Kamis, 13 Oktober 2011

[Anastesi] Bantuan Hidup Dasar


Resusitasi Jantung Paru
Adalah usaha untuk mengembalikan fungsi pernafasan, fungsi sirkulasi, fungsi saraf pusat pada pasien cardiac arrest (henti jantung) dimana tidak diharapkan meninggal saat itu.

Pemulaian langkah RJP
  1. Tidak ada respon pada rangsangan
  2. Tidak ada nafas
  3. Tidak teraba nadi arteri besar
Tahap RJP
  1. Bantuan Hidup Dasar (Oksigenasi darurat)
  2. Bantuan Hidup Lanjut (pemulihan sirkulasi spontan)
  3. Bantuan hidup jangka panjang (resusitasi otak & terapi intensive paska resusitasi)
B H D (Bantuan Hidup Dasar)
Indikasi BHD
  1. Apnue (ditentukan ada/tidaknya nafas)
Lihat, perhatikan, rasa, dengar.
  1. Henti jantung --> delivery O2 terhenti

Definisi Henti Nafas – Henti Jantung
  1. Henti nafas --> nafas berhenti (Apnue)
  2. Henti Jantung --> Jantung berhenti kontraksi
--> Kedua keadaan ini saling kait mengkait.

Penyebabnya Henti Nafas – Henti Jantung
  1. Sumbatan jalan nafas partial atau total
  2. Pernafasan yang tidak adekuat baik akut/kronis
  3. Gangguan rangsang pernafasan --> depresi SSP
  4. Gangguan usaha pernafasan --> cervical fracture
  5. Gangguan paru --> infeksi, aspirasi, asma
  6. Kelainan Jantung : primer / sekunder --> VF (iskemi, infark, obat)
Bisa primer atau sekunder. Sistem respirasi dan kardiovaskular saling berintegrasi.


Contoh : Hipoksemia --> Iskemia Miokard
Penyakit berat --> VO2 meningkat
Gagal nafas --> gagal jantung

Pencegahan (penurunan mortalitas)
  1. Identifikasi sebelum henti jantung/nafas.
  2. Kenali orang-orang yang beresiko tinggi (dengan Anemnesis dan Px).
Memburuknya gejalan klinik : hipotensi, gelisah, lethargi, GCS rendah, CO (lembab, dingin, cyanosis, nadi kecil, lemas, UOP<30 ml/jam).
  1. Hubungi fasilitas medis canggih --> ICU/ICCU.

Kontra indikasi BHD
  1. Kematian normal
  2. Stadium terminal suatu penyakit
  3. Dipastikan bahwa fungsi otak tidak dapat pulih yaitu ½ - 1 jam tidak ada nadi pada normotermi tanpa RJP.

Guna / Tujuan BHD
Mempertahankan pernafasan dan sirkulasi yang adekuat sampai kondisi yang menyebabkan henti nafas / henti jantung dapat diatasi (untuk oksigenasi darurat).

Tahapan BHD
  1. Penilaian awal
  2. Membebaskan jalan nafas
  3. Memberi nafas buatan dengan hawa ekshalasi penolong
  4. Pijat jantung

3 elemen penting BHD setelah Penilaian awal
  1. Airway
Penguasaan jalan nafas, misalnya jalan nafas tertutup oleh lidah. Lakukan ekstensi kepala angkat leher; ekstensi kepala angkat dagu; ekstensi kepala doromng mandibula.
  1. Breathing
Dengan ventilasi buatan berikan oksigenasi yang adekuat, adekuat terlihat dari dada naik turun dengan amplitudo yang seirama, keluar masuknya udara dari mulut/ hidung, terasa adanya kompliens.
  1. Circulation
    • Hilang kesadaran 15’ post henti jantung
    • Tidak terasa denyut nadi arteri besar
    • Henti nafas/gasping
    • Death like appearance
    • Pucat
    • Dilated pupil

Urutan tindakan
  1. Pastikan keselamatan penolong dan pasien terjamin
  2. Periksa pasien, lihat responnya
  3. a. Pasien menjawab --> biarkan pasien pada posisi ditemukan
periksa kondisi pasien secara berkala dan teratur
b. Tidak berespon --> i. Cari bantuan.
ii. Buka jalan nafas (jika mungkin) tanpa merobah posisi
      1. Posisikan Head Tilt, siap memebri nafas buatan.
      2. Berikan nafas buatan, pertahankan jalan nafas bebas.
      3. Lihat, dengar, raba --> ada/tidaknya udara pernafasan keluar masuk, lihat pergerakan dada naik turun, dengar suara pernafasan padamulut pasien, raba gerak hawa pernafasan dengan pipi.
  1. Penderita diletakkan pada dasar yang keras

Posisi penolong
  • Berlutut disamping penderita
  • Pangkal tangan letakkan di 2 jari ke atas dari xypoid sternum
  • Tangan lain diatas tangan pertama
  • Tekanan 4 – 5 cm (lengan harus lurus ke 2 bahu tepat diatas sternum)
  • Setelah kompresi harus relaksasi (relaksasi --> kompresi , maksimal 7 detik)

1 Penolong
  • Kompresi 15 kali dalam 9” – 12”
  • Ventilasi 2 kali dalam 2” – 3”
  • 1 daur kompresi-ventilasi berlangsung selama 15”
  • 1 menit berarti 4 kali daur kompresi-ventilasi, atau
  • 1 menit berarti 60 kali kompresi – 8 kali ventilasi

2 Penolong
  • Kompresi 5 kali (3” – 4”)
  • Ventilasi 1 kali dalam 1”
  • 1 daur kompresi-ventilasi selesai dalam 5”
  • 1 menit berarti 12 kali daur kompresi-ventilasi (60:5)
  • 1 menit berarti 60 kali kompresi - 12 kali ventilasi.

Sesudah 4 kali daur kompresi-ventilasi pada 1 penolong, atau
Sesudah 12 kali daur kompresi-ventilasi pada 2 penolong
--> Evaluasi nadi selama 5”, ventilasi dalam 3-5”
Prinsip Dasar Tatalaksana
--> Tujuan utama peningkatan penyampaian oksigen jaringan
CaO2 = Hb X 1,34 X Sat. + Pa O2 X 0,003
DO2 = CO X Hb X 1,34 X Sat. + Pa O2 X 0,003
= Hr X Vol Sekuncup X CaO2