Senin, 02 Agustus 2010

Menulis Nggak Perlu Bakat (dikutip dari buku seri menulis kreatif karangan Among Kurnia Ebo)

“Kesuksesan itu 1%-nya ditentukan oleh bakat sedangkan 99%-nya ditentukan oleh kerja keras yang tiada henti” Thomas Alfa Edison.
“Menulislah, karena tidak seorang pun yang bisa melarang anda untuk menjadi seorang penulis” suatu kalimat yang saya kutip (lagi) dari sebuah buku motivasi menulis yang dibaca pada suatu malam di sebuah kamar asrama mahasiswa UGM. Sebelumnya saya termasuk orang yang paling malas kalau diminta menulis, tugas mengarang adalah hal yang paling saya benci karena membosankan,awalnya saya pikir menulis itu hanya bisa dilakukan oleh orang yang memang ditakdirkan memiliki bakat dalam dunia literer, sesederhana itulah pemahaman saya tentang menulis dan parahnya kedangkalan pemahaman tersebut sampai saya bawa ketika saya masuk dalam dunia perkuliahan.
Suatu saat ketika di awal tahun kedua kuliah, saya diterima sebagai salah satu penerima beasiswa yang tiap bulan kami diwajibkan untuk membuat laporan bulanan yang terdiri dari evaluasi, rencana bulanan, dan opini bulanan, maka mau tidak mau saya harus menulis. Dalam hati saya berkata “ bisa nggak ya? Bagus nggak ya tulisan saya nanti?”, dan memang terbukti bahwa tulisan saya mendapatkan kritikan begini “ akhi (saudaraku.red), kok tulisannya kayak buat laporan kegiatan, ini bukan opini namanya!”. Siapa yang nggak tersengat coba kalau mendapatkan masukan seperti itu. Awalnya saya mikir memang saya nggak punya bakat untuk menulis tapi saya ada kewajiban untuk menulis tiap bulan dan saya tidak mau mendapatkan kritikan seperti itu lagi, kalau memang dapat kritikan lagi ya minimal beda dengan sebelumnya. Dari saat itu saya mulai mencari informasi bagaimana sih untuk bisa menulis yang baik. Kebetulan teman sekamar saya dua-duanya orang yang maniak nulis, yang sudah bertahun-tahun bergelut dalam dunia kepenulisan.
“Eh gimana sih caranya biar bisa nulis?” itulah pertanyaan polos saya ketika itu. Ada tiga poin yang saya ambil dari jawaban mereka, pertama menulis bisa dilakukan oleh siapa saja, kedua saat mulai menulis jangan pikirkan permasalahan stuktur,sistematika, bagus atau tidaknya tulisan. Intinya tulis apa saja yang ada dipikiran saat itu juga, tidak masalah kalau hasilnya acak-acakan toh nanti bisa diperbaiki dan yang ketiga latih kepekaan dengan banyak mengamati hal-hal yang terjadi disekitar dan banyak membaca. Nah tiga itulah yang selama ini memandu saya untuk tetap menulis.
Dari cerita diatas dapat ditarik kesimpulan bahawa ada beberapa hal yang merupakan dasar dalam menulis atau bisa disebut juga kiat-kiat praktis untuk memulai menulis, apapun jenis tulisannya.
Pertama, gumpalkan motivasi untuk menulis. Motivasi merupakan syarat utama yang harus dipenuhi seseorang untuk melakukan apapun itu. Motivasi menulis bisa karena memang hobbi, ingin dapat tambahan uang saku, atau masalah pemikiran seseoang yang ingin pemikirannya diikuti oleh publik, ingin terkenal atau menulis untuk berdakwah misalnya, itu semua bisa menjadi motivasi untuk menulis. Ya, motivasi apapun itu sah-sah saja, yang pasti setelah menulis akan banyak hal-hal positif yang bisa diraih.
Kedua,mengamati peristiwa dan menggali informasi. Seorang penulis atau orang yang ingin menulis tentu harus bisa menentukan apa yang hendak ditulisnya. Amati peristiwa yang menarik perhatian dan cari informasi sebanyak-banyaknya terkait dengan masalah tersebut. Spesialisasi juga bisa menjadi salah satu alternatif dalam penulisan suatu gagasan. Ada penulis yang spesialis tentang kesehatan, jadi hanya khusus menulis pemasalahan kesehatan saja ada juga yang spesialis menulis permasalahan ekonomi dan sebagainya. Artinya kita bisa menjadi penulis seperti apapun yang kita mau.
Ketiga, mulailah menulis dari mana saja. Jangan tunda-tunda unuk menulis, jangan tunggu sampai motivasi itu luntur. Jangan permasalahkan tentang struktur dan sistematika penulisan dulu. Langsung saja tulis apa yang ada di otak , terus untuk berimajinasi sampai apa yang ada di otak tertuliskan semua. Setelah itu baru deh cari data-data tambahan yang relevan dengan apa yang kita tulis.
Keempat, editing,suat proses yang wajib tapi sering dilupakan oleh seorang penulis. Editing disini bisa berupa editing tata bahasa atau struktur kalimat dan juga editing kerunutan atau keterurutan pemikiran kita. Kadang pada saat tahap sebelumnya, kita menuliskan gagasan kita dengan liar tanpa mengindahkan struktur atau alur pemikiran, nah di tahap editing ini kita bisa mengaturnya sedemikian sehingga tulisan yang kita buat memiliki alur yang bisa dipahami oleh semua orang. Proses editing juga sangat bermakna jika kita hendak mengirimkan tulisan kita ke media, editor biasanya akan memilih tulisan yang kondisinya sudah fixed (sempurna). Proses editing sebaiknya tidak langsung dilakukan setelah kita selesai menuliskan tulisan kita tapi dilakukan setelah otak kita segar kembali. Istirahat kemudian lakukan editing akan lebih baik dan membuat kita bisa berpikir lebih jernih dan sistematis. Perhatikan hal-hal detail yang mungkin bisa merusak keindahan tulisan kita.
Nah itulah tips-tips sederhana dan mendasar tentang teknik untuk memulai menulis. Tidak ada alasan untuk tidak menulis dan sekali lagi ingat bahwa menulis bukan soal bakat tapi soal kemauan untuk terus berusaha menjadi penulis yang lebih baik. Selamat menulis karena tidak ada seorangpun yang menghalangi anda untuk menjadi penulis.(MFK)