Jumat, 28 Juni 2013

Penyebab Dan Tanda Autis

Penyebab anak autisme memang dari beberapa ahli dan juga penelitian bisa disebabkan karena beberapa faktor pencetusnya. Ketika perkembangan sekarang ini angka kejadian anak menderita autisme cenderung mengalami peningkatan. Gangguan perilaku maupun gangguan otak yang merupakan bagian dari tanda gejala autis seringkali mengiringi dalam hal ini. Meskipun kemampuan dalam bersosialisasi kurang, akan tetapi anak autisme tidaklah bodoh dalam hal tingkat kecerdasannya.

Yang dimaksud dengan pengertian autisme adalah merupakan kumpulan gejala dalam hal gangguan kemampuan berkomunikasi dan bersosial yang berkepanjangan yang tampak pada anak usia tiga tahun pertama, ketidak mampuan dalam berkomunikasi ini diduga mengakibatkan anak penyandang autis senang menyendiri dalam dunianya dan tidak ada respon terhadap orang lain di sekitarnya.

Penyebab Tanda Gejala Anak Autisme

Penyebab autis menurut beberapa pakar dalam dunia kesehatan psikologi menyebutkan bahwasannya karena ada beberapa faktornya yaitu diantaranya :
  1. Pengaruh obat-obatan tertentu yang dikonsumsi oleh para ibu hamil.
  2. Alergi terhadap Makanan.
  3. Faktor Keturunan (Genetik).
  4. Umur orang tua ketika mempunyai anak (usia saat hamil).
  5. Gangguan Perkembangan Otak.
Para peneliti telah menemukan pula bahwa anak-anak dengan ketidakmampuan belajar atau terlambat berkembangnya lebih mungkin untuk mengalami autis. Hal ini juga berlaku bagi anak yang lebih tua yang menderita epilepsi dan juga kecemasan. Namun, anak-anak atau remaja dengan masalah pendengaran di awalnya kurang mungkin dianggap autis di kemudian hari.

Ada beberapa tanda ciri anak dengan autisme yang bisa kita kenali baik dari perilaku dan sikapnya dalam berkomunikasi dan bersosialisasi dengan teman-temannya.
Berikut adalah cara kita mengenali anak dengan gangguan perilaku autisme yaitu :
  • Anak autis akan menunjukkan perilaku kontak mata yang jarang sekali dengan orang lain atau pun dengan teman bahkan keluarga dan orang tuanya. Ini adalah termasuk dalam gangguan interaksi sosial pada autisme.
  • Melakukan gerakan berulang. Penyandang autisme umumnya hanya menyukai satu benda dan akan fokus dengan benda itu secara terus-menerus, biasanya benda yang bisa berputar, contoh mudahnya adalah roda mobil-mobilan. Mereka juga biasanya melakukan suatu gerakan tertentu secara terus menerus dan tanpa ada tujuan, atau disebut juga dengan gerakan stereotipik. Menyukai akan gerakan melompat-lompat.
  • Anak tidak mau berbicara walaupun sebenarnya sudah bisa berbicara atau pun mengeluarkan suara. Beberapa kasus menunjukkan suara yang dikeluarkan sang anak tidak jelas bahkan cenderung ke arah teriakan-teriakan.
  • Sebagian penyandang autisme tidak bisa berbicara. Kalau pun bisa, biasanya isi pembicaraannya tidak jelas, berulang-ulang, dan tidak memperhatikan lawan bicaranya.
  • Tidak ada komunikasi nonverbal (gerakan tubuh), seperti mengangguk untuk mengatakan "ya".
Pengobatan perawatan anak autisme harus dilaksanakan dengan penuh kesabaran dan memerlukan tenaga kesehatan yang benar-benar berkompeten dalam melakukan terapi autisme ini. Bentuk terapi anak autisme ini meliputi dari terapi perilaku, terapi wicara, pengobatan biomedik, terapi makanan dan juga integrasi sensori.

Mengutip pernyataan dari Dr Georgina Gomez-de-la-Cuestan, sebagai pimpinan penelitian aksi dari The National Autistic Society, seperti dilansir melalui dailymail, bahwasannya :
"Autisme adalah sebuah kondisi serius, melumpuhkan dan diidap seumur hidup. Anak yang menderita autis di masa kecil akan tumbuh menjadi dewasa dengan autis. Meskipun tidak ada obat untuk autis, memberikan dukungan, membuat strategi untuk mengelola perilaku dan menciptakan lingkungan baik, dapat membantu anak mengelola kecemasannya dan kesulitan sensoriknya yang berhubungan dengan kondisi autisme."