Rabu, 09 September 2009

anfis

SISTEM PERKEMIHAN

System perkemihan terdiri dari :
1. dua buah ginjal yang berfungsi membuang limbah dan substansi berlebihan dari darah dan membentuk kemih
2. ureter yang berfungsi mengangkut kemih ke kandung kemih(vesika urinaria)
3. kandung kemih(vesika urinaria) berfungsi sebagai reservoir bagi kemih
4. uretra, saluran yang menghantar kemih dari kandung kemih ke luar tubuh sewaktu berkemih

System perkemihan memiliki fungsi :
1. keseimbangan transportasi air dan zat terlarut
2. ekskresi zat buangan
3. menyimpan nutrient
4. mengatur keseimbangan asam basa
5. mensekresi hormone yang membantu mengatur tekanan darah, erythropoietin dan metabolisme klsium
6. membentuk urine

Mekanisme Pembentukan Urine

Dari sekitar 1200 ml darah yang melalui glomerulus setiap menit, terbentuk 120-125 ml filtrate (filtrate=cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinya dapat terbentuk 150-180L filtrate. Dari

jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya keluar sebagai kemih, sebagian besar di serap kembali.


Pembentukan urin berlangsung melalui tiga proses :

1. filtrasi glomerulus
2. reabsorpsi tubuler
3. sekresi

Filtrasi darah terjadi di dalam korpuskel renal melalui tiga lapisan, yaitu :

1. lapis pertama adalah endotel kapiler glomerulus, yang mengandung pori kecil
2. lapis tengah adalah membran basal dari glomerulus 1
3. lapis ketiga adalah lapis visceral dari kapsula Bowman, yaitu lapis podosit, dengan celah filtrasinya. Reabsorpsi air terutama terjadi di duktus koligens atas pengaruh hormone ADH.

Suplai darah

ginjal mendapat relatif banyak darah. Sekitar 20-25% dari curah jantung pergi ke ginjal. Setiap menitnya di lalui 1,2 L darah, dan seluruh darah tubuh disaringnya sebanyak 60 kali sehari. Ginjal mendapat darah dari cabang aorta abdominalis melalui arteri renalis. Di dalam ginjal, arteri renalis bercabang menjadi arteri interlobaris, yang berjalan di dalam kolumna renal. Sesampainya di batas korteks-medula, arteri ini menikung dan berjalan parallel basis pyramid. Arteri arkuata bercabang-cabang menjadi arteri interlobular, yang memasuki konteks dan mendarahi korpuskel renal. Arteri interlobular bercabang-cabang lagi menjadi arteriol aferen, yang membawa darah ke dalam glomerulus, tempat terjadi filtrasi dalam proses pembentukan kemih awal.

Setiap arteriol aferen bercabang-cabang membentuk sekelompok gulungan kapiler yang di sebut glomerulus. Di dalam glomerulus inilah darah disaring. Darah dari gelungan kapiler glomerulus keluar melalui arterior eferen, membawa darah keluar dari gromerulus. Arteriol eferen lebih kecil dari pada arterior aferen, dan perbedaan ini cenderung meningkatkan tekanan darah dalam glomerulus. Tekanan darah yang naik ini penting untuk berlangsungnya proses filtrasi di glomerulus.
Arteriol eferen kemudian bercabang-cabang lagi membentuk jalinan kapiler kedua (glomerulus adalah yang pertama) sekitar tubuli, yaitu kapiler peritubuler. Kapiler-kapiler peritubuler menyatu membentuk vena interlobular, yang membawa darah keluar korteks menuju vena arkuata. Vena arkuata menyatu membentuk vena interlobar di dalam kolumna renal, dan vena interlobar akhirnya membentuk satu vena renalis, yang membawa darah bersih keluar ginjal masuk vena kava inferior.

















2

CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Cairan Tubuh
Cairan tubuh yaitu larutan yang terdiri dari air & zat terlarut.

Air terkandung dalam dua kompartemen utama dalam tubuh, yaitu :
 Cairan Intraselular (CIS)
Cairan yang terdapat di dalam sel darah merah, sekitar 70% dari jumlah total air dalam tubuh
 Cairan Ekstraselular (CES)
Cairan yang terdapat di dalam plasma, sekitar 30% dari jumlah total air dalam tubuh

Proporsi cairan tubuh
• Bayi 75%
• Pria (20-40) 60%
• Wanita (20-40) 50%
• Usia lanjut (60+) 40-50%


