Selasa, 20 April 2010

D & C

Ini istilah yang kalau di obgyn sebetulnya sudah ngetop banget . Sedangkan buat GP sebagian mungkin masih ada yang belum tahu dan tentunya buat orang awam mungkin hanya sedikit sekali yang tahu. Ingat dulu pengalaman waktu bekerja di sebuah RS Swasta sebelumnya, waktu ada pertemuan rutin mingguan, istilah ini aku kemukakan malah gak ada yang tahu, yang lebih herannya lagi dokter2 seniornya disana kekeuh mengatakan nggak pernah dengar istilah ini dalam dunia kedokteran. Hih ego banget ni orang gak mau menerima kebenaran. Sampai seolah2 awak ini sepeti orang bodohlah. sengihnampakgigisengihnampakgigisengihnampakgigi

D & C adalah singkatan dari Dilatation and Curretage alias dalam bahasa ibu kita artinya Dilatasi dan Kuretase. Dilatasi : melebarkan liang/lubang sedangkan kuretase adalah tindakan mengeruk lapisan dinding dalam rahim (dalam konteks obgyn tentunya). Pelebaran dilakukan karena lubang rahimnya berada dalam kondisi tertutup dan agar alat kuretnya bisa masuk.

Ada dua alasan utama untuk melakukan D & C:
* Evakuasi : D & C dilakukan pada wanita hamil untuk membersihkan jaringan tersisa dalam rahim. Seperti pada kematian mudigah atau blighted ovum.
* Ginekologi : D& C adalah bagian dari investigasi pada wanita yang mengalami haid yang banyak, perdarahan di luar haid dll (mandatori dilakukan jika wanita berusia > 40 tahun.

Setelah atat saat keguguran, dokter kandungan akan memeriksa untuk melihat apakah ada jaringan sisa kehamilan di rahim. Biasanya dilakukan dengan USG. Evakuasi sisa konsepsi biasanya disarankan untuk menghindari perdarahan berat dan mencegah kemungkinan infeksi rahim.

Alternatif lain dari kuret adalah evakuasi medis dengan menggunakan obat yang menyebabkan rahim berkontraksi dan mengeluarkan sisa konsepsi dengan sendirinya. Tingkat keberhasilan evakuasi medis memang kurang efektif dibanding pendekatan bedah (kuret), tetapi merupakan pilihan alternatif bagi sebagian wanita.

Jika mengalami keguguran di tahap awal kehamilan, atau jika jumlah jaringan yang tersisa sedikit, maka D & C mungkin tidak diperlukan karena jaringan yang tersisa akan dikeluarkan pada periode haid yang akan datang.

D & C sering dilakukan dalam anestesi umum oleh seorang ahli anestesia. Ginekolog akan membuka/melebarkan (dilatasi) mulut rahim dengan instrumen yang disebut dilator, dan kemudian memasukkan berbentukkanul atau sendok kuret melalui leher rahim untuk mengevakuasi isi rahim dengan dihisap atau dikuret. Prosedur ini biasanya memakan waktu kurang dari lima menit.

Hubungi dokter jika mengalami gejala-gejala berikut ini setelah D & C:
* Keluar darah dengan gumpalan besar atau perdarahan
* Sakit perut yang hebat pada bagian bawah perut
* Vagina berbau
* Suhu tinggi.

Kadang-kadang, karakter atau jumlah haid wanita bisa mengalami gangguan. Atau mungkin ada pendarahan atau bercak di antara periode haid atau saat berhubungan seksual. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh gangguan hormonal atau mungkin karena penyakit leher rahim atau uterus.

Pada wanita yang lebih tua, khususnya mereka yang mengalami pendarahan paska-menopause, mandatori (wajib) dilakukan D & C. Ginekolog akan mengikis (kuret) lapisan rahim untuk membuat diagnosis dan memberikan pengobatan yang tepat sesuai dengan hasil pemeriksaan patologi (PA) . Hanya sedikit perempuan di bawah usia 40 tahun membutuhkan prosedur ini karena penyakit di rahim jarang ada pada wanita muda.

Kuret ginekologi (kuret PA) dilakukan secara rawat jalan. Prosedurnya bisa tanpa anestesia. Sebuah tabung kecil (selebar sedotan yang sangat tipis) dimasukkan ke dalam rahim. Lalu dilakukan biopsi dari lapisan rahim. Biasanya akan terasa tidak nyaman , tapi akan segera hilang dalam hitungan detik.

Sampel yang diambil kemudian dikirim ke ahli patologi untuk pemeriksaan. Namun, D & C hanya menyediakan sejumlah informasi yang terbatas untuk itu dianjurkan pemeriksaan histeroskopi (meneropong bagian dalam rahim) serta prosedur biopsi. Prosedur ini juga dapat dilakukan tanpa anestesi umum.

Kadang-kadang D & C (dengan atau tanpa histeroskopi) dilakukan dengan anestesi umum. Hal ini biasanya dilakukan jika ginekolog mengantisipasi bahwa leher rahim akan sulit untuk melebarkan atau jika wanita sangat cemas atau permintaan pasien untuk anestesi umum.

D & C biasanya digunakan untuk membuat diagnosis, dan tidak digunakan untuk merawat masalah pendarahan, kecuali evakuasi darurat.

Setelah kuret, dianjurkan untuk istirahat. Dan perdarahan ringan masih akan terjadi paska D & C. Komplikasi tindakan ini jarang terjadi. Komplikasi bisa berupa :
1. Rahim tembus/berlobang ( perforasi) karena dinding rahim hamil sangat lembut.
2. Tidak bersih, (evakuasi tidak lengkap). dapat menimbulkan infeksi dan perdarahan lagi.
3. Risiko D & C pada wanita non-hamil lebih rendah.