“Kemiskinan, kondisi lingkungan, buruknya layanan kesehatan dan kurangnya pemahaman dan perilaku hidup sehat termasuk mengenai gizi, merupakan faktor penyebab terjadinya masalah gizi di Indonesia” ujar dr. Abidinsyah Siregar, DHSM, MKes (43 tahun), Sekertaris Inspektorat Jendral Kementrian Kesehatan RI. Menurutnya, layanan kesehatan yang baik harus ditunjang promosi kesehatan yang benar dan tepat. Untuk itu, peran pers menjadi penting dalam memberikan edukasi kepada masyarakat. “Pers harus bisa menjadi penghubung antara masyarakat dengan birokrat. Fungsi pers adalah menjadi alat control,” ujarnya.
Berguna bagi banyak orang, merupakan harapan pria kelahiran Banda Aceh 25 Mei 1957 ini. Sejak kecil, ia sudah bercita-cita menjadi dokter, Menurutnya, pekerjaan dokter itu bagus. Selain dari sisi profesi, banyak aspek sosial yang dapat dilakukan, seperti menolong atau membantu dan menyembuhkan orang yang sakit.
Dalam menolong sesame manusia, pengalaman berharga yang akan selalu diingat adalah saat membantu korban bencana Tsunami di Aceh, 26 Desember 2004, yang menewaskan kurang lebih 500.000 orang. Di sana, ia bertugas sebagai relawan kesehatan, membantu para korban, termasuk mengevakuasi jenasah. “Perasaan saya saat itu sangat sedih, terlebih di sanalah saya dilahirkan,” ujarnya.
Di sela-sela kesibukanya, dokter satu ini rutin olah raga, seperti jogging di pagi hari selama 30 menit atau tenis saat ada waktu senggang. “Aktivitas fisik merupakan hal yang penting, untuk menjaga kondisi tubuh,” ujarnya. Ia salut, saat berada di Amerika untuk melakukan kunjungan kerja, warga di sana jarang yang merokok. Selama 2 minggu di sana, ia hanya menjumpai 7 orang perokok. Sementara di Indonesia, ratusan orang bisa kita jumpai sedang merokok di tempat umum dalam sehari.
Makanan favoritnya sayur dan buah. Semua sayuran ia suka, “Terutama sayur yang di masak istri di rumah.”