Jumat, 07 Januari 2011

Kenapa harus mereka yang berbaju panjang dan berjilbab lebar??

"dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita"
(Q.S. An Najm:45)

Pria, wanita, laki-laki, perempuan, ikhwan, akhwat. Sekelumit cerita tentang dua insan ini selalu menjadi hal yang tak pernah surut dan selalu menarik untuk dibicarakan, oleh pria, wanita, laki-laki, perempuan, ikhwan maupun akhwat. Jangankan dikalangan mahasiswa tingkat akhir, dikalangan mahasiswa tingkat 3, tingkat 2, maupun mahasiswa baru, hingga di kalangan pelajar SMA bahkan SMP hal seperti ini ramai dibicarakan, mulai dari pembicaraan berat nan serius sampai perbincangan kosong tak bermakna. Sering terlibat dalam pembicaraan itu dan sering didalamnya dibicarakan tentang 'pasangan', walaupun entah hingga saat ini belum terbayangkan siapa sosok itu (ini akan terjawab dalam batas waktu yang telah Dia tentukan dalam sebuah pernikahan) yang terlintas hanyalah sosok seperti apa, dan mungkin setiap kali bicara tentang ini, selalu ada pertanyaan yang muncul, entah itu kenapa, siapa, hingga kapan dari mereka yang memulai perbincangan ini, terutama dari mereka teman-teman satu angkatan.

Terkadang banyak yang heran dan bertanya, kenapa harus mereka?

Kenapa harus mereka yang berbaju panjang, berjilbab lebar, yang malu-malu kalau berjalan, yang menundukan pandangan nya dan tak mau bersentuhan dengan lawan jenis nya? bagaimanakah mereka bisa berbaur dan diterima lingkungan nya?

Sadarkah kita, bahwa pakaian yang dikenakan nya menandakan keterjagaan nya akan aurat mereka dan menjaga dirinya dan orang disekitarnya dari yang bukan hak nya. Sadarkah kita, bahwa banyak mata yang sulit diajak kompromi. Sadarkah kita akan sulitnya mengontrol mata ini mulai dari keluar pintu rumah sampai kembali masuk rumah lagi? Terkadang hanya dua arah yang bisa membuat saya tenang, mendongak ke atas langit atau menunduk ke tanah. Di luar sana, kemana arah mata memandang selalu saja membuat mata ini terbelalak, oleh banyaknya sajian lekuk tubuh diantaranya. Ketika berbicara nafsu, tak bisa dipungkiri mungkin kita menyukai itu, tapi sayang, saya tak ingin hidup ini dibaluti oleh nafsu. Saya juga butuh hidup dengan pemandangan yang membuat kita tenang. Saya ingin melihat wanita bukan sebagai objek pemuas mata. Tapi mereka adalah sosok yang anggun mempesona, kalau dipandang bikin sejuk di mata. Bukan paras yang membuat mata panas, membuat iman lepas ditarik oleh pikiran kotor dan hatipun menjadi keras. Sadarkah kita bahwa penampilan mereka yang berbaju panjang, berjilbab lebar, itulah yang membuat dirinya dan keluarganya dihargai dan dihormati.

Allah swt telah berfirman: "Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya", yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
perbuat. Katakanlah kepada wanita beriman "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya." (QS. An-Nuur : 30-31)

Dengan penampilan mereka yang seperti itu, itulah yang membuat para wanita terjaga, dan membuat terjaga pula para pria disekitarnya. Dengan penampilan mereka, mereka menjada dirinya, juga menjaga orang lain.

Sadarkah kita, bahwa hidup mereka adalah adalah sebuah totalitas untuk berkarya di hadapan-Nya. Bersama dengan siapapun selama mendatangkan manfaat adalah kepribadian mereka. Mereka menjaga dan memperjuangkan kaumnya. Kesederhanaan, kepolosan, dan hati nya yang tak mati membuat mereka menjadi seorang manusia sosial yang lebih utuh dari wanita di manapun. Mereka akan tetap bisa berbaur, tapi bukan melebur. Mereka yang akan mewarnai, bukan terwarnai.

