Jumat, 20 Juli 2012

Dr. Santoso Karo-Karo, MPH, SpJP (K), FIHA

“Dari kecil saya senang memakai topi,” ujar Dr. Santoso Karo-Karo, MPH, SpJP (K), FIHA. Kegemaran itu diturunkan dari kakeknya, orang Karo asli. “Pria Karo harus memakai dresscode topi, entah kopiah, ikat kepala, topi detektif, atau apa pun,” katanya. Oleh kakeknya, setiap ke pasar atau keluar rumah untuk menghadiri upacara adat, selalu dipakaikan topi. Upacara adat biasanya hari Sabtu dan Minggu. Ayahnya, seorang tentara, juga gemar mengoleksi topi. Dan orang Karo biasanya memakai kopiah. “Saya sendiri seringnya memakai topi detektif,” katanya.
Selain hoby, ia memakai topi karena tidak tahan dinginnya ruangan ber-AC. “Kalau kena dingin, kepala saya pusing. Kalau pakai topi, rasa pusing hilang karena topi bisa menghangatkan kepala,” katanya.
Koleksi topinya ada 30-an buah. Ada yang dibeli sendiri, ada yang dikasih teman. Koleksinya bermacam-macam, mulai topi biasa, topi koboi yang lebar, topi detektif, topi yang biasa dipakai penyanyi, dan lain-lain. Dari sekian banyak jenis topi, ia paling suka memakai kopiah melayu, yang berbeda dengan kopiah hitam yang biasa dipakai di masyarakat. Kopiah melayu  bagian tengahnya lebih menonjol. “Di Sumatra dikenal juga sebagai kopiah tengku-tengku,” tambahnya.
Dia juga senang memakai topi koboi. Meski bentuknya hampir sama, topi koboi perempuan berbeda dengan yang laki-laki. “Tapi sekarang ada topi unisex, bisa dipakai laki-laki dan perempuan.” Topi koboi unisex ia punya 3 dan sekarang tinggal 2. “Yang satu hilang, lupa saya taruh di mana. Ha ha ha.”
Hoby ini tidak memerlukan biaya besar. Harga topi yang dikoleksi berkisar Rp.50 ribu - Rp.300 ribu. Kebanyakan produk lokal, seperti dari Garut. Topi yang punya kesan mendalam, yaitu topi model gentelman Inggris yang harganya juga tidak terlalu mahal.
Hobynya memakai topi, mendapat perhatian rekan-rekan sesama kardiolog. Setidaknya, ada 5 kardiolog yang sekarang mengikuti jejaknya. Seperti Prof. Reggy, dr. Suharman, dr. Martinus Amir, dr. Kuswandi, dr. Nur Haryono. “Biar saja waktu masuk hotel mewah saya dikira juragan tempe, yang penting saya nyaman dan lebih percaya diri dengan memakai topi.” (Ant)