Jumat, 22 Juni 2012

dr. Rimawati Tedjasukmana, SpS, RPSGT

Ada istilah medicine stop when the patient sleep. Itu dulu dan ternyata keliru. “Banyak gangguan kesehatan yang terjadi pada saat tidur,” ujar dr. Rimawati Tedjasukmana, SpS, RPSGT, dari Rumah Sakit Medistra, Jakarta. Yang membuatnya tertarik mendalami dunia tidur, karena beberapa pasiennya tidak terdiagnosis sleep apnea. “Mereka mengeluh sakit setelah bangun tidur, atau susah tidur. Karena saya belum mendalami kesehatan tidur, pasien tidak bisa ditangani,” sesalnya.
Dokter ahli tidur di Indonesia, baru 6 orang. Tiga di Jakarta, dua di Bandung dan satu di Yogyakarta. Hal ini membanggakan, sekaligus memprihatinkan. Hal lain yang membanggakan, karena di Kendari, Sulawesi Tenggara, ia punya banyak “kembaran”. Saat mengikuti program Inpres (kini PTT) di sana, bukan sekali dua ia dipanggil malam-malam untuk membantu ibu yang hendak bersalin. Malam gelap gulita karena belum ada listrik. Ada kalanya, ia harus ke pulau malam-malam untuk tujuan yang sama. Mendebarkan sekaligus membahagiakan. Jerih payahnya terobati, karena banyak ibu yang kemudian memberi nama bayi wanitanya Rimawati. “Ya, sekarang banyak nama Rimawati di sana,” ia tertawa.
Hobinya membaca. Buku medis ia baca setiap hari. Bila tidak, ia berselancar di internet untuk mencari reverensi baru, supaya tidak ketinggalan. Kadang ia membaca novel. Ia terkagum-kagum pada novel The House of the Spirits yang ditulis Isabel Allende. “Saya biasanya memanjakan diri membaca novel saat liburan, atau kalau sedang di pesawat.”
Ketua Indonesia Society for Sleep yang beranggota 40-an orang ini berharap, dokter banyak yang tertarik mendalami masalah tidur dan bahaya gangguan tidur. Ia ingin lebih aktif menyebarkan ilmu di kalangan dokter dan masyarakat awam. Seperti kata WilliamCharles Dement (father of sleep medicine), orang Amerika yang untuk pertama kalinya menyebutkan bahwa untuk sehat kita harus memliki 3 kriteria: makanan bergizi, olahraga, dan tidur yang baik. “Meski sudah mengonsumsi makanan bergizi dan olah raga, tapi tidur tidak adekuat (OSA atau insomnia), kesehatan individu tersebut masih buruk.”