Lalu, kenapa harus mereka yang tidak pernah mau punya cinta sebelum akad itu berlangsung, yang menjaga interaksi nya mulai dari obrolan, telepon hingga sms, yang selalu punya sejuta alasan untuk tidak berpacaran, bagaimana mereka bisa romantis? bagaimana mereka punya pengalaman untuk menjaga cinta, apalagi jatuh cinta?

Sadarkah kita bahwa cinta itu fitrah, karena ia fitrah maka kesuciannya harus selalu kita jaga. Fitrahnya cinta akan begitu mudah mengantarkan seseorang untuk memiliki kekuatan untuk berkorban, keberanian untuk melangkah, bahkan ketulusan untuk memberikan semua perhatian. Namun, ada yang membedakan antara mereka dan wanita-wanita lainnya. Cinta mereka suci untuk-Nya. Mereka mencintaimu karena-Nya, berkorban untukmu karena-Nya, memberikan segenap kasihnya padamu juga karena-Nya. Itulah yang membedakan mereka. Tak pernah sedetikpun mereka berpikir, bahwa mencintaimu karena fisikmu, mencintaimu karena kekayaanmu, mencintaimu karena keturunan keluargamu. Kesucian inilah yang membuat mereka berbeda. Mereka akan mampu memupuk dan merawat cinta yang biasa agar menjadi luar biasa dan akan membawa cinta kita kepada-Nya.

Dan kenapa harus mereka yang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan membaca Al-Qur’an dibanding ke salon, yang lebih sering menghabiskan harinya dari kajian ke kajian dibanding jalan-jalan ke mall, yang sebagian besar waktu tertunaikan untuk hajat orang banyak, untuk perubahan bagi lingkungannya, dibanding kumpul-kumpul bersama teman sebaya mereka sambil berdiskusi yang tidak penting. Bagaimana mereka merawat diri mereka? bagaimana mereka bisa menjadi wanita modern?

Sadarkah kita, bahwa dengan seringnya mereka membaca Al Qur’an maka memudahkan hati mereka untuk jauh dari dunia. Jiwa yang tak pernah terpaut dengan dunia akan menghabiskan harinya untuk memperdalam cintanya pada Allah. Mereka akan menjadi orang-orang yang lapang jiwanya, meski materi tak mencukupi mereka, mereka menjadi orang yang paling rela menerima pemberian suami, apapun bentuknya, karena dunia bukanlah tujuannya. Mereka akan dengan mudah menyisihkan sebagian rezekinya untuk kepentingan orang banyak dibanding menghabiskannya untuk diri sendiri. Kesucian ini, hanya akan dimiliki oleh mereka yang terbiasa dengan Al Qur’an, terbiasa dengan majelis-majelis ilmu, terbiasa dengan rumah-Nya. Jangan khawatir soal bagaimana mereka merawat dan menjaga diri. Mereka tahu bagaimana memperlakukan suami dan bagaimana bergaul di dalam sebuah keluarga kecil mereka. Mereka sadar dan memahami bahwa kecantikan fisik penghangat kebahagiaan, kebersihan jiwa dan nurani mereka selalu bersama dengan keinginan yang kuat untuk merawat diri mereka. Dan jangan takut mereka akan ketinggalan zaman. Sadarkah kita bahwa kesehariannya selalu bersama dengan ilmu pengetahuan. Mereka tangguh menjadi seorang pembelajar, mereka tidak gampang menyerah jika harus terbentur dengan kondisi akademik. Mereka adalah orang-orang yang tahu dengan sikap profesional dan bagaimana menjadi orang-orang yang siap untuk sebuah perubahan. Perubahan bagi mereka adalah sebuah keniscayaan, untuk itu mereka telah siap dan akan selalu siap bertransformasi menjadi wanita-wanita hebat yang akan memberikan senyum bagi dunia.

Mungkin masih banyak pertanyaan dan ketidakpuasan kenapa harus mereka? Keagungan, kesucian dan semua keindahan tentang mereka, takkan mampu kita pahami sebelum kita menjadi shalih/shalihah seperti mereka.

