Senin, 30 Mei 2011

Mengapa Saya Gagal Melakukan EKG..???


Sepertinya tiada hari tanpa melakukan EKG (Elektro Kardio Grafi – Electro Cardi Graph ) atau biasanya sih kita lebih suka
menyebutnya Rekam Jantung, lebih Indonesia kan, dan lebih dimengerti dan dipahami. Di Blog saya ini, saya tidak akan menjelaskan tentang asal muasal EKG atupun pendalaman ilmu apa itu EKG, anda tinggal googling maka akan begitu banyak artikel yang menceritakan itu semua, baik itu karya pribadi atau yang model copas sana-sini, okelah gak papa ilmu bermanfaat
itu harus dibagi-bagi. Saya juga tidak akan mengajari cara membaca EKG, selain saya bukan ahlinya, saya rasa belajar memahami EKG hanya dengan me
mbaca tanpa melihat langsung akan lebih sulit (menurut saya sih…). Lalu apa yang akan saya tulis? Saya akan bercerita hal-hal apa saja sih yang sering membuat Hasil EKG kita berantakan alias tidak berhasil melakukan, akibatnya berantakan deh hasilnya, gak bisa dibaca.. Cetek sekali ya..??? he..he.. tak apalah.. biasanya dengan bahasan yang ringan begi
ni akan lebih membuat penasaran (Ngeles banget…)
Hal yang paling mendasari kenapa saya menulis ini adalah saya terkadang melihat masih banyak oknum-okn
um tertentu yang masih asal dalam melakukan EKG, sehingga hasilnya menjadi berantakan, salah, tidak bisa dibaca dan miss interpretasi. Sebelum memulai EKG, mari kita cek terlebih dahulu alat dan perlengkapan EKG yang akan kita gunakan, pertama cek dulu benarkah itu alat untuk EKG (He..he.. masak iya ketuker), cek dah, colok ke listrik atau belum? Itung jumlah kabelnya harusnya sih ada 10, cek elektrodanya (Empat elektroda ekstremitas dan 6 elektroda hisap untuk dada).
Apa saja sih hal-hal teknis yang sering membuat hasil EKG berantakan??? Saya coba me list beberapa nih, kadang penanganannya mudah kadang sulit juga.
  1. Salah Pasang Elektoda Ekstremitas.
Ini nih yang pertama yang harus di cek sebelum melakukan EKG, Elektroda Ekstre
mitas adalah berupa penjepit kaki dan tangan yang di bagian dalam terdapat lempeng logam. Terdiri dari empat buah elektroda, bia
sanya berwarna Merah, Kuning, Hijau dan Hitam.
Selama ini sih standar semua alat sama, Warna merah hingga hitam dipasang secara berurutan searah jarum jam dimulai dari tangan kanan. Nah, pastikan Warna merah dijepit di pergelangan lengan kanan, dengan lempeng log
am terletak dibagian dalam atau bagian arteri radialis atau bagian biasa kita meraba nadi (ah.. kurasa anda mengerti maksud saya kan?), kemudian warna kuning di Pergelangan tangan Kiri dengan cara yang sama, nah warna hijau dijepitkan di kaki (atas mata kaki sedikit) sebelah kiri dengan logam juga di bagian dalam, dan hitam di bagian kaki sebelah kanan dengan aturan yang sama. Belum berakhir teman, colokkan kabel yang tersedia sesuai warna (tinggal dicocokin aja warnanya…), biasany
a sih kabelnya sudah dipisah digabung empat buah dan lebih panjang kabelnya.. gampang kan…
2. Salah Pasang Elektroda Hisap
Kadang geregetan liat adek-adek mahasiswa asal ceplok-ceplok aja memasang elektroda hisap di dada, pake ilmu kirologi murni.. he..he.. semoga anda tidak deh… elektroda hisap untuk dada ada 6 buah, warnanya jika di pasang secara urut begini: Merah – Kuning – Hijau – Coklat – Hitam – Ungu. Nah kesalahan
apa yang sering terjadi??? Keseringan nih, langsung ditempel aja merah di kanan terus kuning sampai hitam ditempel sejajar di kiri, padahal itu salah. Sebagai perawat professional, apabila kita belum professional ada bagusnya kita menerapkan ilmu semasa kuliah, nah semasa kuliah dulu saya diajarin sebelum memasang elektroda hisap ini kita main raba-raba untuk menentukan titik yang jelas. Warna Merah diletakkan di kanan sela iga ke empat, jadi caranya raba dengan jari hitung dari atas dimulai sela pertama, diurut hingga ketemu sela ke empat, kemudian ceplok deh, untuk warna kuning, di seberangnya yaitu di dada kiri dengan posisi yang sama. Nah yang berikutnya nih yang sering dikerjakan asal-asalan oleh oknum-oknum tertentu. Bagusnya pasang dulu elektroda ke Empat yang berwarna coklat di sela kelima bagian kiri, nah letak pastinya kita bagi dua dada kiri, diurut dari atas, nah pas ketemu sela kelima ceplokin aja disitu. Nah untuk elektroda ketiga yang berwarna hijau di ceplokin antara elektroda kedua dan keempat, jadi harusnya posisinya pas banget diatas tulang iga kelima. Untuk elektroda berwarna hitam atau yang kelima tetap di sela iga kelima namun digeser kearah ketiak, nah yang keenam atau yang berwarna ungu pas di pertengahan ketiak kiri, jadi letak yang sejajar mengikuti sela iga kelima adalah yang berwarna Coklat – Hitam – Ungu… he..he.. anda mengerti maksud saya kan…??

