Minggu, 19 Oktober 2008

Kontrasepsi (Komplit-plit-plit)

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Konsepsi (pembuahan, fertilisasi) adalah terjadinya pertemuan antara sel telur (ovum) isteri dengan sel mani (spermatozoa) suami pada saluran telur.

Kontrasepsi atau antikonsepsi adalah mencegah terjadinya konsepsi dengan memakai cara, alat atau obat-obatan. Pengaturan kelahiran (birth control) adalah penggunaan alat-alat atau cara-cara dengan maksud mengatur jumlah dan jarak waktu kelahiran. Keluarga berencana adalah suatu usaha menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.

Secara umum, kontrasepsi dibagi dua menurut cara pelaksanaannya :
a.Cara temporer (spacing): yaitu menjarangkan kelahiran selama beberapa tahun sebelum menjadi hamil lagi.
b.Cara permanen (kontap): yaitu mengakhiri kesuburan dengan cara mencegah kehamilan secara permanen; pada wanita disebut sterilisasi dan pada pria disebut vasektomi.

Sampai saat ini belum ada suatu cara kontrasepsi yang 100% ideal. Ciri-ciri suatu kontrasepsi yang ideal meliputi daya guna, aman, murah, estetik, mudah didapat, tidak memerlukan motivasi terus menerus dan efek samping minimal.

Syarat-syarat kontrasepsi :
1.Aman pemakaiannya dan dipercaya.
2.Efek samping yang merugikan tidak ada
3.Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan
4.Tidak mengganggu hubungan persetubuhan
5.Tidak memerlukan bantuan medik atau control yang ketat selama pemakaiannya
6.Cara penggunaannya sederhana
7.Harganya murah supaya dpt dijangkau masyrakat
8.Dapat diterima oleh pasangan suami istri

Kontrasepsi yg ideal dan memenuhi syarat diatas belum ada. Yang ada kontrasepsi yg memenuhi sebagian syarat atau hampir memenuhi syarat. Yang penting sebenarnya adalah memakai salah satu cara kontrasepsi jauh lebih baik dari tidak memakai kontrasepsi sama sekali.

Pembagian Cara-cara Kontrasepsi
Menurut jenis kelamin
1.Cara atau alat yang dipakai oleh suami (pria).
2.Cara atau alat yang dipakai oleh isteri (wanita).
Menurut pelayanannya
1.Cara medis dan non medis
2.Cara klinis dan non klinis
Menurut efek kerjanya
1.Tanpa mempengaruhi fertilitas
2.Menyebabkan infertilitas temporer (sementara)
3.Kontrasepsi permanen dimana infertilitas menetap.
Menurut cara kerja/ cara kontrasepsi
1.Menurut keadaan biologis : sanggama terputus, metod kalender, suhu badan, abstinensia dan lain-lain.
2.Memakai alat barier (kondoml, diafragma, kap porsio, spermisida)
3.Kontrasepsi intrauterin : IUD
4.Hormonal (pil KB, suntikan KB, dan AKBK)
5.Operatif : tubektomi dan vasektomi.

Pembagian yang umum dan banyak dipakai adalah sebagai berikut :
1.Metoda merakyat (Folk methods) :
• Coitus interuptus
• Postcoital douche
• Prolonged lactation
2.Metoda tradisional (traditional methods) :
• Pantang berkala
• Kondom
• Diafragma vaginal
• Spermisida
3.Metoda modern
• Pil KB
• Suntik KB
• AKBK atau norplant
• IUD
4.Metoda permanen operatif
• Tubektomi
• Vasektomi

Pada tulisan ini akan diuraikan secara singkat bveberapa cara kontrasepsi sebagai usaha medik dalam keluarga berencana. Cara kontrasepsi yang dibicarakan ialah :
a.Pantang berkala
b.Obat spermatisid/ pil vagina
c.Kondom
d.AKDR
e.Kontrasepsi hormonal
f.Sterilisasi

PANTANG BERKALA
Prinsipnya adalah tidak melakukan hubungan suami isteri pada masa subur isteri. Untuk menetukan masa subur istri dipakai 3 patokan, yaitu :
1.Ovulasi terjadi 14 ± 2 hari sebelum haid yang akan datang
2.Sperma dapat hidup dan membuahi dalam 48 jam setelah ejakulasi.
3.Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi
Jadi jika ingin dicegah, koitus harus dihindari sekurang-kurangnya selama 3 hari (72 jam), yaitu 48 jam sebelum ovulasi dan 24 jam esudah ovulasi terjadi.

