“Yang terpenting dalam penanganan pasien adalah kejujuran. Jujur untuk mengatakan kondisi pasien yang sebenarnya. Jelaskan obat yang diberikan, mulai dari nama obat, cara kerja dan efek sampingnya,. sehingga pasien memahami,” ujar Prof. Dr. dr. Reggy Lefrandt, Sp.JP (K), FIHA, FSGC, FAHA, FASCC, Ketua Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vascular Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Kendala yang terkadang harus dihadapi dokter, adalah ketidak jujuran pasien untuk mengatakan kondisi penyakit yang sebenarnya. Komunikasi menjadi penting. Dokter harus dapat menanamkan kepercayaan dan menjelaskan kepada pasien, tentang penyakit yang diderita. Beritahu pasien akibat yang akan terjadi, jika tidak melakukan kontrol atau menjaga kondisi.
“Banyak penyakit yang belum ada obatnya. Tapi, jika rajin kontrol, paling tidak kondisi penyakitnya terjaga sehingga kualitas hidup pasien juga lebih baik,” ujar ayah 3 orang putri dan 1 putra (Marsellino Lefrandt, artis muda berbakat) dan pemegang sabuk hitam Dan 5 olahraga beladiri Judo dan Dan 4 Taekwondo ini.
Dia menggemari kedua olahraga “keras” itu sejak muda. Ada riwayatnya. Prof. Reggy menikah saat masih mahasiswa. Selain perlu biaya kuliah, dia juga harus menafkahi istri. Untuk itu, selain menjadi aktifis di KNPI, dia nyambi menjadi atlet Judo dan Taekwondo, serta punya usaha sampingan. Saking cintanya pada Judo, dia mewariskan hobinya ini ke semua anaknya dan ketujuh cucunya jika kelak mereka beranjak besar.
Baginya, menjadi dokter bukan satu-satunya pilihan. Dia sempat bercita-cita menjadi pilot. Tetapi, karena menggunakan kacamata, harapannya diurungkan. Lulus SMA, dia mengambil dua opsi: menjadi dokter atau insinyur. Dia akhirnya masuk Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Manado.
“Yang membuat saya bangga, istri mendukung pilihan saya untuk tetap meneruskan studi hingga menjadi spesialis,” ujarnya. Dukungan sang istri sangatlah berarti. Buktinya, kakek 7 cucu ini kini menjadi profesor.