Senin, 24 Desember 2012

dr. Tri Juli Edi Tarigan, SpPD

dr. Tri Juli Edi Tarigan
Dia senang berpraktek di rumah sakit menengah bawah, seperti RSCM dan RS Suyoto di Bintaro. Menurutnya,, ketika bisa berinteraksi dengan pasien-pasien kaum dhuafa, ia merasa keberadaanya lebih bermakna. “Selain itu saya lebih puas melayani orang-orang dengan keadaan ekonomi lemah,” ujar dr. Tri Juli Edi Tarigan, SpPD, Ketua Umum Jakarta Diabetes Meeting 2012.
Ia melihat,  profesi dokter merupakan ladang ibadah yang sangat luas. Untuk itu pula, ia pernah membuka layanan kesehatan cuma-cuma di daerah Ciputat, yang kini diteruskan oleh  mahasiswa di bawahnya.
Saat PPT di Puskesmas Kerkap, Bengkulu Utara, merupakan sangat berkesan. Ia tinggal di rumah dinas di samping Puskesmas. “Kadang malam-malam mesti melakukan tindakan, atau memberi pertolongan medis. Saya lakukan dengan suka rela,” jelasnya.
Karena kebanyakan pasiennya adalah orang-orang miskin, kadang ia sampai harus memberikan uang untuk yang menjaga pasien, sekedar untuk membeli makan. “Kadang pasien atau keluarganya pengen makan enak, tapi gak punya uang. Sedikit berempati kepada mereka akan sangat membantu,” katanya.
Ia merasa, sebagian biaya kuliahnya merupakan uang rakyat, yang disubsidikan untuk kegiatan pendidikan di fakultas fedokteran. Sebab itu ia  merasa berhutang, dan harus menebusnya dengan memberi pelayanan yang baik kepada masyarakat. Saat PTT itu, selain menangani pasien, ia sering khutbah Jumat, keliling dari masjid ke masjid. “Ini merupakan bentuk pengabidan, untuk mengembangkan aspek sosial dan religi,” katanya.
Belum lama ini, dia menyempatkan diri ke Krekap. Dokter yang sekarang sudah tidak tinggal di rumah dinas. Dan seperti di Puskesmas-puskesmas lain, banyak dokter yang hanya datang saat jam kerja. Menurutnya, idealisme dokter harus dipupuk agar mau mengabdi di masyarakat, bukan hanya memikirkan materi semata. Sebagai dosen ia berharap, lulusan dokter memiliki empati yang lebih tinggi dan moralitas yang lebih baik.
Istri drg. Nur Elisma ini punya cara unik untuk menghilangkan stress. “Saya mendatangi pengajian di mana pun, untuk mendengarkan. Atau, membaca Al-Quran.” (ant)