Senin, 04 Februari 2013

Derita Ketua Kelompok

Siang itu, papan pengumuman di depan kelas dipadati oleh mahasiswa-mahasiswa angkatanku, aku yang baru tiba ke kampus langsung mengampiri kerumunan tersebut. Mataku langsung tertuju di kertas yang tertempel di papan tersebut yang bertuliskan daftar kelompok mahasiswa.

"Itu kelompok buat apaan sih?" tanyaku ke Nia yang berdiri di sampingku.

"Lah, kamu udah lupa ya? Kita kan ada dikasih tugas sama dr. Regi untuk presentasi tentang penyakit, lusa udah harus siap, mana porsi nilainya besar lagi kata dokternya."

"Oh iya ya..."

Aku berusaha mencari namaku di antara deretan nama mahasiswa lainnya. Dan ternyata namaku ada di kelompok 8 bersama dengan 9 orang temanku yang lain. Akan tetapi aku merasakan ada hal yang aneh di namaku, yaitu ada tanda bintang "*" di sampingnya, setelah aku baca lagi ternyata di bawah kertas tersebut bertuliskan.

* = Ketua Kelompok

ALAMAK! Jika biasanya selama ini aku menjadi mahasiswa alam gaib yang tidak pernah terlihat selama ada kerja kelompok akan tetapi namaku selalu muncul paling atas, kali ini giliranku yang bertugas mengkoordinir teman-teman sekelompokku.

"Tenang, kan cuman jadi ketua kelompok aja, masih ada teman-teman yang lain juga untuk ngerjain bareng." hiburku saat itu. Aku memberanikan lagi untuk melihat daftar teman-teman yang sekelompok denganku saat itu, dan ternyata aku memang sedang beruntung karena sekelompok dengan Tari, mahasiswi yang dikenal pintar dan sangat rajin terutama karena catatan kuliahnya yang sangat lengkap, bahkan di saat dosen menjelaskan dengan kecepatan 200 km/jam, ia tetap mampu mencatatnya dengan rapi dan baik. Anggota kelompok yang lain? Kebanyakan tipe-tipe mahasiswa alam gaib sepertiku, tapi tak apalah asal sekelompok dengan Tari pikirku dengan riang gembira.

Aku langsung lari menghampiri Tari yang sedang makan di kantin.

"Tari, kamu udah tau belum klo kita sekelompok buat tugas presentasi lusa?"

"Belum. Oh jadi kita sekelompok ya?"

"Iya bener. Aku bisa minta tolong kan?"

"Hm..." Tari terdiam sejenak "Minta tolong apa?"

"Itu... anu... biasa.... hehehe." jawabku cengengesan

"Ahhhh, lambat kamu. Iya ntar aku bikinin slidenya, sekalian aku yang presentasi."

"Nah gitu dong!" aku senang bukan mainnya karena beban presentasi ini telah hilang. Selain itu juga aku tidak perlu pusing memikirkan bagaimana seandainya "diserang" oleh pertanyaan-pertanyaan maut oleh kelompok lain karena di kelompokku ada Tari.

***

Sore keesokan hari di saat aku sedang santai-santainya, aku mencoba menjadi sosok ketua kelompok yang baik dengan menghubungi Tari menanyakan progress slide untuk presentasi keesokan harinya sekaligus meminta dikirimkan print out-nya agar dapat kami pelajari.

Selang beberapa lama setelah SMS dikirim HP-ku berbunyi.

"Aduh, maaf banget ya. Aku besok gak bisa masuk kuliah, tadi siang kakek aku meninggal, ini aku sekarang lagi di bandara mau ke tempat kakek aku."

DEG! Aku mulai panik.

"Iya. Gak papa ko. Turut berduka cita ya. Oiya, slidenya udah dibuat kan? Bisa minta kirimin ke e-mail aku gak?"

Aku berusaha menenangkan diri. Setidaknya aku tinggal menunjuk orang di kelompokku untuk presentasi pikirku saat itu sebagai ketua kelompok yang malas. 5 menit kemudian HP-ku kembali berbunyi.

"Aduh maaf, aku belum sempet bikin. Rencananya sih sore ini aku bikin, tapi gara-gara ini aku jadi gak sempet bikin. Maaf banget ya."

"Oh iya, terima kasih ya. HehehehehehEHEHEHEHEHEHEHEHEHEHEHHE!!!!" *delete draft*

Aku langsung panik, jam sudah menunjukkan pukul 5 lewat 15, aku mengambil HP-ku dan mengirim SMS ke seluruh anggota kelompok untuk berkumpul dan mengerjakan tugas presentasi bersama-sama malam itu di rumah Arif temanku di karenakan rumahnya yang sangat luas sehingga nyaman dijadikan tempat berkumpul.

