Sabtu, 17 November 2012

Cara Diagnosis dan Pengobatan Sindroma Ovarium Polikistik

Diagnosis dan pengobatan sindroma Ovarium Polikistik info kesehatan indonesia
Polikistik ovarium
Diagnosis 
   Tidak terdapat pemeriksaan khusus untuk menentukan penyakit ini. Dokter akan melakukan analisis terhadap riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan rongga panggul. Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui kadar hormon, selain itu dilakukan juga pemeriksaan kadar kolesterol, gula darah untuk mengetahui ada tidaknya komplikasi.
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan ultrasonografi pada ruang panggul dari pemeriksaan ini dapat diketahui ada tidaknya kista dalam jumlah banyak pada ovarium. Selain itu pada pemeriksaan diperiksa juga ada tidaknya penebalan dinding rahim.
     Jadi, untuk menetukan seorang wanita menderita sindrom ovarium polikistik didasarkan pada kriteria klinis (hirsutisme, jerawat, obesitas, oligomenore-amenore /gannguan menstruasi, infertilisasi). Serta kriteria USG, terdapat penebalan stroma dan adanya folikel kecil-kecil lebih dari 10 pada ovarium) dan kriteria laboratoris (androgen, LH/FSH dan insulin).

Pengobatan
        Tujuan pengobatan untuk mengatasi masalah yang terjadi pada penderita. Dengan kata lain, sesuai dengan keluhan utama pasien tersebut. Misalnya jika terjadi infertilitas, tumbuhnya rambut berlebihan, jerawat, obesitas atau gangguan lainnya, maka dilakukan pengobatan yang sesuai terhadap masalah tersebut. Hal ini penting karena pengobatan yang diberikan dapat berlawanan, misalnya pada pasien dengan hirsutisme tapi ingin hamil, harus memilih mana yang akan diterapi lebih dahulu, karena terapi hirsutisme dapat menekan ovulasi (sehingga menghambat proses kehamilan) dan dapat berakibat teratogenik (cacat bawaan pada janin).
       Komplikasi jangka panjang yang dapat terjadi pada pasien sindroma polikistik ovarium merupakan hal penting yang harus dijadikan perhatian dalam tatalaksananya, oleh karena itu, tidak cukup hanya dengan mengobati keluhan pasien saja. Penderita sebaiknya melakukan kontrol teratur ke dokter untuk melakukan evaluasi apakah terjadi komplikasi atau tidak (diabetes mellitus, tekanan darah tinggi, atau kelainan jantung). Kebiasaan hidup juga harus disesuaikan pola makanan harus diperhatikan, sehingga tidak terjadi penambahan berat badan berlebih. Jika perlu konsultasi dengan ahli gizi. dengan demikian tujuan terapi pada pasien sindroma polikistik ovarium secara umum adalah:
1. Mengurangi produksi dan kadar androgen dalam sirkulasi darah.
2. Melindungi endometrium dari efek unopposed estrogen (mengatur siklus menstruasi).
3. Perubahan gaya hidup untuk mencapai berat badan ideal (diet dan olah raga).
4. Menghindari efek hiperinsulinemia terhadap risiko penyakit kardiovaskuler dan diabetes mellitus.
5. Menghindari risiko penyakit kardiovaskuler.
6. Induksi ovulasi untuk kehamilan.

       Bila pemberian obat tidak juga memberikan hasil, sekaran ini telah dicoba suatu cara invasif melalui pembedahan dengan melakukan drilling (membuat lubang) pada ovarium. Tindakan ini dilakukan dengan cara laparoskopi, jumlah lubang tidak lebih dari 10 pada satu ovarium. Dengan dibuatnya lubang ini bertujuan untuk mengeluarkan cairan yang terdapat pada kista yang mengandung kadar testosteron yang tinggi.