Rabu, 13 Juni 2012

Nyontek Membawa Duka

Semasa kita SMP atau SMA mungkin banyak sekali pelajar yang sangat akrab dengan kegiatan bernama menyontek. Akusebagai seorang siswa sekolah yang fisiologis, dahulu juga pecandu hal tersebut. Ya, bisa dibilang aku sangat malas untuk belajar, terlebih saat berhadapan dengan pelajaran fisika. Untungnya aku memiliki temanyang bisa diandalkan dan posisi duduk strategis untuk melaksanakan kegiatan itu.

Hal ini rutin aku lakukan, namun semua berubah ketika aku melanjutkan kuliah di FK. Di kedokteran kami diajarkan untuk menjawab soal secara jujur. Bahkan aku yang merupakan pecandu nyontek semasa SMA, menjadi tobat ketika berkuliah. Bisa dibilang kuliah di FK adalah tempat rehabilitasi untuk manusia-manusia yang gemar menyontek.

Well, sebenarnya ada beberapa alasan dibalik mengapa seseorang bisa berhenti menjadi seorang pecontek semasa SMA. Pertama, karena ketika kita menjadi seorang dokter dan tidak bisa mendiagnosis penyakit pasien, apakah kita bisa berharap contekan dari dokter lain? Itulah mengapa semenjak menjadi mahasiswaFK kami secara tidak langsung dilajarkan untuk tidak menyontek. Kedua, karena memang situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk menyontek. Nah, alasan yang kedua inilah yang menjadi penyebab utama banyak mahasiswaFK tidak menyontek, ketika ujian posisi duduk diatur sedemikian rupa dan diawasi oleh beberapa dosen supaya kami tidak bisamenyontek . Apabila kita kedapatan menyontek, maka mereka tak segan-segan akan mencincang tubuh kita untuk dijadikan sediaan histologi. #OkeIniLebay

Gak kebayang klo MEU mewajibkan mahasiswanya kaya gini biar gak bisa nyontek.

Jujur, semasa menjadi mahasiswaFK aku pernah menyontek, tapi semenjak terjadi "insiden" yang tak terlupakan membuat aku berpikir 1000x sebelum memilih untuk menyontek. Pada waktu itu sedang musim pertandingan sepak bola liga champions, yang paling menyebalkan dari pertandingan liga champions adalah jadwal pertandingannya yang seperti jadwal bencong habis pulang kerja.

Saat itu aku sedang dilema karena dihadapkan oleh pilihan, yaitu begadang untuk belajar pretest atau begadang untuk nonton bola. Survey membuktikan 8 dari 10 mahasiswaFK lebih memilih untuk begadang nonton bola dibandingkan dengan begadang untuk belajar, lah terus yang 2 orang-nya lagi ko bisa milih buat begadang untuk belajar? Soalnya 2 orang lagi gak suka bola...... dan gak suka cewek *lari sebelum dihajar massa*

Awalnya aku memiliki strategi supaya bisa belajar dan nonton bola. Strategi tersebut adalah sebagai berikut:
08.00-10.00 PM = Tidur sebentar supaya kuat begadang
10.00 - 12. 00 AM = Belajar materi pretest
12.00 dst  = Siap-siap nonton bola
6 AM = Bangun pagi buat belajar dulu sebelum pretest

Sip! Dengan begini belajarnya dapet, nonton bolanya juga dapet pikirku saat itu. Tapi yang namanya manusia, segala sesuatu yang direncanakan terkadang bisa berubah sedikit. Jadwalku yang sudah terstruktur rapi diatas pada kenyataannya berubah menjadi:
08.00-10.00 PM = Tidur-tiduran
10.00 - 12 AM = Main game (padahal awalnya pengen main 5 menit aja, tapi ternyata ya sudahlah)
12.00 dst = Nonton bola (belajarnya nanti pagi aja ahh)
6 AM = KETIDURANNNN KAMPRET!!!
8 AM = Baru bangun, langsung ngibrit ke kampus gara-gara hampir telat
Oke, bisa dibilang perubahan jadwalnya tidak sedikit. Mungkin lebih tepatnya berubah total.

Aku pun tiba di kampus tepat 15 menit sebelum pretest dimulai, dan TANPA BELAJAR! YA TANPA BELAJAR!!!! *kamera zoom in zoom out*
Ku lihat teman seangkatanku di depan ruang praktikum sedang tanya jawab tentang materi yang akan di ujikan, dan yang bikin nyesek adalah aku sama sekali tidak memahami bahasa yang mereka ucapkan. Damn! Harusnya tadi malam belajar aja! Seperti biasa, penyesalan selalu datang terlambat, jika datang diawal ya namanya pendaftaran.

