Senin, 24 Desember 2012

dr. Syafrizal Abubakar, SpBS


dr. Syafrizal Abubakar

“Hobi saya ngebut,” ujar dr. Syafrizal Abubakar, SpBS. Mengenarai mobil Mercedes-Benz, “Saya tidak bermaksud untuk pamer atau biar terlihat menonjol. Saya hanya ingin menikmati saat berkendara, menikmati hasil perjuangan dan kerja keras.”
Sejak kelas 6 sekolah dasar, Syafrizal kecil sudah hobi mengendarai mobil. “Saya pake mobil papa,” ujarnya. Besar sedikit, ia biasa mengantar ayahnya yang dokter, ke rumah sakit tempatnya bekerja.
Kini, kalau tertarik pada mobil baru, ia akan langsung membeli. “Ini kadang membuat keluarga saya pusing,” ia tertawa. Baginya, mengendarai mobil mewah  memberi rasa nyaman dan aman. Di sisi lain, ada perasaan ingin balas dendam, karena semasa kuliah, “Papa hanya memberi saya sepeda ontel, sementara teman-teman saya sudah membawa mobi. Padahal, papa saya mampu.”
Ia bersyukur, berkat didikan ayahnya, ia bisa meraih kehidupan seperti sekarang ini. Sejak menjadi ahli bedah saraf, ia bisa setahun sekali ganti mobil, kemudian membeli Mercedes-Benz seri C 250. Alasannya, “Saat  studi di Jerman, tepatnya di Stutgart, pulang dari rumah sakit naik kereta api, saya selalu melewati dan melihat pabrik Mercedes-Benz.” 
Kalau sedang ngebut, ia merasa, “Seperti orgasme.” Dengan ngebut sekaligus ia bisa menghibur diri. Kapan ngebutnya? “Setiap saat.” Ngebut terutama dilakukan ketika ada panggilan untuk melakukan tindakan yang sifatnya emergency. “Menolong pasien merupakan hal yang utama buat saya. Saya harus bisa sampai ke rumah sakit secepat mungkin,” ujarnya.
Kecepatan mobil saat ngebut? “Paling 200 km/jam,” jawabnya enteng. Ini bisa dilakukan saat ke Bandung, karena ia menjadi dosen luar biasa di FK Unpad. Ia pernah beberapa kali hampir mengalami kecelakaan dan pernah diramalkan akan meninggal  karena ngebut oleh muridnya, seorang dokter dari India. Wajar bila istrinya selalu dibuat takut dengan hobynya itu. Tapi, “Saya tidak pernah percaya ramalan.”
Ia juga hoby main bola dan karate. Sempat mendalami bela diri kempo tapi tidak lama. Ia pengemar berat klub Manchester United. Pernah ke sana? “Ya, bareng keluarga.” Ia juga mengidolakan klub Barcelona. (ant)