Awalnya dicatat lama siklus haid selama 3 bulan terakhir. Tentukan lama haid terpendek dan terpanjang. Siklus terpendek dikurangi 18 hari dan siklus haid terpanjang dikurangi dengan 11 hari. Dua angka yang diperoleh merupakan range masa subur. Dalam masa ini merupakan masa pantang sanggama, diluarnya merupakan masa aman.

Cara lain untuk menentukan masa aman ialah dengan suhu basal badan. Menjelang ovulasi suhu basal badan akan turun. Suhu basal dicatat dengan teliti setiap hari.

Pantang yang terlampau lama dapat menimbulkan frustasi. Hal ini dapat diatasi dengan pemakaian kondom atau tablet vagina sewaktu sanggama.

Daya guna teoritis ialah 15 kehamilan per 100 tahun-wanita. Daya guna pemakaian ialah 20-30 kehamilan per 100 tahun-wanita.

OBAT SPERMATISID
Terbagi atas 2 komponen, yaitu bahan kimia yang mematikan sperma (biasanya nonilfenoksi polietanol dan medium yang dipakai berupa tablet busa, krim atau agar. Tablet vagina atau agar diletakkan dalam vagina, dekat serviks. Gerakan-gerakan sanggama akan menyebarkan busa meliputi serviks, sehingga secara mekanis menutupi ostium uteri eksternum dan mencegah masuknya sperma ke dalam kanalis servikalis.

Daya guna teoritis ialah 3 kehamilan per 100 tahun-wanita. Daya guna pemakaian ialah 30 kehamilan per 100 tahun-wanita.

Walaupun jarang, berupa reaksi alergik. Disamping itu, preparat spermatisid mempunyai rasa yang tidak enak.


KONDOM
Kondom menghalangi masuknya sperma ke dalam vagina, sehingga pembuahan dapat dicegah.
Jenis kondom
Ada 2 jenis kondom, kondom kulit dan kondom karet. Yang kulit dibuat dari usus domba, sedangkan kondom karet lebih elastis, mrah sehingga lebih banyak dipakai.

Secara teoritis, kegagalan kondom hanya terjadi jika kondom tersebut robek oleh karena kurang hati-hati, pelumas kurang, atau karena tekanan pada waktu ejakulasi. Ditemukan 3 kehamilan per 100 tahun-wanita. Dalam praktek angka ini lebih tinggi, 15-36 kehamilan per 100 tahun-wanita.

Keuntungan
•Murah
•Mudah di dapat (tidak perlu resep dokter)
•Tidak memerlukan pengawasan
•Mengurangi kemungkinan penularan penyakit kelamin.

Pada sejumlah kecil kasus terdapat reaksi alergik terhadap kondom karet.


A K D R (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Tidak diketahui secara pasti bagaimana cara kerja pasti AKDR dalam mencegah kehamilan. Ada yang berpendapat AKDR sebagai benda asing yang menimbulkan reaksi radang setempat, dengan sebukan leukosit yang dapat melarutkan blastosis atau sperma.
AKDR yang diliputi kawat tembaga mungkin memiliki mekaisme kerja yang berlainan. Kawat tembaga dalam konsentrasi kecil yang dikeluarkan ke dalam rongga uterus selain menimbulkan reaksi radang seperti pada AKDR biasa, juga menghambat khasiat anhidrase karbon dan fosfatase alkali. AKDR yang mengeluarkan hormon juga menebalkan lendir serviks sehingga menghalangi pasasi sperma.

Daya guna teoritis hampir sama (1-5 kehamilan per 100 tahun-wanita). Kegagalan lebih rendah pada AKDR yang mengeluarkan hormon atau tembaga.

Pengawasan ginekologik terhadap akseptor AKDR dilakukan 1 minggu dan i bulan sesudah pemasangan, kemudian setiap 3 bulan sekali.
Disini dilihat filamen dan perubahan-perubahan yang terjadi pada serviks. Jika filamen tidak tampak, singkirkan lebih dahulu kemungkinan kehamilan. Serviks dibersihkan dengan larutan antiseptik, AKDR diraba dengan sonde uterus. Jika AKDR tidak teraba, dapat dilakukan pemeriksaan foto rontgen AP dan lateral dengan sonde logam di dalam uterus. Jika terdapat tranlokasi, pengeluaran AKDR dilakukan via laparaskopi atau laparatomi.