“Dan dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholehah”.
(HR. Muslim).


Dialah bidadari bumi, dialah wanita sholihah yang keberadaan dirinya lebih baik dan berarti dari seluruh isi alam ini.

Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga).
(Q.S. An Nuur:26)


Janji Allah itu nyata, Allah mempersiapkan mereka untuk menemani sang pejuang yang sesungguhnya, yang bukan hanya indah lisannya, namun juga menggetarkan lakunya. Allah mempersiapkan mereka untuk sang pejuang yang malamnya tak pernah lalai untuk dekat dengan-Nya, yang siangnya dihabiskan dengan berjuang untuk memperpanjang nafas Islam di bumi-Nya. Allah mempersiapkan mereka untuk sang pejuang yang cintanya pada Allah melebihi kecintaan mereka kepada dunia, yang akan rela berkorban, dan meninggalkan dunia selagi Allah tujuannya, Yang cintanya takkan pernah habis meski semua isi bumi tak lagi berdamai kepadanya. Allah telah mempersiapkan mereka untuk lelaki-lelaki shalih penghulu surga.

Oleh karena nya, jadilah pribadi yang berkualitas, yang pandangannya terjaga, yang lisannya bijaksana, yang siap berkeringat untuk mencari nafkah, yang kuat berdiri menjadi seorang imam, yang tak kenal lelah untuk bersama-sama mengenal-Nya, yang siap membimbing mereka, mengarahkan mereka, hingga meluruskan khilaf mereka. Kalian yang benar-benar hebat secara fisik, jiwa, dan iman-lah yang akan memiliki mereka. Mereka adalah bidadari-bidadari surga yang turun ke dunia, maka Allah takkan begitu mudah untuk memberikan kepadamu yang tak berarti di mata-Nya. Allah menjaga mereka untuk sosok-sosok hebat yang akan mengubah dunia. Menyuruh mereka menunggu dan lebih bersabar agar bisa bersama dengan para syuhada sang penghuni surga. Menahan mereka untuk dipasangkan dengan mereka yang tidurnya adalah dakwah, yang waktunya adalah dakwah, yang kesehariannya tercurahkan untuk dakwah, sebab mereka adalah wanita-wanita yang menisbahkan hidupnya untuk jalan perjuangan.

Mungkin tak perlu diperpanjang bahasan nya, semoga ini bisa membuka dan kembali menyegarkan paradigma kita tentang hal yang tak ada habisnya untuk dibahas ini :). Semoga bisa sama-sama mengingatkan, menjaga agar tetap pada jalur dan memotivasi diri untuk terus berbenah. Yang menjadi fokus sekarang ialah bagaimana kita untuk terus memperbaiki kualitas diri untuk menjadi muslim/muslimah paripurna dan siap menjemput takdir sejarah yang telah ditetapkan.

Untukmu yang dulu pernah Allah pertemukan kita saat di alam ruh, Allah telah memilihkan mu saat empat bulan masa kandunganku di dalam perut ibu. Sejak saat itu namamu sudah disandingkan di sebelah namaku. Sejak saat itu aku sudah mencintaimu. Ketika fitrah sebagai manusia berupa rasa cinta mulai datang dimasa aku belum siap menemuimu, setiap kali aku merasakannya, aku akan mengenangkan dirimu. Di sana engkau setia menunggu diriku, tetapi di sini jangan sampai aku curang kepadamu. Sampaikan doamu kepada diriku agar aku dapat menjaga diri disamping aku mengajukan sendiri doa untuk tetap terjaga. Semoga Allah membantu mempertemukan kita dibatas waktu yang telah Dia tetapkan.


Ya Rabb, hamba sadar jikalau hamba banyak lalai dalam urusan ini. Bimbinglah hamba agar senantiasa terus berbenah dan semoga hamba bisa mempertanggung jawabkan apa yang hamba perbuat, memperbaiki semua kelalaian yang pernah dilakukan dan semoga takdir Mu indah pada waktu nya :)