Selasa, 28 Mei 2013

dr. Lisa Hasibuan, SpBP(K)


dr. Lisa Hasibuan

Di masa kecil, ia takut melihat darah bahkan bisa sampai pingsan dibuatnya. Maka, ia tidak pernah bercita-cita menjadi dokter atau tukang insinyur. Nyatanya, dr. Lisa Hasibuan, SpBP(K) kini menjadi seorang spesialis bedah plastik.
Awalnya ia ingin mengambil spesialis obgyn, atau spesialis mata. Sekali waktu, ia mengantar saudaranya, dokter spesialis mata, ke seorang hairdresser ternama di Jakarta. Si hairdresser tadi bercerita bahwa ia baru saja melakukan operasi hidung, untuk mempercantik wajahnya. “Hasilnya bagus, saya dioperasi spesialis bedah plastik di Brasil,” katanya. Ia berpikir, mengapa tidak mengambil spesialis bedah plastik saja? Saudaranya mendukung dan menyatakan bahwa mereka nanti bisa berkolaborasi; terutama pada kasus tumor mata.  
Semula ia menganggap, pasien bedah plastik adalah mereka yang bersih dan sehat yang ingin lebih cantik atau ganteng saja. Ternyata, “Kadang saya menangani kasus luka bakar, luka diabetes yang sudah parah, bau dan terkesan sangat kotor,” jelasnya. Kecewa? “O, tidak.” Bahkan sekarang kalau disuruh memilih, ia lebih memilih mengurusi pasien rekonstruksi seperti luka-luka diabetes, luka bakar trauma, dibanding estetik. “Bidang rekonstruksi lebih menyenangkan dan banyak tantanganya.”
Hal rutin yang ia lakukan saat ini adalah bakti sosial operasi bibir sumbing; di Indonesia juga di luar negeri. Merupakan pengalaman yang sangat berharga, ketika bisa membantu pasien bibir sumbing. Ia pernah mengoperasi seorang anak kecil dengan bibir sumbing, yang datang digendong neneknya menggunakan kain. Wajah si anak sengaja ditutupi kain, agar tidak terlihat orang. Sesudah sang cucu diperasi, neneknya dengan bangga berseru, “Waduh, cucuku.” Itu membuktikan bahwa nenek tadi sudah berani menunjukkan kepada dunia, bahwa wajah cucunya sekarang tak perlu lagi ditutup-tutupi. “Itulah kepuasan di bidang rekonstruksi. Saya bisa lebih membantu orang dan kepuasan itu tidak bisa dibayar dengan uang berapa pun.” 
Hobinya joging, membaca buku dan travelling. Ia membaca untuk meng-upgradepengetahuan di bidang bedah plastik. Mengenai travelling, dari sekian banyak tempat di dunia yang pernah dikunjungi, tempat favoritnya tetap di Indonesia. “Tidak ada negeri sekaya dan seindah Indonesia.”  Ia ingin melihat spot lain di Indonesia yang masih jarang dikunjungi. (ant)