Kamis, 28 Juli 2011

Efek buruk Halothane

Halothane adalah obat anestesi inhalasi berbentuk cairan bening, tak berwarana, mudah menguap dan berbau harum.

Pemberian halothane biasanya dengan oksigen atau nitrous okside 70% serta menggunakan vaporizer yang khusus dikalibrasi agar konsentrasi uap yang dihasilkan akurat dan mudah dikendalikan. Halothane dikemas dalam botol berwarna gelap dan mengandung 0,01 % timol sebagai bahan stabilisasi.



Halothane diperkenalkan pada tahun 1956 hingga 1980-an, diberikan kepada jutaan orang dewasa dan anak-anak di seluruh dunia. Halothane tidak bisa diberikan pada pasien depresi jantung, sebab depresi jantungnya akan bertambah parah dan berakhir gagal jantung atau kematian. Halotan juga tidak bisa diberikan pada pasien rentan terhadap aritmia jantung.

Efek buruk yang dihasilkan Halothane adalah penyekit hepatitis , sindrom hepatitis memiliki angka kematian sebesar 30% sampai 70%. perkiraan hasil dari metabolisme halotan menjadi asam trifluoroacetic melalui reaksi oksidatif dalam hati. Sekitar 20% Halothane yang dihirup akan dimetabolisme oleh hati dan produk-produk tersebut akan dikeluarkan dalam urin.

Kepedulian untuk mencegah hepatitis, menarik perhatian praktisi kesehatan, terutama Anestesiologi, sehingga mereka membatasi penggunaan halothane, penggunaanya diganti pada tahun 1980 dengan enfluran dan isoflurane.

Pada tahun 2005 obat anestesi inhalasi yang paling umum digunakan adalah isoflurane, sevofluran, dan desflurane
Sunber berita