Senin, 09 November 2009

Tali Pusat Menumbung (TPM)

Tali pusat menumbung (TPM) merupakan kondisi emergensi kehamilan yang lumayan jarang terjadi, di mana tali pusat keluar duluan atau bersamaan dengan bagian terbawah bayi di jalan lahir. Kondisi ini bersifat mengancam nyawa bayi, karena tali pusat yang membawa oksigen ke bayi tersebut akan terjepit diantara bagian bayi dan jalan lahir.

Terdapat 2 jenis TPM, pertama TPM yang jelas-jelas (nyata) menumbung, merupakan bentuk TPM yang paling sering, di mana tali pusat menonjol keluar lewat leher rahim atau sudah berada di dalam vagina, bahkan terlihat di bagian luar vagina. Selaput ketuban biasanya sudah pecah. Kedua, ancaman menumbung, di mana tali pusat mendahului bagian terbawah janin di jalan lahir, tetapi belum keluar dari leher rahim (apalagi ke vagina), karena selaput ketuban masih ada. Istilah yang di pakai adalah tali pusat terkemuka.

Penyebab terbanyak adalah kelainan letak bayi, terutama letak lintang. Berikut ini adalah faktor risiko untuk terjadinya TPM :
  • Multiparitas (Kehamilan yang banyak)
  • Prematuritas (bayi kurang bulan) atau berat badan lahir rendah (BBLR)
  • Kelainan letak (sungsang, serong, lintang)
  • Bayi dengan kelainan bawaaan
  • Disproprsi kepala dengan panggul (DKP
  • Tumor di rongga panggul
  • Plasenta letak rendah
  • Hydramnion (air ketuban banyak)
  • Makrosomia (bayi besar)
  • Persalinan kembar (bayi ke 2)
  • Tali pusat yang panjang
Penanganan kasus TPM jika bayi masih (bisa) hidup yang pertama : jika janin masih hidup ibu segera di letakkan dalam posisi nungging (knee-chest position) (KLIK UNTUK MELIHAT GAMBAR) atau telentang dengan bokong ditinggikan/kepala di rendahkan (KLIK UNTUK MELIHAT GAMBAR). Kedua posisi ini dimaksudkan agar tali pusat tidak terjepit menjelang dipersiapkannya operasi. Jangan mencoba untuk memasukkan kembali secara manual. Dilakukan operasi cesar segera. Persalinan pervaginam bisa dilakukan jika pembukaan sudah lengkap dan tidak ada kontra indikasi persalinan normal. Persalinan dipercepat dengan bantuan vakum atau forsep.

Angka kematian bayi akibat TPM berkisar 91 permil. Penyebabnya sering akibat terjadinya prematuritas dan kelainan bawaaan. Sedangkan jika bayinya normal maka kematian biasanya disebabkan oleh asfiksia (bayi lahir biru, sesak nafas).

Untuk mencegahnya dianjurkan untuk dirawat pada usia hamil 37-38 minggu pada pasien dengan kelainan letak (lintang, serong). TPM yang terjadi di RS biasanya lebih berhasil cepat ditolong. Demikian juga untuk kasus pecah ketuban dengan posisi non-kepala agar segera di rujuk ke RS. Sedangkan jika menghadapi persalinan, jangan melakukan pemecahan ketuban sebelum bagian terbawah janin sudah masuk.

Sumber: http://www.patient.co.uk/