“Osteoporosis merupakan kelainan skeletal, akibat perubahan mikroarsitektur tulang yang mengakibatkan gangguan kekuatan tulang,” ujar dr. Tanya TM Rotikan, SpKO saat ditemui pada peringatan Hari Osteoporosis Nasional, 20 Oktober 2010, di Hotel Ritz Carlton, Jakarta.
Menurut fakta terakhir, sebagian besar wanita Indonesia kekurangan 50% kalsium harian. Padahal kalsium memiliki peran penting mulai proses pembentukan tulang hingga mempertahankan kepadatan tulang. Jika kondisi ini terus dibiarkan, akan mempercepat terjadinya osteoporosis atau keropos tulang.
Pusat Penelitian dan Pengambangan (Puslitbang) Gizi dan Makanan Depkes, melakukan penelitian di 16 wilayah di Indonesia. Hasil analisa data tentang risiko osteoporosis yang dipublikasikan tahun 2006, cukup menarik: 2 dari 5 penduduk Indonesia berisiko terkena osteoporosis. Kondisi ini lebih tinggi dari prevalensi dunia: 1 dari 3 orang berisiko osteoporosis.
Satu hal yang menjadi penyebab, menurut dr. Tanya, karena kesadaran masyarakat mengenai osteoporosis masih sangat rendah. Hal ini terbukti dengan rendahnya konsumsi kalsium rata-rata di Indonesia, yang hanya 270-300 mg/ hari, dari 1000-1200 mg/hari sesuai yang disarankan berdasarkan standar internasional.
Peringatan kali ini bertema “Tegakan Tubuhmu, Cegah Osteoporosis”. “Secara sederhana, pencegahan terhadap osteoporosis dapat dilakukan dengan mengonsumsi nutrisi berkalsium tinggi dan melakukan aktivitas fisik seperti jalan kaki, atau melakukan senam pencegahan osteoporosis. Jalan kaki merupakan aktivitas fisik yang paling mudah dilakukan, murah dan dapat dilakukan kapan saja sebagai pencegahan,” ujarnya.
Ia mengajak agar kita secara bersama-sama mencegah terjadinya osteoporosis. Pencegahan sebisa mungkin dimulai sejak dalam kandungan, karena sesungguhnya osteoporosis dapat dicegah keberadaannya.