Pukul 8 malam tepat aku sudah stand by di rumah Arif sambil menunggu teman-teman yang lain datang, tapi alangkah kagetnya aku karena di rumah Arif hanya ada dia, Hendra, dan Tomi, rekan 1 permainan yang juga teman 1 kelompokku, sedangkan 5 orang anggota kelompok yang lain tidak ada tanda-tanda keberadaannya.

"Maaf ya, aku gak di bolehin ortu-ku keluar malem." "Wah, anjing aku baru bertelur nih di rumah sakit, jadi gak bisa dateng." dan berbagai alasan lainnya yang ku dengar ketika aku menelpon tiap anggota kelompokku.

"Ya, berhubung cuman ada kita ber 4 di sini, yuk kita mulai aja ngerjain tugasnya nih." perintahku bersemangat.

"Ntar lah, 1 ronde lagi nih. Lagi rame-ramenya." jawab Arif.

"Iya bener, santaiii. nanti kita ngerjain bareng-bareng ko." timpal Hendra pula, sementara Tomi masih terlihat serius memandangi layar laptopnya.

"FIRE IN THE HOLE!!!!!!" teriak Tomi tiba-tiba. Mereka bertiga sedang asyik bermain game point blank online karena di rumah Arif terhubung oleh wi fi.

"Hm.... Iyadeh cepetan ya. Ini aku sambil-sambil cari bahan dulu." jawabku pasrah. Aku mulai menyalakan laptopku dan mulai mencari materi-materi untuk presentasi besoknya..... yang ternyata berakhir di twitter dan facebook. Online sebentar sambil nunggu mereka, pikirku saat itu.

2 jam sudah berlalu, jam dinding di rumah Arif sudah menunjukkan pukul 10 lewat 20.

"Sudah jam 10! Ayo cepet kita kerjain tugas presentasi besok! Katanya tadi 1 ronde lagi." ucapku panik yang juga lupa waktu karena online.

"Bentar ini lagi perang clan nih! 10 menit lagi paling selesai." jawab Arif yang diiyakan oleh teman-temannya yang lain. Sepertinya pengertian 1 ronde lagi bagi gamer itu berarti 1 abad lagi.

Aku mulai kehilangan kesabaran, ingin rasanya aku memotong kabel wi fi di rumah Arif dengan scalpel. Akhirnya aku memilih untuk bersabar (lagi) dan mulai mengerjakan tugas presentasi besok sendirian. Aku buka-buka textbook dan jurnal-jurnal di internet yang membahas materi yang aku inginkan.

Setelah hampir 30 menit, slide yang telah selesai baru 2 slide, dan itu pun slide yang berisi perkenalan anggota kelompok dan ucapan "Terima Kasih". Super sekali. Arif, Hendra, dan Tomi masih terlihat asyik bermain game yang sudah membuatku pasrah berharap dari mereka. Aku kembali melanjutkan mengerjakan slide untuk presentasi besok, akan tetapi godaan terbesar kembali menghantuiku, godaan tersebut adalah musuh terbesar mahasiswa yang ingin belajar di malam hari, musuh tersebut bernama "Kantuk". Mataku terasa seperti ada Farhat Abbas dan pocongnya bergelantungan, sehingga terasa sangat berat. Aku mencoba melawan rasa kantuk itu, akan tetapi aku sampai di suatu titik dimana mata ini tidak bisa di kompromi lagi. Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi.... #matik

***

Aku membuka mata dan di sekelilingku suasana sangat gelap. Setelah ngulet selama 5 menit aku membuka mataku lebar-lebar dan menyalakan lampu. Rupanya aku tertidur di ruang tamu Arif sementara tidak jauh dari tempatku Arif, Hendra, dan Tomi juga sedang tertidur pulas di lantai.

"OH IYA SLIDENYA BELUM SELESAI!!!!" tiba-tiba aku panik. Jam saat itu menunjukkan pukul setengah 6, sementara presentasi akan dimulai jam 8. Slide belum selesai seutuhnya, masih kurang pembahasan mengenai faktor risiko, penatalaksanaan, dan lainnya. Dengan cepat aku kembali membuka textbook-textbook yang berhamburan di lantai. Setelah 1 jam yang intensif, akhirnya slide tersebut telah selesai, mungkin ini yang namanya kekuatan kepepet. Akan tetapi aku melupakan 1 hal yang tatkala jauh lebih penting juga, yaitu orang yang akan presentasi. Berhubung yang paham mengenai seluk beluk slide ini hanya aku seorang, maka mau tidak mau aku juga-lah yang akan mempresentasikannya nanti. Aku kembali mendalami materi-materi yang ada di slide untuk di presentasikan selama 1 jam.

"Yak selesai! Siap untuk presentasi!" banggaku. Aku membangunkan Arif dan yang lain.

"Rif! Sudah hampir jam setengah 8 loh, kita masuk jam 8. Ntar telat lagi."