Pergerakan Cairan Tubuh

Air secara konstan berpindah dari satu tempat dibagian tubuh ke tempat lain melalui proses piltrasi dan osmosis. Tanpa cairan dalam tubuh itu disebut kompartemen air. Bilik – biling Jantung dan semua pembuluh darah membentuk satu kompartemen, dan air di dalamnya disebut Plasma. Melalui proses piltrasi dalam kapiler – kapiler, plasma keluar menuju ruang jaringan dan kemudian dinamakan cairan jaringan. Ketika cairan jaringan memasuki sel – sel melalui proses osmosis, cairan ini telah berpindah ke ruangan lain dan disebut cairan intraselular (CIS ). Cairan jaringan yang memasuki kapiler getah bening juga berada dalam ruang yang berbeda dan di namakan getah bening.
Proses lain ( Selain piltrasi ) yang memindahkan air dari satu ruang ke ruang lain adalah osmosis, yaitu difusi air melewati membran semi – permiabel. Air akan berpindah melewati membran sel dari tempat yang kosentrasinya lebih tinggi ketempat yang kosentrasinya lebih rendah. Cara lain untuk mengungkapkan hal ini ialah bahwa air akan berdifusi ketempat konsentrasi bahan terlarutnya lebih besar. Kosentrasi Elektrolit yang ada dalam berbagai kompartemen air memungkinkan terjadinya osmosis. Oleh karena itu, jika air dalam semua kompartemen seimbang, elektrolit juga dalam keadaan seimbang. Meskipun air dan ion selalu berpindah, Proporsi relatifnya dalam kompartemen tetap sama. Ini merupakan homeostasis cairan elektrolit dan mempertahankan homea stasis ini penting untuk kehidupan.


Elektrolit
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partilel – partikel bermuatan listrik yang di sebut ion. Sebagian besar Elektrolit adalah garam anorganik, asam dan basa yg terdapat dalam semua cairan tubuh. 3

Elektrolit dibagi menjadi 2 jenis yaitu :

1. Kation ( Ion Positif ), misalnya Na+, K+, Ca+2, Mg+2 , Fe+2 , dan H+.
2. Anion ( Ion Negatif ), misalnya Cl- , HCO3- , HPO4-2 , dan SO4-2

Fungsi masing – masing Elektrolit

1. Natrium ( Na+ )
- Menciptakan tekanan osmotic CES ; kation terbanyak dalam CES.
- Sangat penting untuk aktivitas listrik saraf dan sel – sel otak.


2. Kalium ( K+)
- Menciptakan tekanan osmotik cairan Intracelular ; kation terbanyak dalam CIS.
- Sangat penting untuk aktivitas listrik saraf dan sel – sel otak.

3. Kalsium ( Ca+2)
- Sebagian besar ( 98 % ) di temukan pada tulang dan gigi
- Mempertahankan Eksitabilitas saraf dan sel - sel otot.
- Sangat penting untuk pembekuan darah.

4. Magnesium ( Mg +2 )
- Sebagian besar (50%) ditemukan dalam tulang
- Lebih banyak dalam CIS dan CES.
- Sangat penting untuk produksi ATP, aktivitas saraf serta sel – sel otot.


5. Klorida ( Cl- )
- Anion terbanyak dalam CES, mudah berdifusi keluar dan masuk sel, membantu mengatur tekanan osmotik.
- Bagian HCl dalam cairan lambung.
6. bikarbonat (HCO3)
- bagian system dapar bikarbonat

7. Fosfat (HPO4-2)
- sebagian besar (85%) di temukan dalam tulang
- bagian dari DNA, RNA, ATP dan Fosfolipid
- bagian system dapar fosfat

8. Sulfat (SO4-2)
- bagian asam amino dan protein


Terjadinya Edema

Edema adalah peningkatan abnormal jumlah cairan jaringan pada tempat yang terlokalisasi atau sistemik. Kadang-kadang edema tidak terlihat dan kadang terlihat seperti pembengkakan. 4

Edema terlokalisasi terjadi setelah luka dan inflamasi suatu bagian tubuh. Sebagai contoh, terkilir pada pergelangan kaki merusak jaringan, yang kemudian melepaskan histamin. Histamin meningkatkan permeabilitas kapiler dan membentuk cairan jaringan yang lebih banyak. Akibat akumulasi cairan jaringan, sendi dapat menjadi bengkak.

Edema sistemik merupakan akibat ketidakseimbangan antara perpindahan air yang keluar dan yang masuk ke dalam kapiler, yaitu antara filtrasi dan osmosis. Filtrasi yang berlebihan akan terjadi bila tekanan kapiler naik, hal ini mungkin di sebabkan oleh obstruksi vena akibat gumpalan darah atau gagal jantung kongestif. Edema jenis ini sering terlihat pada ekstremitas bawah.