Penanganan kehamilan dengan AKDR in situ
50 % kasus kehamilan dengan AKDR dalam rahim mengalami abortus, yang lainnya bisa sampai aterm. Persalinan akan terjadi tanpa penyulit, baik pada ibu maupun anak. Dapat juga terjadi syok septik pada beberapa kasus. Jika klien berkeinginan melanjutkan kehamilan, AKDR dapat dikeluarkan perlahan dan kemungkinan terjadinya abortus menjadi 25%.

Bisa terjadi ekspulsi, kehamilan, dan beberapa efek sampingan lainnya mesti dijelaskan pada pasien. Beberapa efek sampingan yang ringan :
•Nyeri pada saat pemasangan  bisa dilakukan anestesi paraservikal.
•Kejang-rahim
•Nyeri pelvik
•Semaput, sehingga bisa terjadi bradikardia dan refleks vagal.
•Spotting
•Menoragia
•Sekret vagina lebih banyak

Beberapa efek sampingan yang lebih serius :
•Perforasi uterus.
•Infeksi pelvik
•Endometritis

Kontra indikasi mutlak ialah kehamilan dan penyakit radang panggul aktif atau rekuren. Kontra indikasi relatif antara lain tumor ovarium, kelainan uterus, gonorea, servisitis, kelainan haid, dismenorea, stenosis kanalis servikalis dan panjang kavum uteri kurang dari 6,5 cm.

KONTRASEPSI HORMONAL
Estrogen berkhasiat mempengaruhi ovulasi, perjalanan ovum atau implantasi.
Ovulasi dihambat melalui pengaruh estrogen terhadap hipotalamus dan selanjutnya menghambat FSH dan LH. Ovulasi tidak selalu dihambat oleh pil kombinasi yang mengandung estrogen 50 mikrogram atau kurang. Kalaupun daya guna preparat ini tinggi, hal itu adalah pengaruh progesteron di samping estrogen.

Implantasi telur yang sudah dibuahi dihambat oleh estrogen dosis tinggi (dietilstilbestrol, etinil estradiol) yang diberikan pada pertengahan siklus haid. Jarak antar konsepsi dan implantasi adalah 6 hari. Biopsi endometrium yang dilakukan sesudah pemberian estrogen dosis tinggi pasca konsepsi menunjukkan efek antiprogresteron, yang dapat menghambat implantasi. Perjalanan ovum dpercepat dengan pemberian estrogen pasca konsepsi.

Fungsi progesteron adalah menyiapkan endometrium untuk implantasi dan mempertahankan kehamilan. Beberapa khasiat progesteron dalam kontrasepsi adalah :
•Lendir servik menjadi lebih pekat, sehingga penetrasi sperma jadi lebih sulit
•Kapasitasi sperma dihambat oleh progesteron.
•Menghambat perjalanan ovum dalam tuba sebelum konsepsi.
•Menghambat implantasi sebelum ovulasi
•Menghambat ovulasi pada poros hipofisis-hipotalamus.

Pil Kombinasi
Terdapat estrogen maupun progesteron sintetik dalam satu pil. Pil diminum tiap hari selama 3 minggu, diikuti selama satu minggu dengan plasebo dimana pada saat perdarahan surut akan terjadi.

Kontra Indikasi
Terdapatnya riwayat tromboflebitis atau tromboflebitis, kelainan serebrovaskular, fungsi hati tidak atau kurang baik, keganasan pada payudara dan alat reproduksi, kehamilan dan varises berat.

Cara makan pil
Pil pertama diminum pada hari kelima siklus haid. Pada pasca persalinan, pil mulai dimakan sesudah bayi berumur 30-40 hari, sedangkan pasca keguguran 1-2 minggu pasca kejadian. Usahakan minum pil pada waktu yang sama, seperti sehabis makan malam pada tiap harinya. Tiap pagi dilakukan kontrol apakah pil tadi malam sudah diminum. Jika lupa 1 pil, minumlah segera disaat ingat. Jika lupa 2 pil berturut-turut, minum 2 pil segera ketika ingat dan 2 pil lagi pada waktu biasanya pada hari berikut. Pada keadaan in mungkin terjadi spotting. Jika lupa 3 pil, kemungkinan hamil menjadi besar.
Sangat dianjurkan pemeriksaan sitologi vagina dan pemeriksaan payudar setahun sekali.

Efek samping ringan dapat berupa pertambahan berat badan, perdarahan diluar daur haid, enek, depresi, alopesia, melasma, kandidiasis, amenorea pascapil, retensi cairan, dan keluhan gastrointestinal. Efek samping ini akan hilang dan berkurang dengan sendirinya. Efek samping yang berat adalah tromboemboli, yang mungkin terjadi karena peningkatan aktivitas faktor-faktor pembekuan, atau mungkin juga pengaruh vaskuler secara langsung.