"Oh iya..." jawab Arif setengah tersadar.

"Kamu ada flashdisk gak? Aku mau copy slidenya nih, daripada berat-berat bawa laptop ke kampus."

"Adanya harddisk sih, itu ambil aja di kamar aku deket lemari."

Aku bergegas ke kamar Arif dan mengambil harddisknya, kemudian aku meng-"send to" file presentasiku ke HD Arif lalu kembali ke rumah untuk bersiap-siap ke kampus.

Setibanya di kampus aku disambut teman-teman sekelompokku yang mencariku karena aku datang sedikit terlambat.

"SLIDENYA SUDAH KAMU KERJAIN KAN!" ancam Ella teman sekelompokku.

"Iya sudah beres. Pokonya kalian tau jadi aja. Aku juga udah siap presentasi ko. Oiya, gimana kabar anjing kamu? Aku baru tau klo anjing zaman sekarang bisa bertelur. Keren ya." 

"Eh iya ya? Anu... maksudkku anjingnya beranak hehehe." sanggah Ella.
Tiba-tiba saja dr. Regi memasuki kelas. Kelas kami yang awalnya ribut langsung sunyi.

"OK langsung saja ya, kelompok pertama yang maju presentasi......" dr. Regi menghela nafas. "Hari ini tanggal 3, tapi angka favorit saya 2, jadi kelompok 8 silahkan maju yang pertama."

Jackpot, kelompokku merupakan kelompok pertama yang maju. Aku berdiri dan maju untuk bersiap-siap presentasi. Semua anggota kelompokku terlihat sudah datang, terkecuali si Arif, Hendra, dan Tomi yang sepertinya masih melanjutkan mimpi indahnya.

Aku memasukkan hard disk Arif ke laptop di depan kelas yang sudah terhubung ke proyektor, dan ku buka isi hard disk tersebut untuk mencari slide yang telah aku buat. Aku menscroll ke file paling bawah dan alangkah kagetnya aku dan seisi kelas, karena di samping file "tugas presentasi.ppt" terdapat file yang bernama "Woman got a big black c***.avi" dan bergambar thumbnail seorang wanita yang menungging, gluteus dan anus-nya terlihat begitu jelas. Tidak hanya itu, disampingnya juga ada file bernama "Ame** Ichi****.avi" (sensor dikit. clue: pemain sepak bola) yang bergambar thumbnail sesosok wanita jepang sedang posisi litothomi. Kelas tiba-tiba menjadi ribut karena melihat pemandangan yang tak lazim dari proyektor, sementara aku buru-buru memindahkan file slide ke desktop dan mencabut hard disk Arif.

"Dasar Arif kampretttt!!!!! Gak bilang-bilang banyak bokepnya di hard disk, untung namanya sudah terlanjur aku tulis di slide daftar kelompok, jika tidak namanya sudah aku coret." sesalku dalam hati.

Dr. Regi hanya tertawa melihat tingkah laku ku yang salah tingkah dan memerah karena ditertawakan teman-teman di kelas.

"Wah, kamu rupanya sangat tertarik dengan ilmu obsgyn ya, sampai nyimpan-nyimpan video reproduksinya banyak." timpal dr. Regi yang semakin memecah gelak tawa di kelas. Aku hanya terdiam, dan ingin rasanya salto keluar kelas dan pura-pura mati. "Ya sudah, ayo cepat, tiap kelompok cuman punya 15 menit untuk presentasi."

"Ba...baik dok." aku memulai slide dan mencoba untuk langsung menjelaskan to the point untuk mempersingkat waktu. "Jadi etiologi dari penyakit ini adalah..."

"Nyimpan bokep gak di hidden!" teriak salah seorang temanku di barisan tengah yang disambut gelak tawa kelas, bahkan dr. Regi juga ikut tertawa mendengarnya. Dan semenjak saat itu aku mendapat gelar baru di kelas, yaitu "Bandar Bokep Amatiran", lumayan keren. Tak cukup sampai disitu, kesialanku terus berlanjut di saat sesi tanya jawab karena aku sukses dibantai habis-habisan oleh teman-teman kelompok lain dan dosen. Benar-benar pengalaman menjadi ketua kelompok yang tidak akan pernah aku lupakan.

Tapi, dari sini aku mendapatkan beberapa pelajaran. Pertama, jangan jadi mahasiswa yang malas apapun keadaannya, malas itu sahabat baik dari sial. Belajarlah bertanggung jawab dari hal-hal kecil seperti menjadi ketua kelompok sebelum bertanggung jawab terhadap hal yang lebih besar. Kedua, jangan meminjam hard disk teman sembarangan. Ketiga, jika dalam hard disk/ flash disk-mu atau temanmu curiga ada bokepnya, maka jangan lupa untuk menutup proyektor terlebih dahulu sebelum membukanya.