dr. Mellisa S. Luwia |
“Saya prihatin dengan tingginya angka kejadian kanker serviks di Indonesia. Pnyakit ini sudah menjadi beban kesehatan, ekonomi dan sosial, khususnya bagi perempuan,” ujar Dr. Mellisa S. Luwia, MHA. (59 tahun), Ketua II Pelayanan Sosial Yayasan Kanker Indonesia (YKI) di sela acara pencegahan kanker serviks, 21 Januari 2009, di Hotel Grand Hyaat, Jakarta.
Saat ini, informasi mengenai kanker serviks belum dibarengi kesadaran secara aktif untuk melakukan pencegahan. Penderita kadang baru memeriksakan diri setelah stadium lanjut. Karena terlambat ditemukan dan diobati, penyakit ini tak jarang menyebabkan kematian
Pencegahan apa yang efektif? “Deteksi dini dengan bantuan vaksin bisa menjadi alternatif terbaik. Jika pra-kanker ditemukan maka bisa sembuh 100%, sedangkan kalau masih dini kesembuhan sekitar 90%,” ujarnya.
Kepeduliannya terhadap kesehatan tidak hanya diterapkan di lingkungan masyarakat. Sebagai dokter dan istri dr. Boy Sinatra Luwia, Msc SpOK., ia menerapkan dan mengajarkan cara hidup sehat kepada anak-anaknya. “Sebagai orangtua, rasa khawatir saja tidak cukup untuk menjaga dan merawat anak-anak. Kita (orangtua) juga harus mempraktekkannya,” terang ibu dari 2 anak ini (Stasha Luwia dan Ryan Luwia).
Apa yang ingin diraihnya pada tahun 2009? “Saya ingin terus membantu sesama manusia dengan kapasitas yang ada, serta mendukung ke-2 anak saya agar cita-cita mereka tercapai,” ujar wanita yang hobi dansa ini.