Pil Sekuensial
Diberikan estrogen selama 14-15 hari pertama, selanjutnya kombinasi estrogen dan progesteron sampai siklus haid selesai. Khasiatnya untuk menghambat ovulasi. Cara pemakaian, efek samping dan kontraindikasi sama dengan pil kombinasi.

Pil Mini
Mengandung progestin saja, tanpa estrogen. Harus dimnum tiap hari, juga pada waktu haid. Pencegahan kehamilan mungkin karena pengaruh terhadap motilitas tuba, korpus luteum, endometrium dan lendir serviks serta pencegahan ovulasi. Efek sampingnya adalah perdarahan tidak teratur dan spotting.

Kontrasepsi Suntikan
Yang digunakan adalah long-acting progestin, yaitu Norestiteron enantat (NETEN) dengan nama dagang depomedroksi progesterone acetat (DPMA). Suntikan diberikan pada hari ke 3 – 5 pasca persalinan, segera setelah keguguran

Kontrasepsi Implant
Efektifitas progestin sebagai mkontrasepsi dapat diperpanjang dengan cara memasukkan progestin tersebut ke suatu delivery system. Ada beberapa cara delivery system, antara lain cincin vagina, implant dan mikrokapsul. Implant yang beredar di pasaran adalah norplant. yang terdiri dari enam kapsul dan masing-masing mengandung 36 mg levonorgestrel.

Mekanisme kerja
1.Menekan ovulasi ; lebih dari 80% pemakai norplant pada tahun-tahun pertama tidak mengalami ovulasi.
2.Membuat getah serviks menjadi kental.
3.Membuat endometrium tidak siap menerima kehamilan.

Merupakan kontrasepsi dengan daya guna yang tinggi, angka kegagalannya 0,3 per seratus tahun-wanita.

Efek samping: Gangguan siklus haid berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak, dan maenorea. Sebagian besar penghentian pemakaian kontrasepsi progestin disebabkan gangguan pola perdarahan. Beberapa cara pengobatan yang dipakai untuk menghentikan perdarahan pada akseptor progestin antara lain :
1.Konseling
2.Pemeriksaan fisik, ginekologik dan laboratprium
3.Pemberian progestin
4.Pemberian estrogen
5.Pemberian vitamin, ferrum, atau plasebo
6.Kuretase

TUBEKTOMI
Merupakan tindakan pada kedua saluran telur wanita yang mkengakibatkan orang yang bersangkutan tidak akan memiliki keturunan lagi.
Tubektomi dibagi berdasarkan atas :
1.Saat operasi
Pasca keguguran, pasca persalinan atau masa interval.
Pasca persalinan dianjurkan 24 jam atau selambat-lambatnya dalam 48 jam setelah bersalin.
2.Cara mencapai tuba
Laparatomi, laparatomi mini dan laparoskopi
3.Cara penutupan tuba
•Pomeroy
Tuba dijepit pada pertengahannya, kemudian diangkat sampai melipat. Dasar lipatan diikat dengan sehelai catgut biasa no. 0 atau no. 1. Lipatan tuba kemudian dipotong di atas iktan cat gut tadi.
•Kroener
Fimbria dijepit dengan sebuah klem. Bagian tuba proksimal dari jepitan diikat dengan sehelai benang sutera, atatu dengan cat gut yang tidak mudah direabsorbsi. Bagian tuba distal dari jepitan dipotong (fimbriektomi).
•Irving
Tuba dipotong pada pertengahan panjangnya setelah kedua ujung potongan diikat dengan catgut kromik no. 0 atau 00. Ujung potongan proksimal ditanamkan di dalam miometrium dinding depan uterus Ujung potongan distal ditanamkan di dalam ligamentum latum.
•Pemasangan cincin falope
Dengan aplikator, bagian isthmus tuba ditarik dan cincin dipasang pada bagian tuba tersebut. Sesudah terpasang lipatan tuba tampak keputih-putihan oleh karena tidak mendapat suplai darah lagi dan akan menjadi fibrotik.

Indikasi Tubektomi
1.Umur termuda 25 tahun dengan 4 anak hidup
2.Umur 30 tahun dengan 3 anak hidup
3.Umur 35 tahun dengan 2 anak hidup
Indikasi ini dikenal dengan keputusan 100 (umur ibu x banyak anak = 100)