ABSTRAK  
 
TIVA (Total Intravenous Anesthesia) merupakan salah satu jenis anestesi umum yang meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya kesadaran yang bersifat reversible. Anestetik intravena selain untuk induksi juga dapat digunakan untuk rumatan anestesia,  tambahan   pada   analgesia   regional   atau   untuk   membantu   prosedur diagnostik  misalnya thiopental, ketamin, dan propofol. Seorang wanita 42 tahun dengan diagnosis tumor payudara sinistra curiga ganas pro biopsy  dengan status ASA I dilakukan biopsy  eksisi benjolan payudara sinistra dengan general anestesi intravena,  intermitten balance, tanpa intubasi, napas spontan dengan bantuan kanul  oksigen.
KASUS
Wanita 42 tahun mengeluh adanya benjolan sebesar kelereng  Ø 2 cm tunggal didaerah payudara sinistra, lokasi di kuadran kiri atas,  dirasakan sejak ± 1 bulan yang lalu, awalnya kecil makin lama makin  membesar, benjolan padat, terfiksir, tidak nyeri dan tidak dipengaruhi  oleh siklus menstruasi, riwayat benjolan serupa dipayudara sinistra ± 2  tahun yang lalu dengan hasil PA Ca mammae dan telah dilakukan radical  mastektomi mammae sinistra dengan anestesi GA, riwayat asma (-), alergi  makanan (-), obat (-), hipertensi (-), penyakit jantung (-), DM (-)
Pada pemeriksaan fisik kesadaran umum baik, CM, tekanan  darah 120/90 mmHg, HR 85x/menit, RR 22x/menit, kepala CA (-/-), SI  (-/-), tidak menggunakan gigi palsu, torak dan abdomen dalam batas  normal, ekstremitas hangat, edema (-/-). Hasil pemeriksaan darah rutin,  CT, BT, EKG dalam batas normal.
DIAGNOSIS
TUMOR PAYUDARA SINISTRA CURIGA GANAS PRO BIOPSI EKSISI STATUS ASA I
 
PENATALAKSANAAN
Pada pasien dilakukan biopsy eksisi benjolan payudara  sinistra dengan general anestesi intravena, intermitten balance, tanpa  intubasi, napas spontan dengan bantuan kanul oksigen. Pasien diberi  premedikasi SA (Sulfas Atropin) 0,25mg dan Sedacum (midazolam) 1mg.  Induksi dengan ketamin 50mg IV. Maintenance dengan O2 3 L/menit, ketamin  25mg IV, sedacum 1mg. Intruksi post operasi yaitu pemberian O2  2L/menit, awasi KU(Keadaan Umum) dan TTV (Tanda-tanda vital) tiap 15  menit, Injeksi ketorolac 30mg tiap 8-12 jam, pasien dapat  makan minum  bila telah sadar penuh.
DISKUSI
TIVA (Total Intravenous Anesthesia) merupakan salah satu jenis anestesi umum yang meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya kesadaran yang bersifat reversible. Anestetik intravena selain untuk induksi juga dapat digunakan untuk rumatan anestesi tambahan pada analgesia atau   untuk   membantu   prosedur diagnostic misalnya thiopental, ketamin, dan propofol. TIVA digunakan  buat mencapai 4 komponen penting dalam anestesi yang menurut Woodbridge  (1957) yaitu blok mental, refleks, sensoris dan motorik. Atau trias A  (3 A) dalam anestesi yaitu  Amnesia, Arefleksia otonomik, Analgesik, relaksasi otot. Jika  keempat komponen tadi perlu dipenuhi, maka kita membutuhkan kombinasi  dari obat-obatan intravena yang dapat melengkapi keempat komponen  tersebut. Kebanyakan obat anestesi intravena hanya memenuhi 1 atau 2  komponen di atas kecuali ketamin yang mempunyai efek 3 A menjadikan ketamin sebagai agen anestesi intravena yang paling lengkap. Kelebihan TIVA yaitu kombinasi obat-obat intravena secara terpisah dapat di titrasi dalam dosis yang lebih akurat sesuai yang dibutuhkan, tidak menganggu jalan nafas dan pernafasan pasien terutama pada operasi sekitar jalan nafas atau paru-paru dan anestesi yang mudah dan tidak memerlukan alat-alat atau mesin yang khusus.
Pada pasien diatas pembedahan dilakukan dengan general  anestesi intravena, intermitten balance, tanpa intubasi, napas spontan  dengan bantuan kanul oksigen. pemilihan jenis anestesi ini didasarkan  dari kelebihan TIVA seperti diatas, selain itu operasi ini juga tidak  memakan waktu yang lama sehingha tidak dibutuhkan intubasi selama  anestesi. Penilaian dan persiapan pra operasi adalah suatu  tindakan yang penting untuk mnengetahui keadaan pasien, dimana letak  operasi yang akan dilakukan dan macam operasinya. Sehingga kita bisa  menentukan jenis anastesi yang akan dilakukan. Persiapan yang dilakukan meliputi kunjungan pra anastesi sehingga  diketahui status fisik ASA pasien, lalu pemilihan untuk premedikasi,  induksi dan maintenance yang sesuai dengan keadaan pasien. 
KESIMPULAN
TIVA (Total Intravenous Anesthesia) merupakan salah satu jenis anestesi  umum yang meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya kesadaran  yang bersifat reversible. Pada pasien diatas pembedahan dilakukan dengan  general anestesi intravena, intermitten balance, tanpa  intubasi, napas spontan dengan bantuan kanul oksigen. Induksi dengan  ketamin karena ketamin yang mempunyai efek 3 A menjadikan ketamin sebagai agen anestesi intravena yang paling lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
1. Latief, dkk.2001.Petunjuk Praktis Anestesiologi. Ed.II. Penerbit FK UI : Jakarta
2. Gordon, G. 2003. TIVA - General  Consideratin disadur dari
 
 
   
3. Morgan, G. Edward, Jr., Maged S. Mikhail, Michael J. Murray. 2007. Clinical Anesthesiology. 4th edition. The McGraw-Hill Companies: Philadelphia
4. Rasad, dkk.1989. Anestesiologi. CV Infomedika : Jakarta
PENULIS
  Diah Anggraini - Bagian Anesthesiology dan Reanimasi RSUD Salatiga
Sumber berita 
