Selasa, 02 Juli 2013

dr. Amaranila Lalita Drijono, SpKK

dr. Amaranila Lalita Drijono
Kartini telah mendorong wanita Indonesia untuk sukses di bidang tertentu. Ada wanita bupati  pertama Indonesia, wanita presiden pertama dan masih banyak lagi. Siapa pendiri klinik kesehatan perempuan pertama Indonesia? Dia adalah dr. Amaranila Lalita Drijono, SpKK. Ditemui di temu media bertema “Risiko setelah melahirkan, Apa yang tidak anda ketahui dan wajib diketahui,” 12 Juni 2013 di Jakarta, ia berkata, “Tujuan mendirikan klinik perempuan pertama di Indonesia ini adalah untuk menyehatkan perempuan Indonesia.”
Wanita memiliki kodrat mendasar yaitu melayani. Di masa anak-anak melayani orangtua, setelah menikah melayani suami, dan setelah melahirkan melayani anak-anak. “Hal ini tak terpisahkan dari wanita,” ujarnya. Karena terbiasa melayani, wanita cenderung melupakan kesehatan diri sendiri. “Kalau anak atau suami sakit, mereka tak segan-segan untuk membawa ke dokter. Ketika diri sendiri yang sakit, dianggap remeh. Yang penting masih bisa jalan, antar jemput anak atau memasak. Sakit umumnya tidak dipedulikan.
Dulu, rumah sakit terasa menakutkan bagi wanita, ditambah lagi dengan lamanya antrian. Klinik perempuan pertama Puan Jakarta Boutique Clinic ia dirikan di Pondok Indah, Jakarta, kemudian pindah ke Cilandak. Puan berasal dari kata ‘perempuan’, artinya wanita yang dimuliakan. Di sini, pasien dimanjakan dengan berbagai kemudahan, seperti appointment dengan dokter. “Waktu konsultasi bisa ditentukan bersama dokter dan pasien. Jika telat, petugas klinik akan mengubah atau menunda jadwal. Tujuannya agar wanita pasien tidak terlalu lama antri,” jelasnya. 
Di klinik ini, semua tenaga medis dan para medisnya perempuan. “Wanita harus lebih hati-hati. Untuk pemeriksaan biasanya kan buka-bukaan, kadang curhat. Dengan sesama perempuan, pasien akan lebih terbuka” katanya.
Belakangan, petugas administrasi diganti pria. “Pengalaman selama 10 tahun, pasien kadang complain biaya perawatan dinilai terlalu mahal. Karyawati biasanya suka dimarahi. Kepada karyawan pria, pasien merasa segan,” ia tertawa. Kini, ia membuka klinik baru “Perempuan Clinic – Bunda International Clinic”. Kenapa tidak memakai kata Puan? “Memakai nama Puan, klinik kami pernah dikira milik Puan Maharani, puteri mantan Presiden RI Megawati.”  (ant)