Dokter yang satu ini punya hoby sedikit aneh: melihat penderitaan. Bukan sekedar melihat, tentu. Ia mencoba untuk memahami dan berempati pada sesama yang sedang menderita. “Penderitaan adalah ‘sekolah’ yang luar biasa. Saya bisa belajar untuk melihat ‘ke bawah’, bekerja dengan hati, belajar menggunakan telinga untuk mendengar, dan mengingatkan agar kita tetap humble,” ujar dr. Purnamawati, Sp.AK, MMPaed., dokter spesialis anak dari Kemang Medical Care.
Sejak di SMA, rasa kemanusiaannya kian menguat. Cita-citanya untuk menjadi ahli ekonomi makro akhirnya diurungkan, dan memilih untuk menjadi dokter. Bagi kelahiran Jakarta ini, profesi dokter membuatnya lebih bisa memahami penderitaan. Baginya, pasien adalah guru yang mengajarkan untuk menjadi bijak, bukan sekedar menjadi professional yang tangguh.
Setiap kali bertemu pasien, dokter dengan 4 anak dan sudah menjadi nenek ini selalu mendapat pembelajaran, sehingga pengetahuan dan ilmu medisnya bertambah secara otomatis. “Saya merasa berhutang budi pada pasien,” katanya.
Dia juga aktif di Yayasan Orangtua Peduli (YOP). Organisasi ini terbentuk secara tak sengaja. Berawal dari pertemuan informal dengan pasien, teman, keluarga dan kerabat, untuk berbagi informasi seputar masalah kesehatan. “Setelah memiliki mailing list, anggotanya terus bertambah dan dibentuklah YOP,” ujar pendiri YOP ini
Dia rutin memantau milis dan tanpa merasa sungkan akan segera menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan kesehatan. Kadang, sulit baginya membagi waktu untuk profesi, kegiatan YOP dan keluarga. Namun, wanita yang hobi membaca dan menulis buku ini tetap mempriotitaskan keluarga, apalagi setelah punya cucu. “Saya biasa jalan kaki dan jalan cepat bersama cucu,” ia tertawa.