Medis. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Lembaga Mahasiswa Fakultas Kedokteran (LMFK) maupun Badan Semi Otonom (BSO) yang ada di lingkungan FK Unud selalu aktif mengadakan berbagai kegiatan kemahasiswaan, seperti seminar dan workshop

Seminar Kegawatdaruratan Medis ini diadakan sebagai wujud nyata dari kepedulian TBM terhadap tingginya tingkat kematian akibat kecelakaan di Indonesia pada umumnya dan di Bali pada khususnya. Berdasarkan realita yang ada, Indonesia adalah salah satu negara yang dijuluki sebagai “Supermarket  Bencana” dikarenakan banyaknya bencana yang terjadi dan bervariasi, mulai dari bencana alam, kekerasan, teroris, kecelakaan, dll.

Kegiatan yang diadakan di ruang kuliah lantai 4 FK Unud ini, berlangsung selama 5 jam, yaitu dimulai dari pukul 08.00 dan berakhir pukul 13.00  WITA. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Ibu Pembantu Dekan 3 dan dihadiri oleh segenap ketua maupun pimpinan d LMFK di lingkungan FK Unud sebagai bentuk dukungan terhadap pelaksanaannya.

Tahukah Anda? Jumlah peserta dari kegiatan ini sungguh luar biasa. Yaitu mencapai 600 tiket seminar yang terjual. Dan ini merupakan seminar dengan rekor peserta terbanyak dari seminar-seminar yang diadakan di lingkungan FK Unud.


Wuoow... Membanggakan bukan? Ini semua tercapai berkat kerja keras dari panitia yang tidak lain adalah anggota TBM JD angkatan 19 dan 20. Selain itu, seminar ini memiliki peserta yang heterogen, yaitu mahasiswa FK Unud, Stikes, Poltekes dan mahasiswa kedokteran dari Universitas Mataram (Unram).


Dan yang terpenting adalah materi seminar yaitu “Initial Assessment”  yang dibawakan oleh dr. Kuning dan “First Aid and Fracture Management”  yang dibawakan oleh dr. Roger, menggantikan Prof. Astawa yang berhalangan hadir. Terlihat antusiasme yang besar dari peserta, dibuktikan dengan beragam pertanyaan yang muncul saat sesi tanya jawab. Kegiatan ini diakhiri dengan acara makan siang yang diselingi dengan hiburan musik dari panitia.

“Menjadi dokter bukan cuman tahu sekedar teori saja, tetapi harus tahu bagaimana kondisi di lapangan. Karena  tidak semua teori sejalan dengan apa yang terjadi di lapangan,” pesan  Mardhi ketua panitia kegiatan yang ditemui disela-sela kesibukkannya mengikuti ujian. “Dengan BSO TBM kita bisa mengetahui kenyataan yang terjadi di lapangan seperti apa, karena TBM terjun langsung di lapangan,” tutur Mardhi sembari mengakhiri wawancara.