3. Elektroda tidak bersih
Elektroda yang terlapisi sesuatu mengakibatkan terhalangnya aliran listrik, jadi pastikan kebersihan lempeng logam dengan mengusapnya dengan alcohol terlebih dahulu, agar logam tidak tertutup atau terlapisi kotoran

4. Elektroda tidak menempel sempurna
Dalam hal ini penggunaan Jelly sangat dianjurkan, karena akan mengantar listrik lebih sempurna, juga akan mempermudah elektroda sedot menempel dengan sempurna. Pastikan juga bahwa ketika pemasangan elektroda di dada bukan diatas rambut-rambut dada, karena akan mempengaruhi hasil yang sebenarnya, jadi bila berambut, cukur dulu… pastikan semua elektroda menempel dengan sempurna sebelum dijalankan mesin EKG nya

5. Kontak dengan logam dan Radiasi
Sudahkah anda meminta pasien untuk menanggalkan perhiasan logam baik itu kalung, cincin, anting, jam tangan, ikat pinggang bahkan Handphone? Jika belum maka wajarlah hasil EKG anda berantakkan, karena adanya logam dan radiasi tertentu akan mengganggu aliran listrik dalam pemeriksaan jantung ini. Masih belum berhasil juga??? Anda terlupa bahwa pasien mengantongi uang koin logam. Masih belum berhasil juga?? Lihat tangan pasien memegang list logam ranjang, eh kakinya juga nempel dengan list ranjang, dan ternyata suami pasien juga memegangi pasien… he..he.. wajar aja gagal.

6. Pasien Gelisah
Cetlik..!!! gerak dikit aja EKG jadi seperti lagu anak-anak Naik-Naik Ke Puncak Gunung, jadi usahakan pasien dalam kondisi tenang. Lalu bagaimana misa pasien gelisah dan tak sadarkan diri? Baiknya diskusikan dengan dokter untuk pemberian obat penenang jika dianjurkan.
7. Trouble alat
Semua benar kok masih gagal? He..he.. coba cek lagi, jangan-jangan bukan alat EKG yang dipakai, jangan-jangan stop kontak belum dicolokin, jangan-jangan kertasnya habis atau terbalik memasangnya. Semua benar kok masih belum jalan juga…??? Nah kalau ini tergantung amal… (Piss…)