"Ayo masuk semuanya! Pretest akan segera dimulai!" Teriak salah satu asdos di depan pintu ruang praktikum.

Kami pun langsung masuk ke ruang praktikum dan berebut untuk mendapatkan tempat duduk strategis saat pretest. Aku mendapatkan tempat duduk yang cukup strategis, tepat di tengah barisan dan di ujung. Disampingku ada Nani teman seangkatanku yang lumayan pintar.

"Nan, bantuin aku dong pretest entar. Gak ada belajar nih" Ucapku sambil memasang muka memelas ala Puss si kucing di film Shrek.

"Wah, aku juga belum belajar nih" Jawabnya.

Dipikiranku, mahasiswa yang ngomong belum belajar itu 70% bohong, dan 30% jujur. Karena aku tau bahwa Nani termasuk dalam 70% mahasiswa yang berbohong, aku pun ngotot.

"Plis Nan, bantuin dong sekali ini aja."

"Iya, aku bantuin, tapi jangan berisik." Bisik Nani.

"Wah pas banget nih duduk disamping Nani." Aku pun tersenyum licik.

Saat pretest dimulai, kami diberi waktu 5 menit untuk menjawab soal. Soal ada 5, dan aku bisa menjawab 3 soal diantaranya yang kebetulan pernah aku pelajari saat tutorial. Di menit - menit terakhir Nani memberi kode padaku untuk melihat jawabannya. Aku terkejut, karena jawaban Nani berbeda total dengan jawabanku.

"Nan, itu yakin jawabannya?" Tanyaku kebingungan.

"Iya yakin lah! Udah cepetan, waktunya mau habis nih!" Bentak Nani.

 Aku langsung menghapus jawabanku yang sebenarnya aku sudah cukup yakin, dan menggantinya sesuai dengan jawaban yang diperlihatkan Nani. Dipikiranku, mungkin aku yang salah membaca waktu tutorial.

***

Sorenya saat aku hendak beranjak pulang, tiba-tiba teman seangkatanku terlihat berkumpul didepan papan pengumuman didekat ruangan kami praktikum. Aku langsung mendekat karena penasaran, dan ternyata di papan tertempel daftar mahasiswa yang remedial. Dari ratusan mahasiswa di angkatanku hanya ada 5 orang yang harus remedial.

Satu si Mamat, dua si Sinta, tiga si Ucok, Empat si Fitri, Lima................. KAMPRET! Namaku ada di nomor lima. Padahal si Nani gak remedial, ko aku malah remedial. Aku pun langsung menemui Nani di parkiran kampus.

"Eh Nan! Ko aku remedial sih padahal kamu enggak. Jangan-jangan jawabannya kamu ganti ya?"

"Hah?" Mendadak Nani tampak bingung. "Enggak ko, suer deh!"

 "Kenapa sih kalian ribut di parkiran?" Tanya Hendra teman seangkatanku yang juga hendak pulang,

"Gini Hen....." Aku menceritakan kronologis kejadian tersebut secara lengkap, dan Hendra meng-anamnesis aku dan Nani dengan teliti.

"Hm... Pantes." Ucap Hendra sambil tersenyum.

"Pantes kenapa?" Tanyaku kebingungan.

"Ya iyalah kamu remedial, kamu tau gak soal pretestnya itu tadi ada 2 tipe. Tiap orang yang duduk bersebelahan, beda tipe soalnya."

SIALLLL!!!! Pantes aja 3 soal yang sebenarnya aku sudah yakin jawabannya malah beda dengan jawaban Nani, soal yang ditanyakan aja udah beda. Sebenarnya soal pretest tadi cukup mudah, oleh karena itu yang remedial hanya sedikit. Seandainya tadi aku menjawab sendiri mungkin masih bisa lulus. Yah, paling tidak aku mendapat pelajaran berharga hari ini.

"Lebih baik salah karena kita jujur dibandingkan salah karena kita tak jujur. Percayalah dengan diri sendiri walaupun bimbang."

Itu tadi pengalamanku dalam hal menyontek yang membuatku jera untuk menyontek lagi. Tapi aku yakin, bahwa ini sebuah teguran dari Tuhan karena aku telah malas belajar dan tidak jujur. Untuk sejawat yang punya cerita unik ketika nyontek langsung share di komen box!