Rabu, 22 Februari 2012

dr. Richard DeAndrea

Bali bukan tempat yang asing bagi dr. Richard DeAndrea. Dokter bule yang ramah ini sudah beberapa kali ke Pulau Dewata. Dia lebih menikmati ombak besar yang menggerakkan papan seluncurnya, ketimbang jalan-jalan di keramaian. “Saya senang ke Bali yang punya ombak besar. Saya bisa bunuh diri jika tidak ke Bali,” gurau lulusan State University, New York, tahun 1990 itu.
Dokter satu ini memang selalu tergila-gila untuk berselancar. Setiap kali beselancar, dia bisa melakukan 7 kali putaran berturut-turut. Jika 21 Oktober 2011 yang lalu, dia datang ke Bali untuk memberikan ceramah di konferensi A4M (American Academy of Anti Aging Medicine), sebelumnya di datang khusus hanya untuk berselancar.
“Saya tidak suka pergi ke pantai, seperti turis umumnya. Terlebih di pantai terlalu ramai, banyak orang dan saya tidak suka suasana seperti itu,” katanya. Dia lebih memilih naik sepeda motor, pergi ke suatu tempat yang masih alami dan indah dan belum banyak orang yang datang ke sana untuk berselancar.
“Saat berselancar  waktu serasa berhenti. Ternyata, di planet ini ada hal yang sama enaknya dengan bercinta, yaitu berselancar,” ia tertawa. Ddua kali yang pertama ke Bali, ia tidak sempat menikmati indahnya alam pulau itu, karena yang dilakukan hanya makan, berselancar, tidur dan berselancar lagi.
Kepala Integrative Medicine di Medicann di Los Angeles, Amerika Serikat, ini menyatakan bahwa ada beberapa tempat di Asia yang menjadi tujuannya untuk berselancar. Pertama adalah pulau kecil di utara Malaysia. “Saya kira, tidak banyak orang yang berfikir bahwa pulau itu adalah tempat yang enak untuk berselancar,” katanya. Srilangka juga enak untuk berselancar. Lalu, ada spot di kepulauan Filipina, namanya Pulau Black Cloud. “Di Tahiti juga ada tempat yang jadi favorit saya."