Senin, 02 Agustus 2010

Memori Desember 2009: BEM, Evaluasi Diri untuk Melanjutkan Kontribusi

Total Sembilan bulan kami menghuni ruangan 5 X 6 meter persegi ini. Waktu yang terlihat cukup singkat untuk sebuah kepengurusan suatu organisasi. Sembilan bulan yang diwarnai dengan suka dan duka dalam perjalanannya.
Badan Eksekutif Mahasiswa 2009 berada diujung kepengurusannya. Cita-cita menjadi pelayan mahasiswa dan memfasilitasi kepentingan mahasiswa yang ter-ejawantahkan dalam program-program kerja sudah semua dilaksanakan. Namun bukan berarti kita berhenti untuk bisa bermanfaat dan berkontribusi bagi semuanya.
Itulah mungkin curahan hati yang cukup “lebay” setelah Sembilan bulan menjabat. Dari ke-delapan departemen ditambah dengan kementrian internal dan eksternal sudah terlaksana banyak program kerja.
Cerita berawal ketika berakhirnya kongres awal tahun pada akhir bulan Februari 2009. Dimana semua organisasi termasuk BEM memulai untuk berkegiatan. Bulan Maret diawali dengan diadakannya Saresehan Karyawan FK UGM, kemudian diikuti oleh Medical Futsal League,Blog 3 in 1, Komunitas Enterpreneur FK UGM, Up Grading dan ditutup tengah tahun dengan diadakannya Pelatihan Pembelajar Sukses Mahasiswa Baru 2009. Seminar Kebangsaan, Olimpiart, Medical Action Week, Training SPSS, Schoolarship Fair, Kompetisi Proposal Enterpreneur, Latihan Dasar Kepemimpinan dan Seminar Tenaga Kesehatan menyusul berikutnya.
Program-program diatas mungkin hanya sebagian dari banyak program yang sudah dilaksanakan. Masih ada banyak program lain yang sifatnya pengembangan organisasi, mempererat hubungan yang sinergis dengan Fakultas, BSO, Himaprodi dan lembaga eksternal serta menjalin kerjasama dengan berbagai instansi terkait baik yang sifatnya regional, nasional maupun internasional.
Menjadi organisasi yang bisa memfasilitasi mahasiswa dalam pengembangan diri sebagai persiapan menjadi tenaga kesehatan yang komplit dimasyarakat merupakan salah satu misi BEM yang mengilhami diselenggarakannya program-program kerja tersebut. Bukan program kerja warisan ataupun titipan tapi merupakan perwujudan keinginan dari mahasiswa. Sehingga survey atau jajak pendapat pada awal kepengurusan sangatlah penting untuk bisa menjaring aspirasi sebanyak-banyaknya dari warga Fakultas Kedokterean UGM. Dimana hal tersebut menjadi patokan dalam penyusunan program kerja.
Partisipasi dalam organisasi mahasiswa mungkin bisa dianalogikan sebagai latihan untuk menjadi pejabat publik. Amanah yang telah diberikan sebisa mungkin dijalankan dengan rasa tanggung jawab yang tinggi. Karena tentu saja semua amanah akan dipertanggungjawabkan tidak terkecuali di organisasi kemahasiswaan. BEM sebagai lembaga eksekutif tertinggi hendaknya bisa menjadi panutan bagai organisasi-organisasi dibawahnya untuk mewujudkan good governance, dimulai dari perencanaan konsep kepengurusan diawal tahun sampai pada proses pertanggungjawaban. BEM harus juga memiliki hubungan yang baik dan saling membangun secara vertical dengan pihak fakultas dan secara horizontal dengan mahasiswa secara umum.
Dengan adanya hubungan yang sinergis antara BEM, Mahasiswa, Dekanat maupun lembaga-lembaga terkait lainnya diharapakan masa-masa menjadi mahasiswa bisa dijadikan masa pembelajaran bukan hanya core competence kita sebagai tenaga kesehatan tetapi juga soft skills lainnya yang sangat dibuthkan ketika memasuki dunia pasca kampus. Generasi muda yang sering disebut-sebut sebagai agent of change, iron stock dan sebutan-sebutan lain yang menunjukkan harapan yang besar dari masyarakat akan adanya generasi yang mampu memperbaiki kehidupan negara ini akan lebih cepat terwujud jika prasyarat utama yaitu kompetensi dan kepedulian tertanam pada diri mahasiswa. Dan itu bisa diwujudkan sejak dini dengan berpartisipasi aktif dalam organisasi kemahasiswaan. Jangan berhenti untuk berkontribusi, karena kita memang hidup untuk berkontribusi. Khairunnas an fa’uhum linnas (sebaik-baik manusia adalah yang bisa bermanfaat bagi manusia lainnya).
(memuat kembali memori Desember 2009)