Jumat, 24 Mei 2013

Sebelas Tanda Bahaya pada Bayi

Sebelas Tanda Bahaya pada bayi Info sehat medis
Bayi meninggal
 Usia rentan seorang bayi adalah sejak dilahirkan hingga 28 hari sesudahnya. Pada masa tersebut, jika bayi mengalami sesuatu kelainan ataupun gangguan maka akan mudah menimbulkan kesakitan hingga kematian. Angka kematian bayi baru lahir di Indonesia sangat tinggi, bahkan yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Sebuah prestasi yang tidak membanggakan. Bayangkan saja, menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2007, sebanyak 401 bayi lahir di Indonesia meninggal sebelum berumur satu tahun setiap harinya. Lebih jelasnya, dari angka tersebut berarti tiap 6 menit ada 1 bayi Indonesia meninggal.

        Sepertiga kasus dari angka kematian bayi terjadi dalam satu bulan sesudah kelahiran. Sebanyak 80% di antaranya terjadi pada minggu pertama. Fakta menyedihkan itu menurut Dr. Budihardja, DTM&H,MPH, Direktur Jenderal Direktur Bina Kesehatan  Masyarakat Depkes RI dipengaruhi oleh banyak factor. Utamanya, hal itu timbul karena daya tahan tubuh bayi baru lahir yang masih lemah, dan pengetahuan para ibu yang masih kurang mengenai bagaimana menjaga kesehatan bayinya.
   
      Dr. Badriul Hegar, SpA(K), Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia, menyebutkan penyebab kematian bayi baru lahir sebagian besar adalah berat badan lahir rendah. Selain itu, infeksi dan komplikasi saat persalinan pun bias menjadi penyebab. Infeksi yang tersering adalah pneumonia (penyakit infeksi paru) dan diare (mencret).
   
        Sebenarnya semua itu menurutnya amat terkait dengan tingkat pengetahuan masyarakat terutama  sang ibu hamil, keluarganya dan tenaga medis. Tingginya kematian anak pada usia hingga satu tahun, juga menunjukkan masih rendahnya status kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Rendahnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak, serta perilaku ibu hamil dan keluarga serta masyarakat yang belum mendukung perilaku hidup bersih dan sehat.
   
       Bila ibu hamil dan keluarganya tidak mengetahui betapa pentingnya merencanakan kehamilan dengan baik, bagaimana menjaga ibu hamil dan janin tetap sehat, melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin ke bidan atau dokter, apa tanda-tanda bahaya dalam kehamilan, dan proses persalinan yang aman, maka bisa berisiko terjadinya kematian bayi baru lahir.
   
      Tenaga medis baik bidan maupun dokter, harus memiliki pengetahuan dokter, harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang proses kehamilan dan persalinan yang baik, bagaimana mendeteksi ibu hamil resiko tinggi, dan alur perujukan yang tepat. Untuk itu amat penting meningkatkan pengetahuan masyarakat umum dan tenaga medis.
    
      Cara menurunkan angka kematian bayi baru lahir di Indonesia sebenarnya yang paling mudah adalah dengan langkah promotif dan preventif, yang bertujuan sebagai pencegahan. Dijelaskan oleh Dr. Hegar, salah satu promosi yang penting untuk terus selalu digalakkan adalah mengenai pentingnya air susu ibu (ASI).  Dimulai dengan insiasi menyusu dini, berlanjut dengan ASI ekslusif. Metode kangguru yang belum lama ini dipopulerkan juga bermanfaat bagi bayi baru lahir dengan berat badan rendah. Pemberian nutrisi yang cukup, imunisasi, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, juga merupakan langkah-langkah pencegahan yang penting dilakukan.
    
     Pemantauan pertumbuhan dan nutrisi, penanganan penyakit pada bayi yang terintegrasi mulai dari puskesmas hingga rumah sakit rujukan, merupakan inti penguatan system kesehatan anak yang diprogramkan. Tenaga medis dan kader kesehatan diharapkan lebih proaktif, posyandu dan puskesmas direvitalisasi, serta membereskan infrastruktur system rujukan pelayanan kesehatan.
   
      Menurunkan angka kematian bayi merupakan salah satu target Millenium Development Goals yang harus dicapai sebelum 2015. Tentu saja itu bukan berarti harus menunggu. Namun  berarti masalah ini harus segera dan terus menerus ditanggulangi. Dr. Budi menyatakan bahwa untuk bisa meningkatkan kelangsungan hidup bayi baru lahir dibutuhkan kerjasama dari banyak pihak.

11 TANDA BAHAYA!
       Bayi baru lahir mudah sakit. Jika sudah sakit maka mudah juga menjadi penyakit yang berat dan serius, bahkan bisa menimbulkan kematian. Gejala sakit pada bayi baru lahir kadang sulit dikenali atau orang tua seringkali tidak mewaspadainya. Padahal dengan mengetahui tanda-tanda  bahaya, maka bayi akan cepat mendapat pertolongan sehingga mencegah terjadinya kematian. Bersumber dari Direktorat Bina Kesehatan Anak Depkes RI, berikut ini adalah tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir.
1.    Tidak mau menyusu atau memuntahkan semua yang diminum. Ini tandanya bayi terkena infeksi berat.
2.    Bayi kejang. Kejang pada bayi baru lahir kadang sulit dibedakan dengan gerakan normal. Jika melihat gerakan yang tidak biasa dan terjadi secara berulang (menguap, mengunyah, menghisap, berkedip-kedip, mendelik, bola mata berputar, kaki seperti mengayuh sepeda) yang tidak berhenti jika bayi disentuh atau dielus-elus, maka kemungkinan itu adalah kejang
3.    Bayi lemah, bergerak hanya jika dipegang. Ini tandanya bayi sakit berat.
4.    Sesak napas (frekuensi napas lebih sama dengan 60 kali/menit).
5.    Bayi merintih. Ini tandanya bayi sakit berat.
6.    Pusar kemerahan sampai dinding perut. Jika kemerahan sudah sampai ke dinding perut, tandanya sudah infeksi berat.
7.    Demam (suhu tubuh bayi lebih dari 37,5 C)  atau tubuh teraba dingin (suhu tubuh bayi kurang dari 36,5 C).
8.    Mata bayi bernanah banyak. Ini dapat menyebabkan bayi menjadi buta.
9.    Bayi diare, mata cekung, tidak sadar, jika kulit perut dicubit akan kembali dengan lambat. Ini tandanya bayi kekurangan cairan yang berat, bisa menyebabkan kematian.
10.    Kulit bayi terlihat kuning, pada hari pertama (kurang dari 24 jam) setelah lahir atau umur lebih dari 14 hari; kuning sampai telapak tangan atau kaki.
11.    Buang air besar/tinja bayi berwarna pucat.


Resources
1. Picture: http://www.metrosiantar.com/2012/kelamaan-menunggu-dokter-bayi-pasien-jampersal-tewas/