- Definisi diare
Suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja , yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekwensi berak lebih dari biasanya. (3 kali atau lebih dalam 1 hari).
Hippocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Penyakit diare atau gastroenteritis adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi buang air besar lebih dari biasanya(lazimnya frekuensi ini lebih dari 3x sehari)disertai dengan adanya perubahan bentuk tinja.
2. Etiologi
Diare juga merupakan salah satu cetusan gangguan perut. Diare akut umumnya disebabkan oleh makanan atau minuman yang terkontaminasi. Diare ringan akan berakhir dalam 1 - 3 hari setelah diobati dengan obat diare yang banyak dijual di pasaran. Jenis diare lain yang muncul sekitar enam jam setelah makan, biasanya karena keracunan bakteri Staphylococcus. Sedangkan racun bakteri Clostridium dalam makanan atau minuman biasanya bereaksi setelah 12 jam. Bila diare terjadi sekitar 12 - 48 jam setelah makan sesuatu, mungkin disebabkan oleh bakteri Salmonellaatau Compylobacter atau virus seperti Rotavirus atau Norwalk.
Penyebab diare akut yang lebih jarang bisa karena bakteri disentri, kolera, tifus, paratifus, serta alergi makanan. Sementara pada bayi, diare kebanyakan disebabkan oleh konsumsi susu formula yang tidak cocok atau susu yang terkontaminasi bakteri.
Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa factor yaitu:
1. Faktor infeksi
a. Faktor enteral, meliputi:
a.1. Infeksi bakteri
a.2. Infeksi virusa.3. Infeksi parasit
b. Infeksi parenteral
2. Faktor malabsorbsi
a. malabsorbsi karbohidrat
b. malabsorbsi lemak
c. malabsorbsi protein
3. Faktor makanan: makanan basi, beracun,alergi terhadap makanan.
4. Faktor psikologis :L rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar.
3. Klasifikasi diare
Beberapa klasifikasi diare antara lain:
- Berdasarkan ada atau tidaknya infeksi, diare dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
- Diare infeksi spesifik : tifus dan paratifus, disentri, basil enterekolitis nekrotikans dan stafilokokus.
- Diare non spesifik : diare dietetic
- Berdasarkan organ yang terkena infeksi diare dibagi menjdadi 2 golongan yaitu:
- Diare infeksi enteral atau karena infeksi di usus(karena bakteri,virus, atau parasit0
- Diare infeksi perenteral atau diare karena infeksi di luar usus misalnya ; karena bronchitis
- Berdasarkan lamanya, diare dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
- Diare akut atau diare karena infeksi usus yanga bersifat mendadak, berlangsung cepat, dan berakhir dalam waktu 3-5 hari.
- Diare kronik
Diare kronik dibagi tiga, yaitu:
- Diare osmotik
Dijelaskan dengan adanya faktor melabsorpsi akibat adanya gangguan absorpsi karbohidrat, lemak, atau protein, dan tersering adalah melabsorpsi. Feses terbentuk steatore.
- Diare sekretorik
Terdapat gangguan transpor akibat adanya perbedaan osmotik intralumen dengan mukosa yang besar sehingga terjadi penarikan cairan dan elektrolit ke dalam lumen usus dalam jumlah besar. Feses akan seperti air.
- Diare inflamasi
Diare dengan kerusakan dan kematian enterosit disertai peradangan. Feses berdarah. Kelompok ini paling sering ditemukan. Terbagi dua yaitu inflamasi nonspesifik dan spesifik. Kolitis ulseratif dan penyakit Crohn termasuk kelompok inflamasi nonspesifik.
4.Patofisologi
Proses terjadinya diare dipengaruhi dua hal pokok, yaitu konsistensi feses dan motilitas usus, umumnya terjadi akibat pengaruh keduanya. Gangguan proses mekanik dan enzimatik, disertaiganguan mukosa akan mempengaruhi pertukaran air dan elektrolit sehingga mempengaruhi konsistensi feses yang terbentuk. Peristaltik saluran cerna yang teratur yang teratur akan mengakibatkan proses cerna secara enzimatik berjalan baik. Sedangkan peningkatan motilitas berakibat terganggunya proses cerna secara enzimatik, yang akan mempengaruhi pola defekasi.
5. Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare terdiri dari gangguan osmotic, gangguan sekresi, dan gangguan motilitas usus.Patogenesisi diare akut:
1. Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung .
2. Jasad renik tersebut berkembang biak di dalam usus halus.,
3. Oleh jasad renik dikeluarkan toksin
4. Oleh toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
6. Manifestasi klinik
Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah(muntaber) dan/atau demam, tenesmus,hematoschezia,nyeri perut atau kejang perut.
Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkn renjatan hipovolemik atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolit yang lanjut. Karena kehilangan cairan, seseorang akan merasa haus, berat badan berkurang, mata menjadi cekung, lidah kering,tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak.keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi air isotonic.
7. Penatalaksanaan
- Simtomatis
- Rehidrasi
Oralit, cairan infus yaitu ringer laktat, dekstrosa 5%, dekstrosa dalam salin,dll.
- Antispasmodik, antikolinergik (antagonis stimulus kolinergik pada reseptor muskarinik)
- Obat antidiare
- Obat antimotilitas dan sekresi usus
Loperamid (Imodium) : 4 mg per oral (dosis awal), lalu tiap tinja cair diberikan 2 mg, dengan dosis maksimal 16 mg/hari
Difenoksil (Lomotil):4 x 5mg (2 tablet)
Kodein fosfat: 15-60 mg tiap 6 jam
- Oktreotid (Sandostatin)
Telah dicoba dengan hasil memuaskan pada diare sekretorik.
- Obat antidiare yang mengeras tinja dan absorpsi zat toksik, yaitu:
Arang/charcoal aktif (norit) : 1-2 tablet, diulang sesuai kebutuhan.
Campuran kaolin dan morfin (mengandung 700 mikrogram/10 ml anhyddrous morphin).
- Antiemetik (metoklopropamid, prokloprazin, domperidon).
- Vitamin dan mineral, tergantung kebutuhan, yaitu:
Vitamin B12 asam folat, vitamin A, vitamin K.
Preparat besi, zinc, dan lain-lain.
- obat ekstrak enzim pankreas.
- Aluminium hidroksida, memiliki efek konstipasi dan mengikat asam empedu
- Fenotiazin dan asam nikotinat, menghambat sekresi anion usus.
- Kausal
Pengobatan kausal diberikan pada infeksi maupun noninfeksi. Pada diare kronik dengan penyebab infeksi, obat diberikan berdasarkan etiologinya.
Daftar obat dan dosis berdasarkan penyebab diare kronik
-
Etiologi
Obat
Dosis(per hari)
Jangka waktu
Shigela sp
Ampisilin
2 x 1g
5-7 hari
Kotrimoksazoi
2 x 2 tab
Idem
Siprofloksasin
2 x 500 mg
idem
Tetrasiklin
4 x 500 mg
idem
H. jejuni
Eritromisin
4 x 250-500 mg
idem
Siprofloksasin
2 x 500mg
5 hari
Salmonelosis
Kloramfenikol
4 x 500mg
5 hari
Peflasin
1 x 400mg
7 hari
Siprofloksasin
2 x 500mg
7 hari
C. difficile
Vankomisin
4 x 125mg
7 – 10 hari
metronidazol
3-4 x 1,5-2g
Idem
ETEC
Trimetopin
3 x 200mg
3 hari
Siprofloksasin
1 x 500mg
Idem
Kotrimoksazol
2 x 2 tab
idem
Tuberkulosis
Rfampisin
10 mg/kg BB
Piraazinamid
20-40 g/kg BB
Etambutolol
15-25 mg/kg BB
Streptomisin
15 mg/kg BB
Min 9 bulan
Jamur kandidosis
Nistatin
3 x 500.00 U
2-3 mgg
Protozoa giardiasis
KuinakrinMetronidazol
3 x 100mg1 x 2 g3 x 400mg
7hari3-5 hari7 hari
E. histolytica
Metronidazol
3 x 800mg
7 hari
Cacing Ascaris
Pirantel parnoat
10-22 mg/kg BB(dosis tunggal max 1 g)
3 hari
Cacing tambang
idem
idem
Idem
Trichuris trichioura mebendazol
2 x 100 mg
3 hari