Kamis, 21 Juli 2011

dr. Daniel Tobing SpJP


dr. Daniel Tobing
“Orang naik motor, itu biasa. Tapi, saya PTT di Timor-timor, seringnya motor naik orang” ujar dr. Daniel Tobing, SpJP, di ruang kerjanya RS Jantung Harapan Kita, Jakarta. Dr. Daniel boleh bangga, karena pernah PTT di luar negeri. Hanya saja, pada tahun 1992-1995, Timor-timor masih menjadi bagian NKRI.
Di sana, ia sempat menolong seorang ibu yang akan melahirkan. Lokasinya yang jauh dan termasuk daerah konflik, membuatnya harus ditemani dan meminjam motor milik Polres setempat. “Sebelum mencapai lokasi, kami harus membopong motor, karena jalannya tidak mungkin dilalui, turun naik dan ada sungai,” ujarnya.
Setiba di lokasi, ibu yang akan melahirkan itu ketika diperiksa ternyata bayi yang dikandung telah meninggal. Ia memutuskan untuk membawa si ibu ke Puskesmas. Pasien dibawa mengunakan tandu oleh penduduk setempat. Ia sendiri harus kembali membopong sepeda motor.
Sampai di Puskesmas, masalah muncul karena bayi letaknya melintang. Secara teori kedokteran, bayi harus dipotong-potong supaya bisa keluar. Tapi, di masyarakat Timor terutama yang Katolik, hal itu tidak boleh dilakukan. Dr. Daniel memanggil Camat, Kapolsek dan Danramil setempat, untuk sama-sama menjelaskan kepada pihak keluarga mengenai kondisi si ibu. Si ibu disuruh untuk tidak mengejan. Namun setelah tahu anak yang dikandungnya sudah meninggal, ibu itu spontan mengejan. Dan, bayinya keluar spontan, utuh dan tidak mengalami perdarahan. “Ini pengalaman luar biasa, di luar pemikiran saya dan teori mana pun” ujarnya.
Saat di Timtim, ia sempat belajar menembak dengan senjata M-16. Pulang dari Timtim, ia mengambil spesialis jantung. Alasannya bidang ini terus mengalami perkembangan, dari sisi teknologi yang digunakan mau pun penelitian-penelitain baru.
Menjadi dokter sangat ia nikmati, meski saat kecil ia bercita-cita menjadi “tukang insinyur” seperti Rano Karno dalam film Si Doel Anak Sekolahan. Kebahagiaan menjadi dokter muncul, ketika melihat pasien yang ditangani sembuh dan mengucapkan terima kasih.
Ikut seminar atau kongres di luar kota, sambil refreshing ia bisa menghilangkan kejenuhan, karena terbebas dari rutinitas. Di saat lain, ia nonton film action seperti Spiderman atau Transformer. Makanan favorit? “Nasi goreng Kebon Sirih, Jakarta,”  kelahiran tahun 1966 ini tertawa.