Tromboangitis Obliterans (Penyakit Buerger)
Penyakit buerger ini merupakan suatu panangiitis. Penyakit ini merupakan penyakit oklusi pada pembuluh berukuran sedang dan kecil, yang sering diikuti dengan tromboflebitis superficialis yang rekuren. Beberapa kelainan radang arteri yang disertai remisi dan kekambuhan, ditandai oleh trombosis berulang dalam pembuluh berukuran sedang, khususnya arteri radialis dan arteri tibialis. Meskipun primer merupakan penyakit arteri, tetapi vena dan syaraf sekitarnya ikut terkena.
Lesi terdapat hampir selalu pada perokok sigaret, biasanya pria muda antara 25-50 tahun. Hanya sebagai keistimewaan yang jarang, pernah dilaporkan penderita bukan perokok atau wanita.
Sering menyerang pembuluh berukuran sedang pada lengan ataupun tungkai. Yang paling sering terkena adalah pada ekstremitas atas dan biasanya bilateral. Pada lesi tidak terlihat adanya kalsium dan tidak ada tanda-tanda kelainan arteriosklerosis pada pembuluh tersebut. Lesi bisa sampai oklusi total dan biasanya pertumbuhan kolateral sangat kurang baik.
Terbukti yang sangat nyata menunjukkan bahwa merokok sigaret memiliki peran penting dalam pathogenesis penyakit buerger. Factor genetic yang diduga melalui perbedaan populasi, karena penyakit tersebut jarang di Amerika Serikat dan Eropa, tetapi lebih sering di Israel, jepang, India dan prevalensi HLA-A9 Dan HLA-B5 pada penyakit buerger. Jejas vaskula pada individu terduga dapat mengenai berbagai mekanisme kemampuan, termasuk dampak toksik langsung pada pembuluh darah oleh produk tembakau. Seperti karbon monoksida, menyebabkan konstrsi vaskula yang terjadi secara langsung dan melalui kadar katekolamin yang berubah, kerusakan disosiasi oksigen dari hemoglobin (dampak karbon monoksida), status hiperkoagulabilitas dan hipersensitivitas imun perantaraan sel terhadap kolagen vaskula.
Tanpa kecuali trombongitis bermula pada arteri dan meluas secara sekunder dengan menyerang vena dan saraf sekitarnya. Segmen pembuluh yang terkena padat dan mengeras. Di tempat lesi, thrombus dengan berbagai tahapan organisasi dan rekanalisasi. Pemeriksaan dengan mikroskop cahaya menunjukkan thrombus sendiri tampak mengandung abses mikro kecil-kecil engan focus tengah neutrofil dan sering kali terdapat zona radang granulomatik di sekelilingnya. Dinding pembuluh yang tersumbat menunjukkan infiltrate radang nonspesifik dengan latar belakang arsitektur yang nyata. Sejalan dengan berlanjutnya penyakit, reaksi radang meluas ke tunika adventitia dan fibrosis serta parut periarteri membungkus pembuluh-pembuluh dan saraf di sekitarnya. Pembungkus ketiga struktur tersebut, yaitu arteri, vena dan saraf, merupakan cirri khas penting dalam tromboangitis obliterans.
Seringkali tromboangitis obliterans yang lengkap dinyatakan oleh episode berulang tromboflebitis vena superficialis yang bebercak. Akhirnya dengan terserangnya arteri tibia, arteri radialis (jarang terjadi) manifestasi khas disebabkan iskemia. Secara khas tungkai yang terkena terasa nyeri setelah melakukan gerakan atau pada waktu istirahat. Pada saat memeriksakan pada dokter, penderita kebanyakan dengan ulkus kronik pada jari-jari kaki atau tangan, yang sering berakibat gangrene tungkai bawah dan memerlukan amputasi. Bila thrombus mengalami rekanalisasi, sumbatan total memeberi kesempatan sebagian pengaliran darah dan gejala berkurang, kecuali bila terjadi kekambuhan dengan membentuk lesi baru. Penghentian rokok sigaret sering membawa keringanan yang dramatic dari serangan-serangan lebih lanjut.