Infeksi bakteri sistemik dapat meningkatkan permeabilitas kapiler, dan hilangnya plasma yang mengalir ke dalam ruang jaringan merupakan salah satu aspek septicemia. Namun, pada keadaan ini, edema adalah prioritas kedua setelah hipotensi, yang dapat mengancam nyawa.

Osmosis yang tidak cukup, kembalinya cairan jaringan ke kapiler, merupakan akibat penurunan protein plasma, khususnya albumin. Keadaan ini dapat terjadi pada penyakit hati berat, seperti sirosis, penyakit ginjal yang menyebabkan kehilangan protein dalam urine, malnutrisi, atau luka baker berat.

Edema merupakan suatu gejala dan bukan penyakit, sehingga pengobatannya ditujukan pada koreksi sebab khususnya. jika hal ini tidak memungkinkan, untuk menurunkan volume cairan jaringan, lakukan diet rendah garam dan gunakan diuretic.

Edema intraselular, penyebabnya :
- depresi system metabolic jaringan
- tidak adanya nutrisi sel yang adekuat

Edema ekstraselular, penyebabnya :
- kebocoran abnormal cairan dari plasma ke ruang interstisial kapiler
- kegagalan limfatik untuk mengembalikan cairan dari interstinum ke dalam darah



Hormon yang terkait dalam pngaturan cairan & elektrolit

• Hormon Antidiuretik (ADH)
Meningkatkan reabsorpsi air yang di lakukan oleh tubulus renalis. Air dari filtrasi ginjal kembali ke darah untuk menjaga volume darah.


• Hormon Aldosteron
Membantu mengatur tekanan osmotic dan meningkatkan reabsorpsi ion – ion Na+ yang di lakukan oleh tubulus renalis. Air kemudian mengikuti ion – ion Na+ untuk kembali ke darah.
5
KESEIMBANGAN ASAM BASA

Perbedaan Asam Basa

Asam yaitu : Molekul yang mengandung atom hydrogen yang dapat melepaskan Ion Hydrogen dalam larutan.

Basa yaitu : Ion atau molekul yang dapat menerima ion hydrogen.

Pertahanan Tubuh Terhadap Perubahan Konsentrasi Ion Hidrogen

1. Sistem peyangga asam basa kimiawi dalam cairan tubuh, dibagi 3 :
- system peyangga Bikarbonat ( Peyangga ekstraseluler) yaitu, H2CO3 Di bentuk dari reaksi CO2 + H2O H2CO3 H2 + HCO3-
- Sistem peyangga fosfat ( peyangga intraseluler dan cairan tubulus ginjal ) yaitu, H2PO4 - HPO4= + H2O.
- Sistem peyangga protein yaitu terutama di dalam sel contoh : sel darah merah, H+ + Hb HHb.
2. Pusat Pernapasan, ada 3 pengaturan pernafasan :
- Ekspirasi CO2 paru mengimbangi pembentukan CO2 metabolik
- Peningkatan Ventilasi Alveolus menurunkan kosentrasi ion hydrogen cairan ekstraseluler dan meningkatkan Ph
- Peningkatan Kosentrasi ion hydrogen merangsang Ventilasi Alveolus.
3. Ginjal, Kontrol kesimbangan asam basa oleh ginjal
- Sekresi ion hydrogen dan Reabsorpsi ion bekarbonat oleh tubulus ginjal.
- Ion – ion Hidrogen Sekresikan oleh Transport aktif sekunder di segmen tubulus.


Nilai Normal:
 pH = 7,35 – 7,45 %
 pCO2 = 35 – 45 %
 pO2 = 80 – 95 %
 HCO3 = 22 – 26 %
 SaO2 = 96 - 97 %
Asidosis dan Alkalosis
 asidosis: keadaan dimana kelebihan asam
 Alkalosis: keadaan dimana kelebihan basa
Macam Asidosis
 Asidosis Respiratorik di sebabkan oleh penurunan ventilasi dan pembentukan Pco2: kerusakan pusat pernapasan, obstruksi jalan nafas, pnemonia penurunan luas permukaan membran pulmonal
 Asidosis metabolik disebabkan penurunan kosentarasi bikarbonat cairan ekstraseluler:kegagalan ginjal, diare, muntah 6

Macam Alkalosis
 Alkalosis Respiratorik di sebabkan oleh peningkatan ventilasi dan penurunan Pco2: neurosis, mendaki
 Alkalosis metabolik disebabkan oleh peningkatan konsentrasi bikarbonat cairan ekstraselular