Rabu, 22 Februari 2012

dr. Andre Pontoh, SpOT

“Dalam setahun saya menangani 600 kasus lutut di Indonesia,” ujar dr. Andre Pontoh, SpOT, di sela seminar IHKS (Indonesian Hip and Knee Society), di Hotel Gran Melia, Jakarta. Ketertarikanya menjadi spesialis orthopedic yang khusus mendalami bidang lutut, karena melihat sang ayah yang menjadi ahli bedah. “Sosok ayah  menginspirasi saya untuk menjadi seperti sekarang ini,” ujarnya.
Lulus orthopedic dari FKUI tahun 1998, atas saran dosennya, ia mendalami bidang lutut di Melbourne, Australia. Bagi banyak orang, lutut mungkin kurang menarik, tapi tidak bagi ayah dua anak ini. Ia menganggap, lutut merupakan bagian tubuh yang penting. Fungsi lutut sangat penting saat melakukan pergerakan. “Kalau orang sakit tangan atau bahu, dia masih bisa pergi/berjalan dengan leluasa. Tapi bila sakit lulut, besar kemungkinan orang tersebut akan tetap berada di rumah,” ujarnya.
Tidak banyak yang menekuni bidang lutut. Selain dia, di Indonesia setahunya hanya ada 1 di Yogyakarta, 1 di Bandung dan 2 di Surabaya. Ia berharap, ke depan akan lebih banyak lagi dokter yang menekuni dan fokus pada kasus lutut, karena  insidennya sangat banyak.
Meski sibuk melakukan operasi di banyak rumah sakit, dokter yang satu ini tetap menyisihkan waktunya untuk keluarga dan menyalurkan hobinya. Hobi? “Saya senang mencuri-curi gambar orang (fotografi),” ujarnya tertawa. Ia sangat menikmati polah atau tingkah laku manusia, yang kadang lucu, menggemaskan atau yang menyentuh. Saking sukanya dengan fotografi, pasien kadang di adikan obyek foto. “Diem-diem saya jepret dari kejauhan dengan kamera Nikon dan tele yang saya miliki. Hasilnya unik,” ia tertawa.
Untuk urusan perut, pria humoris ini senang makan seafood. “Ikan mau diapain aja saya suka,” katanya. Terlebih, saat ini anak pertamanya sedang meneruskan pendidikan memasak. “Anak saya bercita-cita menjadi chef professional, ya saya mendukung,” ujarnya bangga. Menurutnya, semua pekerjaan, jika dilakukan dengan serius dan didasari rasa cinta, hasilnya akan baik. “Semua orang punya jalan dan rejeki sendiri-sendiri."