Selasa, 02 Juli 2013

dr. Edy Rizal Wachyudi, SpPD-KGer

dr. Edy Rizal Wachyudi
“Lansia (lanjut usia) bukan laskar tak berguna” ujar dr. Edy Rizal Wachyudi, SpPD-KGer, di sela acara talk show “Meraih Kesempurnaan Ibadah Puasa dengan Sehat jasmani dan Rohani”, yang diselenggarakan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, 11 Juni 2013 Jakarta. Dokter kelahiran 20 Oktober 1968 ini mengatakan, ada pandangan dalam masyarakat yang harus diubah. “ “Lansia pernah berjasa dalam kehidupan kita. Karena jasa mereka, kita bisa berdiri dan meraih kesuksesan. Tanpa mereka, kita bukan apa-apa. Ini yang seharusnya kita lihat, dari seorang lansia.”  Mengenai keterbatasan yang mereka alami saat ini, sebagai penerus kita jangan mengeluh. “Anggap saja, apa yang kita berikan saat ini dengan membantu mereka, merupakan balas budi. Mereka dulu telah berbuat banyak untuk kehidupan kita,” jelasnya.
Konsultan geriatari di FKUI ini mengatakan, ketika kita mencintai lansia caranya bukan dengan menempatkan mereka seperti kristal. “Salah jika kita menempatkan mereka secara demikian. Biarkan para lansia berakvifitas sesuai keinginan dan kemampuannya. Jangan dibatasi, karena ketika ruang gerak dibatasi, kita juga akan berontak.”
Di sisi lain, Wakil Sekjen PB PERGEMI (Persatuan Gerontologi Medik Indonesia) ini ingin merawat lansia yang berada di sekelilingnya. “Setidaknya saya punya 2 nenek, dari ibu dan dari bapak. Usia nenek dari ibu sudah 90 tahun,” jelasnya. Beliau masih cukup bugar untuk melakukan banyak hal, aktivitasnya hanya dibantu ala kadarnya. Ayahnya sendiri sekarang sudah berusia 73 tahun dan ibundanya 68 tahun. “Kakak bapak saya berusia 76 tahun. Populasi keluarga saya memang banyak geriatrinya. Itu yang membuat saya terpangil mendalami bidang ini,” tambahnya. Ketika mengikuti PPDS Ilmu Penyakit Dalam, ia sering bersentuhan dengan geriatric.
Perlu kesabaran dan pengertian ekstra, untuk mengambil hati pasien geriatric, dan ia merasa senang serta bangga menjadi konsultasn geriatric. Adalah Prof. dr. Supartondo SpPD,KEMD, KGer, yang  menyarankannya menemuni bidang ini. “Beliau inspirator dan sosok panutan saya.” (ant)