dr. Teuku Adifitrian |
Karirnya sebagai penyanyi karena tak sengaja. Saat kuliah di fakultas kedokteran, temannya tidak bisa hadir pada acara musik kampus. Ia diminta menggantikan. Sejak itu, karirnya di dunia musik dimulai. Jalan hidup anak kedua pasangan Teuku Zulkifli dan Safuraini, bisa dibilang mulus. Lulus SMA, ia mengikuti Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN), dan mencantumkan fakultas kedokteran sebagai pilihan. Eh, diterima. Sebagai rasa syukur, ia giat belajar dan lulus sebagai dokter.
“Dalam memberikan pelayanan kesehatan, yang terpenting adalah hubungan antara dokter dengan pasien. Kita harus bisa menganggap pasien sebagai bagian dari keluarga kita. Itu agar pasien merasa nyaman,” katanya.
Penggemar berat sate kambing ini punya pengalaman menarik saat menangani seorang ibu yang hendak melahirkan. Ibu itu meminta Tompi untuk menyanyikan sebuah lagu Gereja. Karena bukan seorang Nasrani, Tompi tidak bisa menyanyikan lagu yang diminta. Melihat kondisi sang ibu, akhirnya ia menyanyikan sebuah lagu berjudul Amazing Grace, satu-satunya lagu Gereja yang ia tahu. “Belakangan saya sadar. Lagu tersebut ternyata biasa dinyanyikan bila terjadi peristiwa duka (orang meninggal), ha ha ha,” Tompi tertawa. Syukurlah, proses kelahiran berjalan dengan lancar.
Selain menyanyi, Tompi tak hendak meninggalkan profesi dokter. Ia kini residen di Bagian Bedah Plastik RSCM, Jakarta. Ia mengambil spesialis bedah plastik. Ia ketat membuat schedule. Meski pulang malam usai konser, pagi harinya ia tetap berangkat ke kampus jika memang ada jadwal kuliah.
Menurut Tompi, antara dokter dan entertainer punya banyak kesamaan - sama-sama membantu orang lain. Ia menyanyi untuk menghibur hati pendengar. Sedangkan di dunia kedokteran, ia menolong pasien yang membutuhkan.